40. 〣 MEREKA 〣

65K 7.7K 478
                                    

♡HAPPY READING♡

Lelaki dengan perawakan tinggi itu hanya bisa terkekeh, sambil menatap dengan geli pada seorang gadis, yang sedang menghentakan kakinya, dengan tangan masih fokus menyapu dedaunan kering di lapangan dengan asal .

"APA LO?! GUE SUMPAL YA MULUT LO PAKE DAUN!", pekik Rexanne, menunjuk Alaric dengan sapu lidinya.

"Hm?, kamu nggak nurut ya sama Ala?, pake Lo-gue hm?, kamu mau Ala cium lagi?", ujar Alaric dengan senyum manis, sambil melangkah pelan dengan tangan di belakang tubuh, ke arah Rexanne.

"Stop, stop disitu. Nggak boleh dekat-dekat", ujar Rexanne dengan mengangkat tangan ke depan.

"Lohh kenapa sayang?, Ala kan cuman mau dekat kamu", ujar Alaric dengan senyum kelewat lebar, membuat Rexanne merinding saja.

"Y-ya ngg-ak bo-leh, g-gue eh aku ma-ksa", ujar terbata Rexanne.

"Oke bagus, Rexnya Ala kan tambah manis kalo nurut", ujar Alaric membuat Rexanne membuang muka, sambil melanjutkan pekerjaannya.

Alaric terkekeh sambil menggeleng pelan, lelaki itu menghela napas menatap pekerjaan Rexanne yang tidak ada beres-beresnya. Lihat saja, gadis itu bukan mengumpulkan dedaunan dengan sapu, malahan membuat daun itu terbang ke segala arah, dengan dirinya yang hanya mengesek-gesekan sapunya ke bawah.

Rexanne dalam hati sudah mengumpat banyak, dan mengabsen seluruh penghuni hutan rimba, yang ia arahkan kepada lelaki yang sudah menjabat sebagai pacarnya. Eh pacar? Memikirkan itu saja sudah membuat jantungnya kembali bersenam aerobik.

Rexanne memekik, saat sebuah tangan ikut memegang sapunya dari belakang. Gadis itu menahan napas saat merasakan napas hangat di tengkuknya. Gadis itu ingin menoleh, namun terhenti saat suara berat menyapa gendang telinganya.

"Nggak usah berbalik cantik, ntar Ala kebablasan. Sini biar Ala ajarin cara nyapu yang bener", ujar Alaric yang berada tepat di belakang Rexanne.

Jika dilihat dari jauh, Rexanne seperti dipeluk Alaric dari belakang.

"Gue eh aku bisa sendiri, lepasin", ujar Rexanne berusaha melepaskan tangan Alaric yang sudah mulai menuntunnya, menyapu dedaunan.

"Yaudah", ujar Alaric santai, yang mulai melepaskan dirinya di dekat gadis itu.

"Tapi sayang, cantiknya Ala. Kamu istrahat dulu, biar Ala yang lanjutin. Itu wajah kamu memerah keringetan. Duduk di sana yaa", ujar Alaric sambil menunjuk bangku di bawah pohon tak jauh dari tempat mereka tampaki.

'ANJING LO! LO PIKIR GUE MEMERAH KERINGETAN GINI CUMAN KARENA CAPEK?!, ITU KEBANYAKAN GEGARA LO ASU!!! ARGGGHH'

Rexanne dengan wajah yang sudah masam, langsung melempar begitu saja sapu lidinya, kemudian berjalan ke bangku panjang di bawah pohon rindang.

Dari situ Rexanne bisa melihat Alaric dengan sigap, mengambil alih pekerjaannya, sambil sesekali mengusap peluh yang mengalir di dahinya. Gadis itu tidak pernah sedetikpun melepaskan pandangannya dari lelaki itu.

Alaric mengusap keringatnya, kemudian membuka dasinya, disusul dengan lelaki itu berjalan ke arah Rexanne, sambil membuka baju sekolahnya, menyisakan kaos hitam besar.

REX-Nya ALA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang