Arsen dan Jeffrey lagi nongkrong di warung ko Kun mereka lagi heboh membicarakan teror hantu tok tok yg terjadi di komplek belakangan ini bang Benny yg jadi korbannya sama beberapa tetangga
Hantu tok tok sendiri adalah hantu yg kehadirannya ditandai dengan suara ketukan pintu dimalam hari dan jika kita membukakan pintu maka mara bahaya akan menghampiri si pemilik rumah mulai dari sakit, musibah, hingga kematian
Arsen sendiri tidak begitu percaya mengingat belum pernah mengalami kejadian horor secara langsung meski anak-anaknya bisa melihat mereka yg tidak terlihat tapi selama ini tidak ada kejadian horor yg mereka alami
"Ceritanya itu kayak apa sih Jun kok bisa-bisanya Indra anaknya bang Sean jadi korban" Jehan bertanya kejadian lengkapnya
"Jadi malam itu kan gue sama anak-anak kos masih melek tiba-tiba istrinya bang Sean teriak-teriak minta tolong kita kesana sama banyak warga kan waktu sampai si Indra udah muntah segala benda aneh terus bang Sean kayak lemes pandangannya kayak kosong gitu
istrinya bilang mereka jadi gitu setelah buka pintu gak lama setelah denger ada yg ngetuk terus bang Sean teriak-teriak ketakutan tapi waktu istrinya cek gak ada orang nah si Indra yg turun gara-gara teriakan ayahnya langsung cari keluar siapa yg tadi ketuk pintu mana waktu manggil pake nada nyolot mungkin hantunya marah"
"Tapi katanya bang Benny juga jadi korban" Doni ikut menimpali
"Iya tapi itu malam berikutnya setelah keluarga bang Sean kejadiannya hampir sama ada yg ngetuk pintu waktu itu bang Benny gak langsung buka takutnya kejadian kayak bang Sean kan
sebelum buka pintu bang Benny tanya siapa yg ada diluar tapi gak ada jawaban karena curiga dia ngintip dari jendela karena gak keliatan orangnya tapi suaranya masih ada bang Benny gak buka pintu eh besoknya dia sakit waktu dibawa ke dokter keadaannya baik-baik aja gak ada yg salah sama tubuhnya"
"Gimana terus itu kabar bang Benny sama yg lainnya" ko Kun bertanya
"Semuanya baik-baik aja ko setelah di panggilin ustadz buat rukiah mereka semua" jawab Juna
Kosan tempatnya tinggal dekat dengan rumah bang Benny jadi tau kejadian sebenarnya seperti apa sejak kejadian itu banyak yg jadi korban tapi karena udah tau kalo itu hantu beberapa gak kena dampaknya kayak bang Sean sama bang Benny
"Kayaknya kita harus hati-hati" nasehat ko Kun
"Ini sebenarnya nyata gak sih" Arsen masih ragu walau yg cerita saksi mata langsung tapi kalo kejadian kayak gini agak sulit dipercaya
"Percaya gak percaya mereka itu ada sen kita hidup berdampingan sama mereka" Arsen setuju dengan ko Kun di dunia ini tidak hanya yg terlihat saja yg hidup mereka yg tidak kasat mata juga ada
"Kejadian kayak gini itu bikin parno takut buka pintu malam-malam kalo ada yg ngetuk pintu" Hartono bergidik ngeri
"Bener mau buka pintu takutnya hantu kalo gak dibuka takutnya orang yg lagi butuh bantuan" Juna ikut menimpali
"Daripada teror hantu mending maling seriusan soalnya kita bisa ronda buat jaga kompleks" ucapan Arsen disetujui yg lain
"Apa gimana kalo kita ronda ajak pak ustadz jadi waktu ketemu sama setannya biar langsung di doain"
"Tolol banget sih abangku" cibir Arsen mendengar usul Jeffrey
Mana ada setan muncul kalo dicari apalagi kalo sama pak ustadz mereka pasti bakal menjauh atau kabur biar gak kena usir setan itu jarang banget muncul dihadapan orang yg berani atau imannya kuat
*
*
*
*
Ini sudah malam Arsen sama anak-anak lagi siap-siap tidur entah kenapa anaknya ngajak tidur bareng padahal sejak masuk SD mereka udah gak mau tidur ditemenin lagi sama ArsenMungkin anak-anak takut sama hantu yg lagi jadi perbincangan hangat di kompleks makanya takut tidur sendirian apalagi mereka kan lebih peka sama mereka yg tidak terlihat
"Sikat gigi udah cuci tangan sama kaki udah sekarang waktunya tidur" Arsen menggiring tiga anaknya untuk naik ke kasur menyelimuti mereka lalu membacakan dongeng pengantar tidur
Setelah anak-anak tidur Arsen turun dengan perlahan menuju sofa masih ada pekerjaan yg harus diselesaikan dan deadline nya besok mau tidak mau Arsen harus lembur malam ini
Arsen mulai mengerjakan pekerjaannya ditemani secangkir kopi dan gorengan yg tadi dibelinya di warung ko Kun
Terlalu larut dengan pekerjaannya Arsen tidak sadar jika sudah tengah malam mengistirahatkan tubuhnya sejenak sebelum menyusul tiga putranya untuk pergi tidur
"Gak masalah lah udah gak anget penting masih bisa dimakan" Arsen memakan satu bakwan jagung ditambah ada sambal petis
Saat sedang asik makan gorengan tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu Arsen langsung mendengarkan dengan seksama dari mana asalnya sambil terus mengunyah tempe mendoan
"Ini asalnya dari pintu depan gak sih?" Arsen bertanya ke dirinya sendiri
"Papa" Arsen menoleh ternyata tiga putranya terbangun
"Ada apa dek?" Arsen mendekati ketiganya
suara ketukan itu masih terdengar jelas Arsen tidak ingin anaknya ketakutan jadi dia harus tetap tenang
"Jangan buka pintu pa itu bukan orang" Alkana memegang tangannya
"Gak usah takut ada papa disini" Arsen memeluk ketiganya
"Papa bisa telfon om Jeff gak sama yg lainnya takutnya mereka diganggu juga" Alkuna menatapnya penuh harap
"Iya papa telfon yg lain kalian baca doa ya biar hantunya pergi"
Walau malas harus menelfon ayah dan saudaranya Arsen tetap melakukannya di bungsu pasti khawatir dengan yg lainnya
"Ada apa sen malam-malam telfon ayah"
"Tau ini bocah padahal kita satu rumah pake telfon segala"
"Gak jelas banget deh bang tengah malam telfon"
Arsen melakukan panggilan video grup biar gak ribet males harus nelfon satu-satu ponselnya ditaruh didepan disandarkan pada bantal disamping kirinya ada Alkana dan disamping kanan Alkena Alkuna duduk ditengah pangkuannya
"Kalian denger ada suara ketukan pintu gak?"
Semuanya kompak menegang raut wajah yg sebelumnya menahan kantuk sekarang jadi panik dan ketakutan suasana mendadak jadi mencekam
"Sen ini suara ada dari tadi tapi gak ayah gubris semua pelayan udah ayah minta buat gak buka pintu atau jawab"
"Kita ngalamin hal yg sama bang gue sama Satya gak bisa tidur gara-gara suara ini"
Tiba-tiba panggilan video milik kakaknya mati begitu saja Arsen dan yg lainnya panik mencoba menghubungi Jeffrey
"Ini si Jeffrey ngapain pake dimatiin segala panggilannya"
"Bang coba cek bang Jeff coba siapa tau dibawa sama hantu"
Arsen menatap anak-anaknya meminta persetujuan dari mereka untuk melihat keadaan omnya tapi ketiganya kompak menggeleng rusuh tidak ingin ditinggal
"Anak gue gak ada yg mau ditinggal"
"Om Jeff baik-baik aja gak lama..."omongan Alkuna terpotong
pintu kamar Arsen terbuka menampilkan Jeffrey yg mengenakan piyama dengan rambut acak-acakan terlihat sekali jika baru bangun tidur
"Kalian baik-baik aja kan?" Mereka kompak mengangguk
Jeffrey ikut bergabung tangannya terulur untuk membawa Alkena ke pangkuannya dua orang dewasa itu memeluk ketiga bocah itu agar tenang
Malam itu benar-benar mengerikan bagi Arsen dan keluarganya suara ketukan pintu itu bertahan cukup lama Jeffrey yg sudah terlanjur kesal berkeinginan untuk membuka pintu tapi ditahan tiga keponakannya
Suara ketukan pintu membuat mereka tidak bisa tidur nyenyak suaranya terdengar keseluruh kamar seakan suara itu tidak jauh padahal jarak pintu cukup jauh dari kamar yg ada dilantai dua
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidrokarbon
FanfictionIni kisah keseharian bapak Jevano Arsen Djuanda dan ketiga putra kembarnya yg minim ahlak