Terlambat

269 51 6
                                    

sejak seharian bersama dengan putranya Karina jadi lebih sering mengajak mereka keluar entah untuk sekedar jalan-jalan di mall atau mengajak menginap di rumahnya

hari ini Karina berencana untuk mengajak ketiga putranya untuk menonton film yg baru saja rilis dengan bersenandung kecil dia menjalankan mobilnya ke rumah Arsen

senyum manis terus terpatri diwajahnya tapi begitu Arsen membuka pintu senyum itu luntur mantan suaminya itu bilang jika si kembar tidak ada di rumah ketiganya tengah keluar bersama ketiga sepupunya

Alkana yg diajak Renjani untuk datang ke sebuah pameran lukisan, Alkena yg sedang menemani Cantika melihat acara menyanyi dan Alkuna yg sedang bersama Jasmine untuk hunting foto di sebuah festival

"mereka pulangnya kapan Sen?"

"kalo itu aku gak tau mereka kalo udah dateng ke acara itu pasti keasyikan sampai gak mau pulang"

"mereka suka ya sama acara kayak gitu"

"suka banget malah, sejak kecil minat mereka udah kelihatan Alkana yg suka seni, Alkuna yg suka sama musik, dan Alkuna yg suka fotografi kalo kamu tau aku sampai buat ruangan khusus di rumah buat nyimpen barang-barang mereka, mau aku kasih lihat?" Karina menyetujui ajakan Arsen

pria itu mengajaknya masuk kedalam bangunan yg ada dihalaman belakang bangunan itu terpisah dari bangunan utama rumah ukurannya cukup besar jika digunakan untuk menaruh barang

Karina dibuat tercengang dengan isinya bagaimana tidak begitu masuk sisi kanan dan kirinya diapit oleh etalase kaca berisi berbagai alat musik dan berbagai jenis kamera sedangkan bagian depan terdapat banyak lukisan yg terpajang di dinding

"bagian kanan itu punya Alkena sedangkan yg bagian kiri punya Alkuna dan semua lukisan yg ada disana itu semua punya Alkana" Arsen menunjuk bagian dinding yg dipenuhi berbagai lukisan

mereka berjalan semakin masuk kedalam Karina dibuat tercengang dengan beberapa piala lomba yg dimenangkan putranya pada sebuah etalase kaca

"kamu lihat ini foto waktu Alkana jadi juara lomba mewarnai dan kamu tau foto ini Alkuna yg ambil pake hp aku"

"kamu udah kasih main hp ke mereka?"

"gak, aku kasih itu cuma di waktu tertentu cuma untuk mengasah kemampuan fotografi nya aja aku baru kasih semua kamera itu waktu ulangtahunnya yg ke lima tapi bocah itu malah ketagihan jadi setiap ditanya mau hadiah apa setiap ulang tahun dan kenaikan kelas dia akan  minta sebuah kamera"

"lalu bagaimana dengan Alkana dan Alkena?"

"mereka sama liciknya, Alkana pernah meminta cat lukis yg harganya sama dengan motor dan Alkena dia meminta sebuah studio musik"

"kau menurutinya?"

"iya, karena semua yg mereka minta bisa membantu bakat mereka semakin berkembang, dan kamu lihat hasil kerja keras mereka meski hanya mengikuti lomba biasa tapi aku yakin suatu hari Alkana dan Alkuna bisa melakukan sebuah pameran dan Alkena pasti bisa menggelar sebuah konser musik seperti mimpi mereka semua"

"aku gak nyangka mereka masih kecil tapi udah sehebat ini kamu papa yg sukses Sen"

Karina berkaca-kaca melihat ruangan ini dia tidak menyangka jika putranya punya bakat yg hebat

"kita orangtua yg sukses, bakat seni anak-anak itu dari kamu, aku cuma memfasilitasi aja"

Arsen mengakui satu hal jika putranya itu mirip dengan Karina bukan mirip dirinya dari segi bakat tapi untuk segi kepintaran memang anak-anak menurun darinya

sejak dulu jiwa seninya itu sangat buruk jangankan melukis atau menyanyi mengambil foto saja tidak pernah bagus jika meminjam istilah anak jaman sekarang foto yg diambilnya kurang estetik

HidrokarbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang