Happy Reading....
~>°<~
Ling Shanshan begitu antusias saat memegang gagang pintu gerbang, berharap yang datang adalah orang yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya.
Namun, begitu pintu dibuka. Kedua alis gadis itu bertaut.
"Nona Muda Qiu..." Suara yang menyapa terdengar ramah.
"Kau... Siapa?" Ling Shanshan memandangi sosok pria berpakaian lusuh itu dengan heran.
Pria itu berusia sekitaran empat puluhan tahun dan perawakannya terlihat familiar di mata Ling Shanshan, tapi dia benar-benar tidak ingat di mana mereka pernah bertemu sebelumnya. Ada kotak kayu panjang di tangan pria itu, membuat Ling Shanshan menebak-nebak dalam hati.
"Aiya, Nona Muda cantik dan kaya sepertimu kenapa sudah mulai pelupa? Ini aku..." Pria itu menepuk dadanya beberapa kali, berusaha membuat agar dia dikenali.
Ling Shanshan menatapnya dengan ekspresi datar. "Kau benar, sepertinya aku memang pelupa. Jadi, sebaiknya lupakan saja dan pergilah." Ling Shanshan hendak menutup kembali pintu, tetapi segera urung setelah pria itu mengucapkan kalimat lainnya.
"Nona Muda Qiu, kau yakin tidak menginginkan senjata ganda buatanku lagi? Aku sudah memperbaikinya dengan sempurna."
Mata Ling Shanshan seketika melebar. Mulutnya terbuka lebar, bersuara 'o' panjang.
"Oo... Jadi Tuan ini adalah pandai besi yang waktu itu?"
Si pria pandai besi berdecak sebal melihat Ling Shanshan baru memberikan reaksi setelah mendengar senjata ganda buatannya. "Huh, akhirnya kau ingat juga."
"Kalau itu tentu aku ingat."
"Nona Muda Qiu, aku ragu kau memiliki ingatan yang buruk. Yang kulihat kau adalah orang yang hanya peduli pada senjata. Tapi bukankah kau perempuan?"
Ling Shanshan memutar bola matanya, kesal. "Kau ingin menjualnya atau tidak?"
"Tentu saja jual. Tapi harganya... Hehhe." Pria itu tertawa sumbang sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya.
"Aku tahu, aku tahu."
***
Kembali ke kamarnya, Ling Shanshan membawa kotak kayu tersebut dan meletakkannya di atas meja.
Gadis itu memeriksa senjata ganda berbentuk seperti panah yang kemudian dapat diubah fungsikan menjadi pedang berujung dua ketika memutar poros bagian tengahnya. Dengan beberapa tambahan lain yang membuat tali busur bisa dikendurkan sehingga penggunaanya sebagai senjata pedang dan panah berfungsi dengan maksimal.
"Sempurna!" ucap Ling Shanshan mengangkat senjata itu setinggi kepala. "Sempurna! Ini barang antik yang sangat sempurna!"
Meski telah melihatnya dari berbagai sudut pandang, Ji Ying tetap tidak merasakan sesuatu yang menarik dari benda itu. Hal itu yang membuat Ji Ying tidak mengerti, sebenarnya apa yang disukai tuannya dari senjata semacam ini?
"Nona Muda, apa senjata ini akan dijadikan sebagai hadiah untuk putra mahkota?" Ji Ying memandangi senjata di tangan tuannya dengan heran.
Gadis itu menggeleng. Dia teringat seseorang dan sejak awal memang berniat memberikannya pada orang yang tepat.
"Senjata ini terlalu berharga untuk kuberikan pada putra mahkota. Menurutku Tianyi lebih cocok memilikinya."
"Tuan Muda ketiga?"
Ling Shanshan mengangguk dengan seulas senyum. "Pangeran Keempat bilang akan ada beberapa perlombaan untuk memeriahkan acara ulang tahun Putra mahkota. Memang adalah salah satunya."
Di tempat kediaman Qiu Tianyi. Pemuda itu menggenggam busur panah erat-erat. Ujung matanya mengarah ke lingkaran papan target.
Ada tekad yang besar di mata Qiu Tianyi saat melepaskan anak panah di tangannya.
"Tuan Muda, jangan buat diri Anda terlalu lelah. Anda perlu menjaga kesehatan untuk acara besok."
Qiu Tianyi melirik pelayannya, lalu mengambil satu anak panah lagi. Membidik kemudian melesatkan anak panah dan nyaris mengenai titik target.
Melihat hasil tembakannya, Qiu Tianyi menghela napas lelah.
"Justru karena itu aku harus berlatih lebih giat."
Meski belum ada anak panahnya yang mengenai titik tengah dari papan target, Qiu Tianyi tidak menyerah. Semangatnya justru semakin berkobar.
Tianyi mengambil satu anak panah terakhir. Dengan satu tarikan napas panjang, Tianyi melepaskan anak panah itu sambil menutup mata.
Perlahan, Tianyi membuka mata dan terbelalak karena anak panah yang ditembakkan tadi sama sekali tidak menyentuh lingkaran papan target.
"Ini... Ini pasti karena busurnya tidak bagus!" Qiu Tianyi melempar busurnya ke tanah.
Pelayannya yang melihat hal itu sekuat tenaga untuk tidak tersenyum.
"Jika aku memiliki busur pemberian Jenderal Bai Xiaoting yang terhormat, mana mungkin aku segugup ini. Dengan busur itu... Seharusnya semua akan lebih mudah."
"Semua busur sama saja. Mereka adalah benda mati yang membutuhkan tenaga makhluk hidup untuk membuatnya berfungsi."
Ling Shanshan berjalan santai ke arah Qiu Tianyi dengan memeluk kotak kayu panjang yang kini sudah dibalut kain berwarna hijau tua.
Hati Qiu Tianyi kembali merasakan sakitnya kehilangan benda yang sangat dia sayangi, ditambah kehadiran Ling Shanshan telah membangkitkan kembali ingatannya mengenai kejadian hari itu.
Qiu Tianyi hanya diam saat Ling Shanshan sudah tiba di hadapannya.
"Hari itu... Aku tidak sengaja. Jika aku tahu busur itu berharga bagimu, mana mungkin aku akan merusaknya," kata Ling Shanshan mencoba untuk membuat adik laki-lakinya mengerti bahwa kejadian waktu itu tidaklah disengaja.
"Aku mengerti. Lagipula itu sudah berlalu, Kak. Namun, sebelumnya aku selalu membawa busur itu dalam setiap perlombaan dan meraih kemenangan telak. Tanpa busurku, aku tidak lagi punya kepercayaan diri untuk menang."
"Kau ini... Jangan terlalu bergantung pada benda mati. Kemenanganmu bukan karena busur apa yang kau gunakan, tapi hasil latihan dan semangat yang tinggilah punca dari rasa percaya diri. Kau harus yakin kalau kau pasti bisa menang."
Ling Shanshan kemudian mengarahkan kotak kayu itu di hadapan Qiu Tianyi.
"Apa ini, Kak?"
"Hadiah."
Qiu Tianyi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hadiah?! Untukku? Tapi aku sedang tidak berulang tahun, Kak."
Ling Shanshan tertawa kecil. "Apa hadiah harus diberikan pada saat hari ulang tahun saja? Anggap ini hadiah karena kau telah berlatih sangat keras untuk perlombaan besok."
Gadis itu kemudian meminta Tianyi untuk langsung membuka hadiahnya. Setelah melihat benda yang diberikan Ling Shanshan untuknya, gemintang memenuhi manik mata Qiu Tianyi.
Dirinya memiliki pandangan yang bagus terhadap senjata sehingga langsung tahu jika panah pemberian Ling Shanshan itu termasuk benda berkualitas.
Ketika pertama kali bersentuhan dengan busur tersebut, kepercayaan diri Tianyi perlahan terkumpul kembali.
"Dengan atau tanpa busur ini, aku tetap yakin kau akan menang." Tangan Ling Shanshan terangkat dan berlabuh di bahu kanan Qiu Tianyi. "Tunjukkan kemampuan terbaikmu di acara besok. Jangan buat aku kecewa."
Senyum mengembang di pipi Qiu Tianyi, Ling Shanshan yang berada di hadapannya sungguh adalah sosok kakak perempuan yang sangat dia dambakan selama ini.
"Baik, aku tidak akan mengecewakanmu, Kak," janji Qiu Tianyi dengan anggukan semangat.
Akhirnya dia memiliki kepercayaan diri untuk menampakkan diri dalam perlombaan besok. Untuk itu, Qiu Tianyi sangat berterima kasih pada Ling Shanshan, kakak perempuan yang kini sangat dia idolakan.
~>°<~
Thank You
Jangan lupa follow, comen dan tinggalkan jejak sebagai pembaca legend🤭😂

KAMU SEDANG MEMBACA
TIME TRAVEL: One Last Chance
Fantasía[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] ~Time Travel~ ... Ketika mendapat misi paling berharga dalam hidupnya, Ling Shanshan mengira permainan kucing dan tikus itu akan sangat menyenangkan dan dia ingin sekali mengoyak tikus kecil dengan taringnya yang tajam. Tapi...