bayi kecebong

715 68 0
                                    

Si kembar tiga baru saja pulang dari lapangan mereka sedang perjalanan pulang saat di depan rumah om Benny mereka berhenti karena tergoda buah rambutan yg sudah matang berwarna merah

Pohon rambutan milik om Benny itu tumbuh sampai keluar pagar rumah jadi jika berbuah dan sudah masak pasti akan sangat menggoda orang untuk memetiknya dan memakannya dan hak itu yg dialami si kembar tiga

Mereka berdiri menatap buah rambutan yg mencuat keluar pagar mereka takut untuk minta om Benny takut di nyinyirin om Benny kan mulutnya kaya emak-emak

"Siapa yg mau ijin om Benny?" Alkana bertanya pada kedua adiknya

"Kamu kita temenin"

"Kok aku sih Al suruh Nana pasang muka melas ke om Benny"

"Gak akan mempan yg ada aku yg di nyinyirin sama dia, aku gak mau takut"

"Terus gimana dong aku juga takut"

"Gimana kalo kita ambil yg diluar pagar biar gak ketauan om Benny"

"Jangan nanti dimarahi"

"Nana setuju sama Alkena daripada di nyinyirin om Benny mending ambil yg diluar pagar"

"Terus gimana ngambilnya manjat gitu!"

"Iya itu kan tinggi"

Setelah berunding mereka sepakat untuk memanjat pagar rumah om Benny untuk mengambil buah rambutan yg sudah matang sebenarnya itu bahaya soalnya pagar rumahnya itu tajam di bagian atasnya

Mereka sudah mendapat beberapa buah yg langsung dilempar ke bawah nanti jika mereka turun baru dikumpulkan mereka tidak tau jika om Benny baru pulang dari warung

"Oi kalian ngapain!" Si kembar tiga kaget saat mendengar suara om Benny

"Hehehe kita lagi ambil rambutan om" Alkena meringis saat melihat om Benny berdiri dibawah dengan berkacak pinggang

"Turun kalian!"

Si kembar patuh mereka turun dengan hati-hati sebenarnya untuk mengulur waktu takut mereka kalo dimarahi om Benny gara-gara ambil rambutan tanpa ijin

"Om tanya kalian ngapain manjat pagar rumah om?"

"Kita mau ambil rambutan om" Alkuna menjawab pertanyaan om Benny

"Kenapa gak izin dulu kalo mau minta rambutan om?"

"Kita takut soalnya om Benny suka nyinyir" Alkena langsung menutup mulutnya yg keceplosan

"Kalo kalian minta om kasih, kalian manjat pagar itu bahaya kalo jatuh bisa luka terus kalian lihat ujung pager itu tajam kalo kalian kena itu terus luka parah gimana"

"Maaf om kita salah" si kembar tiga menunduk saat dimarahi

"Kalian mau rambutan ayo ikut om masuk" sebelum masuk si kembar mengumpulkan rambutan yg tadi sudah diambil

Mereka menunggu om Benny yg ngambil rambutan mengunakan galah ditemani istrinya tante Teresa

"Kalian tadi habis main dimana kok kucel banget?" om Benny menghampiri mereka dengan membawa banyak buah rambutan

"Habis cari kecebong di sawah belakang komplek sebelah om"

"Mau dibuat apa kalian cari kecebong?"

"Buat adik om, kata opa kecebong bisa jadi bayi Nana kan mau adik makanya kita cari kecebong buat di pelihara sampai jadi bayi"

Benny benar-benar tidak mengerti jalan pikiran bocah-bocah ini gimana ceritanya kecebong bisa jadi bayi kecebong kan anak kodok otomatis besarnya jadi kodok

"Siapa yg ngasih tau kalian kalo kecebong bisa jadi bayi?"

"Om Yudha juga bilang dulunya kita juga kecebong terus dirawat papa jadi gede kaya sekarang"

Benny paham sekarang ini rupanya ajaran si setan Yudha dan Jeffrey mereka menyesatkan anak yg masih polos padahal kecebong yg dimaksud Yudha bukan anak kodok tapi kecebong bapaknya salah gaul rupanya anak-anak ini
*
*
*
*
Si kembar tiga pulang ke rumah dengan membawa satu kresek berisi rambutan yg tadi di berikan om Benny

Alkena dan Alkuna membawa kresek yg berisi rambutan sedangkan Alkana membawa kantong plastik yg berisi kecebong

"Na jangan dimakan terus nanti abis aku gak kebagian" Alkena mengambil kresek yg dibawa Alkuna

"Nana kan masih mau makan Alken"

"Sabar nanti dirumah aja" Alkuna cemberut mendengar itu

Mereka menaruh rambutan di meja makan lalu pergi ke aquarium ikan yg ada di ruang tamu untuk menaruh kecebong yg mereka tangkap

Saat mereka memasukkan kecebong itu pada ikan langsung memakannya membuat si kembar tiga syok melihat ikan-ikan itu dengan brutal memakan kecebong yg baru saja mereka masukkan

"Kalian ngapain di depan aquarium" Arsen yg baru pulang kerja melihat ketiga anaknya sedang berdiri di sekitar aquarium

Tapi bukannya mendapat jawaban mereka malah kompak nangis membuat Arsen bingung dan panik

"Kok malah nangis kalian kenapa?"

"Papa kecebong nya dimakan ikan hwuaa Nana gak jadi punya adek"

"Ikannya jahat papa hwuaa"

"Hwuaa buang ikannya atau goreng aja"

Arsen memijit pelipisnya pusing mendengar suara tangisan yg saling bersahutan masalah kecebong ternyata

"Udah jangan nangis nanti papa cariin yg banyak kecebong nya"

Tangisan mereka mulai berhenti walau masih terisak setidaknya tidak sekencang tadi Arsen mengendong mereka bersamaan untuk duduk di sofa

"Kalian sebenarnya mau ngapain pelihara kecebong"

"Buat adik baru" Arsen tidak paham apa hubungannya kecebong dengan adik baru

"Papa gak paham dek"

"Gini lho papa kita cari kecebong buat di pelihara nanti kalo udah gede bakal jadi adek bayi gitu aja masa papa gak ngerti dasar stupid" Alkena menjelaskan maksud mereka

"Kata siapa bayi itu dari kecebong sawah anak monyet! Kecebong sawah gedenya ya jadi kodok gak akan jadi manusia emangnya dia itu pangeran kodok" Arsen gemas sendiri dengan pemikiran absrut anaknya

"Kata opa sama om Yudha kecebong bisa jadi manusia kita dulunya juga dari kecebong papa"

Tolong ingatkan Arsen untuk tidak menitipkan si kembar pada ayah dan omnya nanti bisa-bisa mencemari pikiran anak-anak monyetnya bisa-bisa mereka besar sebelum waktunya

"Gak mungkin lah dek kalo kecebong ya kalo gede jadi kodok"

"Terus kalo bayi dibuat dari apa?"

"Telur sama tepung nanti dipanggang" jawab Arsen asal

Dia pulang kerja capek pengen istirahat tapi malah di kembar bikin pusing dengan pertanyaan random mereka yg sayangnya tidak bisa Arsen jawab

"Ini rambutan dari siapa dek" Arsen bertanya saat melihat satu kresek rambutan di meja makan

"Kita di kasih om Benny" Arsen menatap ketiganya penuh rasa curiga

"Kalian beneran di kasih kan gak nyuri"

"Papa gak boleh asal tuduh kita beneran di kasih kok"

"Papa kalo asal tuduh nanti bisa masuk penjara loh"

"Kata pak ustadz juga asal tuduh itu gak baik dosa"

"Udah lah terserah kalian papa pusing" Arsen menyerah

Anaknya masih bayi kok bahasanya udah tinggi banget pasti karena kebanyakan gaul sama mahasiswa yg nongkrong di warung ko Kun

HidrokarbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang