09. 〣 DATING 〣

126K 12.4K 794
                                    

♡Happy Reading♡


"Ma...MAMA! HUWAAA MAMA...."

Olivia berlari menuju lantai atas, meninggalkan dapur saat mendengar teriakan Irina yang menggelar.

"Sayang kamu kenapa? Apa yang terjadi?", ujar khawatir Olivia dengan mengecek seluruh bagian tubuh putrinya yang sedang tersenyum lebar.

"MAMA YEYYY, Alaric ngajak Irina dating Ma, ngerayain hari jadian kami yang ke dua bulan", ujar Irina menunjukkan obrolannya dengan Alaric menggunakan aplikasi message. Gadis itu melompat-lompat dengan girang.

"Sayang, jangan melompat. Kaki kamu belum sembuh total. Udah yaa, sekarang anak Mama ganti baju, sekarang kan?", ujar Olivia dibalas anggukan oleh Irina.

Irina dengan semangat membongkar isi lemarinya yang penuh dengan tumpukan baju yang sebagian bahkan belum pernah dipakai. Gadis mungil itu mencocokan beberapa macam gaun pendek pada tubuhnya sambil berkaca di depan cermin.

"Irina pake baju apa ya? Emm, tanya Easter deh", gumamnya sambil membuka ponselnya mencari satu kontak temannya yang ahli dibidang style.

Me

Eas?

Easter

Iya Ir, apa?

Me

Mau nanya Eas, pakaian yang cocok buat date kek gimana? Soalnya Alaric mau ngajak aku jalan, tapi bingung mau pakai apa:(

Easter

Long dress bewarna kuning Ir, recommend banget:) Sepatunya bisa flat shoes warna merah, rambutnya bisa diikat satu"). Cocok banget buat kamu yang cutie♡

Me

Oke.

Irina meninggalkan room chet nya dengan Easter, dan mulai mengeluarkan long dress sesuai perkataan Easter. Setengah jam kemudian, gadis itu sudah siap dan sekarang menatap pantulannya di cermin full face.

"Kok keliatan aneh sih? Tapi kata Easter bagus buat aku yang imut", gumamnya dengan risih.

Sementara di sisi lain, Rexanne dengan lihai mencampur bubuk kopi dengan bahan lain untuk membuat dua cangkir kopi Cappuccino dan dua Caffe Latte, untuk dua orang pasangan yang baru saja menduduki bangku seberang sana.

Matthew sedari tadi pergi keluar untuk mengantarkan orderan. Selain jual di tempat, cafe dengan logo atau nama 'Sweet coffee' milik lelaki bernama Aiden itu juga melayani pesanan online yang langsung antar ke pelanggan.

Sang pemilik sedang sibuk di kursi samping Rexanne, ia membuat laporan keuangan mengingat sekarang adalah akhir bulan. Lelaki dengan rambut cokelat dan mata dark green itu, sesekali mengalihkan pandangan pada kalkulator dan menulis angka tertera di dalamnya ke sebuah map.

Aiden, dia adalah lelaki mandiri yang hidup sendiri, lelaki dengan prinsip terus bekerja untuk kesembuhan ibunya, keluarga satu-satunya, yang sedang berbaring dari lima tahun lalu di rumah sakit karena riwayat penyakit jantung.

Setelah menghitung pemasukan berupa laba, lelaki itu mencocokkannya dengan grafik dari bulan lalu. Senyumnya mengembang saat grafik labanya bulan ini meningkat 5%.

REX-Nya ALA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang