30. Bertarung

90 11 0
                                    

Hai...

Selamat malam

~>•<~

Lu Yuan mengerutkan dahi melihat pedangnya sudah berada di tangan orang lain. Kecepatan lawannya kali ini patut dipuji. Hanya saja Lu Yuan masih sedikit tidak percaya sebab gadis yang melakukan itu adalah Qiu Lingxia.

'Gadis ini... Kejutan apa lagi yang akan dia tunjukkan selanjutnya?' batin Lu Yuan menjadi waspada. 'Qiu Lingxia, orangnya ternyata tidak sesederhana yang terdengar.'

"Lu Yuan!" geram Ling Shanshan dengan nada tinggi. "Aku menantangmu bertarung, kenapa kau hanya diam?"

Lu Yuan yang sedang melamun langsung terperanjat kaget.

Pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Nona Muda Qiu, maafkan aku. Aku tidak bertarung dengan perempuan."

Ling Shanshan melotot. Perkataan Lu Yuan langsung menyulut api kekesalan di dada gadis itu.

"Apa katamu?! Kau meremehkanku, ya?" bentak Ling Shanshan mengacungkan ujung pedang ke arah Lu Yuan.

"Bukan seperti itu--"

Lu Yuan tidak sempat menjelaskan karena ayunan pedang datang dari arah depannya, sedikit lagi menebas kepala pemuda itu.

"Kau sanggup membunuh ribuan manusia dalam perang tapi tidak berani menghadapi perempuan? Omong kosong!" geram Ling Shanshan lalu kembali menyerang Lu Yuan dengan jurus yang baru dia pelajari.

Lu Yuan menanggapi serangan gadis itu tanpa memakai senjata, dia tidak memberi perlawanan melainkan hanya menghindar.

Namun lama-kelamaan Lu Yuan tersudut hingga terpaksa mematahkan ranting bunga untuk menahan serangan pedang dari Ling Shanshan.

'Gerakannya menjadi semakin mematikan saat bertarung,' keluh Lu Yuan dalam hati ketika sadar bajunya sudah basah oleh keringat.

"Jika dalam perang ada prajurit perempuan, apa kau akan mengasihani mereka seperti ini?" Ling Shanshan menusukkan pedangnya ke arah dada Lu Yuan yang dihindari pemuda itu dengan gerakan memutar, keduanya bertarung mengandalkan jurus yang sama.

"Nona Muda Qiu, santailah sedikit. Aku tidak bermaksud meremehkan kalian para perempuan."

Lu Yuan hampir menyerah setelah melihat ranting di tangannya patah akibat menangkis serangan Ling Shanshan.

Gadis itu berhenti sejenak untuk menetralkan degup jantungnya yang berpacu kencang. "Lalu apa maksudmu?"

"Setahuku perempuan adalah sosok yang lemah lembut. Mereka hanya diam di rumah, menyulam, memasak dan mengasuh anak."

"Hmph! Mungkin bagi kalian perempuan memang seperti itu tapi tidak bagiku, karena lelaki dan perempuan itu sama saja."

"Tidak, Nona Muda Qiu, di Dinasti Kekaisaran Lang kita, lelaki dan perempuan tidak sama," sahut Lu Yuan terdengar menegur.

"Jika kalian bisa memegang pedang, kenapa tidak dengan kami para perempuan? Lu Yuan, biar kutunjukkan padamu bahwa lelaki dan perempuan juga punya persamaan."

Ling Shanshan mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, sorot matanya begitu tajam hingga lawannya semakin waspada.

"Dalam pertarungan kali ini, jika kau tidak melawan jangan salahkan aku kalau terluka," ucap Ling Shanshan yang sudah siap dengan sikap kuda-kuda untuk menyerang.

Lu Yuan hanya menghela napas panjang saat menatap lawan di depannya.

"Nona Muda Qiu, kau gadis keras kepala," gumam Lu Yuan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

TIME TRAVEL: One Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang