"ngambeknya di tunda dulu sekarang waktunya makan siang"

555 52 4
                                    

Keesokan harinya Adimas dan keluarganya menyiapkan upacara pemakaman Ethan beruntungnya hidrokarbon sudah sehat dan bisa aktif kembali itu membuat semuanya tenang

Semuanya sudah siap dengan pakaian formal berwarna hitam mereka berdiri ditepi kolam untuk memberikan penghormatan terakhir pada Ethan

Saat semuanya melemparkan bunga mawar putih ke kolam hidrokarbon malah melempar plastik jajan bekas mereka sudah jelas tingkah mereka itu membuat semua menatap kaget tatapan tajam mereka layangkan ke arah opanya

"Opa pemakaman seekor ikan lebih mewah dari pemakaman sendiri ya?" Alkana bertanya dengan sinis

"Iya padahal cuma ikan tapi lebih di hormati dari manusia kalo digoreng terus dimakan nanti jadi eek" Alkena menatap penuh kesombongan ke arah kakeknya

"Lebih berharga ikan ya? Daripada kami dimata opa" Alkuna memasang wajah yg seakan tersakiti dengan tangan meremat dada sebelah kiri

"Kalo tau gitu mending semua ikan koleksi opa kita goreng" ancam Alkana

Adimas dan semua orang yg ada disana kena mental break dance ucapan anak-anak ini sangat pedas Arsen sendiri tidak menyangka kalau mereka akan mengatakan itu

Anak-anak itu langsung pergi dari sana entah kemana perginya semua yg ada disana menghela nafas berat pasti semalam bocah-bocah itu mendengar percakapan mereka semalam

"Udah ayo bubar jangan dipikirin bocah-bocah itu paling ngambek bentar doang nanti kalo laper balik pulang" Arsen pergi dari sana udah hafal dengan tingkah anaknya yg kebanyakan drama gara-gara sering diam-diam nonton sinetron ikan terbang

Mereka semua sudah masuk dan beristirahat setalah masalah Ethan sebenarnya ini benar-benar konyol jika dipikirkan ayahnya masih punya banyak ikan lain bahkan ada satu aquarium penuh ikan

Banyak yg memandang si kembar tiga dengan pandangan penasaran, aneh, kagum bagaimana tidak mereka berjalan-jalan dengan pakaian formal serba hitam jika itu malam hari mungkin masih cocok tapi ini pagi hari dan yg memakai anak  kecil lagi

Mereka terus berjalan entah kemana sampai lelah sendiri bahkan Alkena sudah duduk dijalan tidak peduli dengan bajunya yg kotor dengan emang ini anak urat malunya udah putus dari tadi banyak yg lihat mereka miris dikira gelandang kali

"Capek ih kita jalannya udah jauh" keluh Alkena

"Iya panas, haus juga" karena cuaca panas kulit mereka sudah memerah

"Kita balik pulang aja laper akutu" Alkuna cemberut karena lapar yg dirasakan

"Nanti dulu kita kan ngambek gengsi lah beli jajan aja dulu kita kan bawa uang walau dikit" Alkana mengeluarkan uang receh dari sakunya

Mereka memutuskan untuk membeli somay agar bisa kenyang soalnya porsinya cukup banyak setelah itu baru mereka lanjut jalan lagi tapi akhirnya balik pulang soalnya udah laper

"Kita sebenarnya mau kemana sih ini udah jauh dari rumah opa" Alkana sedikit takut saat mereka sudah jauh dari rumah opanya

"Gak tau dari tadi kan kita gak mikir mau pergi kemana" Alkana langsung memukul kepala Alkena sejak tadi mereka jalan gak jelas tujuannya gara-gara si anak tengah

"Pulang aja yuk udah siang ini Nana laper mau makan"

"Jangan pulang dulu gengsi lah kita kan lagi ngambek masa balik minta makan" protes Alkena

"Udah sih ngambeknya di tunda dulu sekarang pulang makan siang"

"Ih Kana pinter deh"
*
*
*
*
Jika kalian pikir Arsen tidak khawatir tentang si kembar tiga maka kalian salah walau tau anaknya akan balik tetap saja dia tidak tenang apalagi si kembar tiga tadi belum sarapan terus ini udah siang tapi belum ada tanda-tanda mereka bakal balik secepatnya

Arsen jadi parno sendiri anaknya di culik soalnya tadi kan keluar pake baju bagus nanti di culik buat dimintai tebusan meski gak yakin penculiknya betah buat ngurus mereka yg tengilnya nauzubillah

"Ini bocah kemana sih udah siang kok belum balik mana tadi belum sarapan lagi" Arsen duduk di teras menunggu anaknya pulang

Arsen segera bangkit saat melihat tiga bocil sedang membuka gerbang

"Kalian kenapa baru pulang siang hah gak laper emangnya" Arsen membukakan gerbang

"Sabar pa marahnya nanti dulu nanti kalo kita udah kenyang baru marahin lagi"

Arsen masuk dengan ketiga buntutnya mengikuti di belakang dia segera menyiapkan tiga porsi makanan untuk anak-anaknya kasian dia tuh tampilan anak-anaknya udah kaya gembel baju yg mereka pakai lecek, bau keringat, kotor kena debu

Adimas yg ke dapur untuk minum kaget saat ada tiga mahkluk berpenampilan dekil sedang makan setelah dilihat dari dekat ternyata cucunya

"Ini kenapa ada rakjel disini?" Adimas  bertanya pada anaknya

"Minta makan"

"Gimana kalian masih mau ngambek baru keluar beberapa jam aja udah jadi kaya gembel gini"

"Kita jadi kaya gini juga lupa nyuri kartu kunci berangkas opa pasti kita lebih kaya sayangnya aja kita lupa"

"Heh emang kalian tau dimana opa nyimpennya?"

"Taulah opa itu nyimpennya di laci bawah aquarium dan kunci laci itu ada di guci samping aquarium yg ada di depan"

Adimas kaget saat cucunya menyebutkan dimana dia menyimpan kunci berangkas padahal tidak ada yg pernah tau dimana dirinya menyimpannya sepertinya mulai sekarang dia harus mengganti tempat menyimpan barang-barang itu

Selesai makan si kembar tiga cuma rebahan di karpet sambil nonton TV para orang tua lagi pada ngobrol di ruang kerja opanya entah ngomongin apa urusan orang dewasa katanya

"Itu mereka ngomongin apa sih lama amat udah ada 2 jam disana gak keluar-keluar" Alkena penasaran dengan apa yg dibicarakan orang-orang itu didalam sana

"Paling bagi-bagi warisan opa kan udah tua takutnya gak ada umur lagi" Alkana langsung menggeplak mulut Alkuna yg  asal jeplak

"Sakit ih"

"Jangan asal ngomong nanti kalo opa meninggal beneran kalo kita mau apa-apa susah papa kan pelit"

"Iya jangan sampai deh opa  meninggoy bisa jadi rakjel beneran kita"

Ceklek

Si kembar tiga kompak menoleh kearah pintu ruang kerja opanya yg terbuka keluarlah satu-persatu orang-orang yg keluar dari sana terlihat tertekan bahkan ada yg seperti orang gila

Yg mereka maksud seperti orang gila itu paparnya soalnya saat keluar rambutnya acak-acakan muka kusut kaya baju belum di setrika dan mulut yg terus mengomel tidak jelas

"Itu ruangan isinya apa sih kok yg keluar dari sana jadi kaya orang gila semua" Alkana dan Alkuna menggeleng tidak tau
*
*
*
*
Malamnya Arsen tidak bisa tidur dia memikirkan permintaan ayahnya tentang mengurus perusahaan game yg ada di Seoul, Korea Selatan sebenarnya sudah lama ayahnya ingin dia segera mengambil cabang yg satu itu

Tapi karena kehadiran si kembar tiga ayahnya menunda dia pergi kesana lalu jika si kembar tiga sudah besar mereka akan pindah Arsen sebenarnya agak ragu umur si kembar baru 6 tahun dua bulan lagi Arsen khawatir mereka tidak bisa beradaptasi disana

Arsen diberi pilihan oleh ayahnya anak-anaknya tetap tinggal disini atau ikut pilihan yg sangat berat menurutnya makanya dia memikirkannya dengan matang

Jika dia meninggalkan si kembar tiga disini makan Arsen akan tidak tau perkembangan anak-anaknya jika dibawa takut tidak bisa beradaptasi mereka disana bukan hanya sebulan mereka disana sampai tidak tau kapan

HidrokarbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang