Happy Reading
🌸🌸🌸
Langkah besar Qiu Han memasuki kediaman Qiu. Napasnya terengah-engah bahkan pelayan yang bekerja langsung menyingkir bila tidak ingin dilindas oleh Tuan Muda kedua.
Qiu Tianyi tiba-tiba muncul di hadapannya. Memperlihatkan raut wajah kesal. "Kakak Kedua, kau akhirnya pulang. Betapa kesalnya aku hari ini karena Kakak Pertama."
Qiu Han menghentikan langkah lalu menatap Qiu Tianyi sembari berdecak. Adiknya yang satu ini hanya tahu mengadu. "Sekesal apa pun kau pada kakak pertama, kau juga tidak bisa membantahnya, begitupun aku. Lebih baik patuhi saja kakak pertama."
Kecewa, Qiu Tianyi merengut. "Itulah yang selalu kulakukan."
"Kudengar adik perempuan masih hidup. Apa itu benar?"
"Lebih tepatnya bangkit dari kematian," ralat Qiu Tianyi memberi penekanan pada kata terakhirnya. "Tabib bilang dia sudah tiada, tapi setelah tabib pergi dia malah bernapas lagi. Kenapa gadis bodoh berotak sempit sepertinya dikaruniai banyaknya nyawa?" tanyanya kesal.
Gerakan mata Qiu Han mengamati sekeliling taman. Untungnya tidak banyak pelayan yang berlalu-lalang di dekat mereka. Akan jadi masalah serius bila ucapan Qiu Tianyi sampai ke telinga orang lain.
Telinga kanan Qiu Tianyi langsung dijewer oleh kakak kedua nya. "Auh! Kak, apa yang kau lakukan? Ini sakit," rengek Qiu Tianyi.
"Lain kali berhati-hatilah dengan ucapanmu. Biar bagaimanapun, Qiu Lingxia adalah adik perempuan kita." Qiu Han memperingatkan dengan suara rendah, takut didengar orang lain.
Ekspresi wajah Qiu Tianyi langsung berubah masam. Kilatan matanya menunjukkan ketidaksenangan. "Siapa yang mau mengakuinya sebagai adik? Ayah bahkan merasa jijik saat melihatnya."
"Di mana dia sekarang?"
"Istirahat di kamarnya. Kenapa menanyakan itu? Kak, kau tidak berpikir ingin menjenguknya, kan?" Qiu Tianyi memasang tatapan curiga.
Mendengar itu, guratan cemas langsung bermunculan di wajah Qiu Han. "Kenapa kalian meninggalkannya di kamar? Bagaimana jika dia melakukan sesuatu yang lebih buruk?" tanyanya kemudian tanpa pikir panjang berlari menuju kamar Qiu Lingxia.
Qiu Tianyi tampak tercengang. "Ya ampun. Kenapa aku tidak berpikir ke situ?" Setelahnya dia mengambil ancang-ancang lalu berlari menyusul Qiu Han.
Setelah mendapatkan ingatan milik Qiu Lingxia, Ling Shanshan yakin gadis ini cukup bodoh. Qiu Lingxia tidak ahli dalam hal apa pun, tapi demi cintanya pada Mu Ding dia rela menjadikan nyawanya sebagai taruhan.
Menurutnya, ada baiknya dia bertransmigrasi ke dunia baru. Di sini, Ling Shanshan tidak perlu mengotori tangannya untuk memukul tahanan. Sekarang dia adalah nona muda keluarga Qiu, salah satu keluarga yang berpengaruh di wilayah Kekaisaran Lang.
Di tubuh barunya, Ling Shanshan akan memulai kehidupannya sekali lagi. Akan dia tunjukkan seperti apa gadis yang kuat dan pintar itu, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah pandangan semua orang bahwa Qiu Lingxia bukan gadis bodoh yang diperbudak cinta.
"Ji Ying," panggil Ling Shanshan.
"Hamba di sini, Nona." Ji Ying yang sedari tadi berdiri di sudut segera menghampiri untuk memenuhi panggilan tuannya.
"Senjata apa yang kalian gunakan di zaman ini? Aku harus membawa senjata untuk berjaga-jaga. Di sini pasti tidak ada alat canggih seperti pistol maupun senapan laser, kan?"
"Nona, perkataan Anda agak aneh." Ji Ying menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Pistol? Senapan laser? Makhluk macam apa itu?" tanyanya bingung.
Bibir Ling Shanshan menipis menahan kesal. Pada akhirnya hanya helaan napas panjang yang keluar. Jika yang berbicara adalah seorang kriminal, kepalan tinjunya akan melayang dengan senang hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/309332470-288-k894526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME TRAVEL: One Last Chance
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] ~Time Travel~ ... Ketika mendapat misi paling berharga dalam hidupnya, Ling Shanshan mengira permainan kucing dan tikus itu akan sangat menyenangkan dan dia ingin sekali mengoyak tikus kecil dengan taringnya yang tajam. Tapi...