Arsen terbangun karena suara alarm yg memenuhi seisi rumah semalam sebelum tidur dia meminta anak-anaknya untuk memasang alarm agar tidak terlambat bangun dan tertinggal pesawat yg akan membawa mereka pulang
Setelah merenggangkan ototnya yg kaku dia bangkit membangunkan tiga buntutnya saat masuk kamar dia kaget saat ketiganya sudah bangun walau masih mengantuk dan sesekali menguap
"Ayo mandi bersama" ketiganya patuh turun dari rajang masing-masing
Mungkin efek mengantuk Alkuna yg tidur di ranjang paling atas sempat terjatuh saat akan turun anehnya anak itu bahkan tidak bereaksi apa-apa selain kaget saat papa dan kembarannya memekik kaget
"Nana kalo turun hati-hati dong kalo jatuh bahaya bisa lepas nanti kepalamu" yg diomeli hanya cengengesan
Alasan Arsen memandikan mereka bersamaan adalah agar tidak membuang banyak waktu karena anak-anaknya ini suka sekali main air terutama Alkena
Memandikan tiga anak yg tidak bisa diam adalah hal yg merepotkan ada saja tingkahnya yg membuat Arsen harus lebih banyak bersabar
Seperti kali ini saat dia memandikan Alkena si sulung dan bungsu malah bermain dengan shower dan busa sabun membuat Alkana yg baru saja selesai mandi tertutup sabun lagi sedangkan Arsen harus pasrah karena bajunya basah semua dan memandikan si sulung 2 kali
"Alken udah selesai langsung keluar kamar mandi pake minyak telon sama bedaknya papa mau mandiin dua curut ini dulu"
Pertama-tama dia membersihkan Alkana dari busa sabun lalu setelah bersih dia disuruh keluar menyusul kembarannya sekarang tinggal Alkuna yg harus mandi
Karena waktunya mepet dia memasukkan si bungsu kedalam bathtub dan mandi bersamanya setelah dirasa bersih mereka keluar
Mata Arsen dibuat melotot melihat dua anaknya jadi seperti tuyul dengan bedak yg tumpah kemana-mana
"Kalian abis ngapain sih dek masa baru papa tinggal mandi udah berantakan gini kamarnya terus kenapa penampilan kalian kayak tuyul gitu"
"Hehehehe maaf papa" jawab mereka kompak
Arsen menarik nafas dalam-dalam mencoba meredakan rasa kesal yg bercokol di dadanya anaknya semakin hari semakin bar-bar ada saja tingkah mereka
Dengan cepat Arsen memakaikan pakaian pada ketiga anaknya setelahnya langsung berangkat untuk makanan sepertinya nanti akan beli saja di bandara atau minimarket terdekat
"Papa laper kita belum sarapan" keluh Alkena
"Sabar kita nanti sarapan di bandara bentar lagi sampek kok" Arsen mengelus satu-persatu kepala putranya
Di bandara Arsen langsung mengajak putranya membeli makanan cepat saji seperti ramen dan Gimbab yg mudah ditemukan di minimarket yg buka dua puluh empat jam
Dengan telaten Arsen menyuapi putranya bergantian dengan dirinya sendiri dia tadi lupa membawa alat makan milik putranya
"Papa kakak yg di sana kasian ya dari tadi nangis terus" Arsen yg sedang menyuapi Alken menatap kearah yg ditunjuk Alkuna
"Disana gak ada siapa-siapa dek"
"Ada papa Alken lihat juga kok kakak itu nangis padahal cantik banget"
"Udah biarin aja kalian lanjut makan biar gak ketinggalan pesawat"
Arsen paham bahwa yg dilihat si kembar bukan manusia makanya dia gak bisa lihat sejak tau anak-anaknya bisa melihat makhluk halus dirinya sudah biasa mendengar keluhan mereka tentang teman tidak kasat mata anak-anaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidrokarbon
Fiksi PenggemarIni kisah keseharian bapak Jevano Arsen Djuanda dan ketiga putra kembarnya yg minim ahlak