Arsen sekeluarga mengadakan pengajian yg mengundang anak yatim dan pak ustadz setelah mengalami teror dari hantu tok tok yg membuat mereka tidak bisa tidur semalaman
Anak-anak kosan ikut membantu menyiapkan acara ada yg mengelar tikar ada yg membantu menyiapkan makanan untuk nanti dibagikan untuk jadi bingkisan
Pengajian nantinya akan dipimpin ustadz Taufik pengurus pondok pesantren Al hidayah untuk anak yatim Arsen mengundang mereka dari panti asuhan yg ada didekat sini
"Ini udah siap semua apa belum?" Arsen melihat ke dapur
"Belum masih banyak ini yg dimasak" balas Jasmine yg bertugas mengurus dapur dan makanan yg akan dimakan setelah pengajian
Jasmine memasak tidak sendiri melainkan dibantu ibu-ibu kompleks lumayan buat Arsen jadi irit biaya buat sewa orang masak
Karena semuanya sudah siap hanya tinggal menunggu makanan saja Arsen memilih menghampiri bapak-bapak yg lagi asik ngopi di teras rumah padahal tadi udah disuruh buat ngopi di dalam
"Sen katanya kamu kemarin diganggu juga ya sekeluarga?" Pak ustadz yg baru datang ikut nimbrung sama bapak-bapak
"Iya pak ustadz kejadian kemarin malem saya abis lembur terus waktu lagu asik makan gorengan tiba-tiba ada suara ketukan pintu, awalnya saya pikir itu abang saya yg iseng tapi waktu didengar lebih jelas lagi asalnya dari depan"
"Langsung buka pintu gak waktu itu?" Bang Benny bertanya dengan penasaran soalnya dia juga mengalami hal yg serupa
"Gak soalnya agak aneh aja ada yg kerumah terus ketuk pintu anak-anak juga gak ada yg mau ditinggal Kana bilang kalo itu bukan orang"
"Gak aneh lah sen kalo Dateng kerumah orang terus ketuk pintu" celetuk Haris
"Iya kalo rumah orang normal itu wajar tapi kalo rumah Arsen mah gak, mau hancur itu tangan gedor-gedor pintu yg segede itu"
Benar juga apa yg dibilang bang Benny rumah Arsen itu terbilang paling besar di komplek ini pintunya juga terbuat dari kayu jati kualitas tinggi dan tebalnya sekitar 4cm
"Tapi bang suara waktu itu kedengaran jelas banget"
"Wajar sen yg ngetuk kan bukan manusia tapi hantu"
"Udah jangan ngomongin hantu terus sekarang kita mulai aja pengajiannya sekarang"
"Tapi makanannya belum selesai pak ustadz" Arsen mengatakan itu mengundang tawa pak Taufiq
"Kita mau pengajian sen bukan buat makan-makan jadi gak ada pengaruhnya makanannya udah siap belum" Arsen terkekeh mendengar penuturan ustadz Taufiq
Pengajian dimulai semuanya tampak kusuk tidak ada yg asik ngobrol sendiri waktu pengajian semuanya hening hanya lantunan ayat suci yg terdengar
Bahkan anak-anak yg biasanya ribut juga ikut anteng membaca Al Qur'an walau masih belum lancar tapi setidaknya mereka sudah berusaha
*
*
*
*
Selesai acara pengajian sekarang waktunya makan-makan rasa antusias dan kebersamaan benar-benar terasaSangat jarang bisa berkumpul seperti ini di hari-hari biasa karena semuanya pasti sibuk bekerja atau melakukan kegiatannya masing-masing
"Heh diam bocil jangan ribut" Satya menegur keponakannya yg berebut donat
"Tapi Alken duluan yg mulai dia ambil donat Nana"
"Ih enggak Alken kan ambil donat yg di piring
"Tapi itu punya Nana kenapa Alken ambil!" Alkuna berteriak tidak terima
"Kata siapa disini gak ada nama Nana"
Alkuna menangis karena kesal bukan sekali ini saja Alkena mengambil makanan miliknya padahal sudah dibagi rata
"Jangan nangis cil malu dilihat orang" Satya langsung menggendong Alkuna yg menangis
Satya membawanya keluar untuk melihat anak-anak lain yg bermain dihalaman luas rumah kakaknya
"Kok gitu aja nangis sih katanya mau jadi anak yg kuat"
"hiks hiks Alken nyebelin dia ambil donat Nana"
"Kan masih banyak donatnya Nana bisa ambil lagi"
"Tapi yg hiks hiks coklat udah abis tinggal satu hiks hiks Alken selalu gitu suka ambil punya Nana hiks hiks padahal kan papa udah bagi ke kita hiks hiks Nana benci Alken"
"Nana gak boleh gitu seharusnya kita bersyukur punya saudara ada loh orang yg mau punya saudara kayak Nana tapi gak dikasih sama tuhan"
"Emang ada ya yg kayak gitu bang"
"Nana lihat kan tadi temen-temen yg datang ke sini mereka kurang beruntung karena mereka gak punya keluarga" Satya mengelus rambut Alkuna
"Mereka gak punya keluarga?"
Satya mengangguk anak-anak itu kurang beruntung tapi mereka masih tetap bisa terlihat bahagia seperti anak-anak lainnya yg memiliki keluarga
Alkuna sudah berhenti menangis bocah itu langsung pergi bermain dengan anak-anak lain bersama dua saudaranya mereka kembali akur
Satya jadi rindu saat jadi anak-anak tidak perlu memikirkan masalah yg mereka alami hanya main dan bermain yg ada dipikiran mereka tidak ada perasaan benci atau dendam di hati polos mereka
Jadi anak-anak adalah moments yg paling membahagiakan bisa tertawa lepas bersama meski baru saja bertengkar seakan tidak ada perselisihan yg terjadi
Jadi orang dewasa itu sulit harus memikirkan banyak hal apalagi jika menyangkut masa depan Satya selalu mendapat nasehat dari ayah atau abangnya agar berhati-hati dalam bertindak agar tidak menyesal di kemudian hari
Satya merasa jika apa yg mereka katakan itu benar dia sering bertemu dengan banyak orang yg menyesali masalalu nya contohnya abangnya mereka berdua menyesal telah melakukan kesalahan dimasa remaja bukan kesalahan sebenarnya mereka hanya kurang tepat dalam mengambil keputusan
Arsen yg harus jadi orangtua tunggal bagi si kembar tiga dan Jeffrey yg harus jadi duda karena perceraian mereka menyesal telah mengambil keputusan besar saat masih muda dimana emosi masih labil dan belum terkontrol
Satya tidak ingin mengulangi kesalahan yg keduanya perbuatan cukup sampai di mereka saja jangan sampai dia dan kembarannya mengikuti jejak sang abang untuk menikah dan memiliki anak di usia muda
Karena dia tidak yakin bisa seperti kedua abangnya terutama Arsen yg bisa jadi orang tua yg baik untuk ketiga anaknya Satya tau jadi orangtua itu adalah hal yg sulit kita harus menurunkan semua ego yg kita punya agar bisa mendidik mereka dengan benar
Sangat sulit untuk menjadi orangtua hingga diluar sana banyak yg gagal melakukannya entah apapun alasannya seperti perceraian, orangtua yg sibuk, atau bahkan karena faktor berbeda pendapat dengan sang anak yg membuat hubungan jadi renggang
Satya memang masih remaja tapi dia sudah melihat hal seperti itu sering terjadi teman-temannya ada yg mengalaminya itu membuatnya merasa beruntung karena meski ibunya sudah tiada mereka tidak ada yg kekurangan kasih sayang atau kehilangan salah satu sosok orang tua
Ayahnya sebisa mungkin membuatnya tidak merasa kurang kasih sayang seorang ibu karena waktunya bersama sang ibu yg dibilang lebih singkat dibanding abangnya
Ibunya meninggal di usia mereka yg baru dua belas tahun karena kecelakaan beruntun yg terjadi di jalan saat ingin mengunjungi neneknya yg sedang sakit di Bandung
Mobil yg ditumpangi ibunya ditabrak oleh mobil truk kontainer yg sopirnya ternyata sedang dalam pengaruh obat-obatan terlarang hingga menyebabkan kecelakaan beruntun yg menewaskan tiga belas orang ibu dan sopir keluarganya jadi korban tewas
*
*
*
*Aku cuma mau bilang kalian harus hati-hati dalam bertindak agar suatu saat kalian gak nyesel atau merasa gagal karena apa yg kalian lakukan hari ini bisa jadi itu akan berpengaruh pada masa depan kalian 🙂

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidrokarbon
FanfictionIni kisah keseharian bapak Jevano Arsen Djuanda dan ketiga putra kembarnya yg minim ahlak