32. Lantai Lima Penginapan Luoyang

88 12 2
                                    

Hai...

Di chapter ini jangan diskip bacanya, ya

Akan ada bonus
Ilustrasi/ gambaran karakter dari tokoh-tokoh di cerita ini.

Happy Reading

~>•<~

Suasana kereta kuda milik Feng Yizhu mendadak hening sesaat. Diamnya Ling Shanshan membuat pemuda di depannya merasa tidak enak hati, tetapi juga tidak menyesali perbuatannya.

Pipi Ling Shanshan memerah, getaran di dadanya begitu tak terkendali. Seumur hidup baru pernah Ling Shanshan merasa semalu ini.

"Maaf," ucap Feng Yizhu memecah keheningan yang sempat tercipta. Sejujurnya dia juga belum pernah memperlakukan seorang gadis dengan sikap yang tidak sopan.

Ling Shanshan menatap Feng Yizhu sambil cemberut. "Kau kira maaf saja cukup?"

"Lalu bagaimana? Apakah kau ingin aku meminangmu untuk menjadi istriku baru cukup?" goda Feng Yizhu bercanda.

Wajah gadis itu semakin memerah karena malu. "Keterlaluan!" bentaknya kesal hingga Feng Yizhu tertawa tanpa suara.

Beberapa detik setelahnya, kereta kuda tiba-tiba berhenti.

Di luar kereta, Wen Shun menangkupkan kedua tangan di depan dada sebelum melapor pada sang tuan.

"Pangeran, kita sudah sampai."

Ling Shanshan membuka tirai lebih dulu. Dengan perasaan kesal dia menuruni tangga sambil menghentakkan kakinya kuat-kuat.

Lu Yuan dan Lu Nanxiang juga turun dari kereta kuda mereka lalu menghampiri Ling Shanshan.

"Adik Lingxia, kenapa wajahmu memerah?" tanya Lu Nanxiang heran sebab sebelumnya gadis itu baik-baik saja.

"Nona Muda Qiu, kau tampak kesal sekali. Apa yang terjadi selama di perjalanan?" Lu Yuan ikut melontarkan pertanyaan.

"Hm, menurutku adik Lingxia tidak terlihat benar-benar kesal," selidik Lu Nanxiang dengan sikap menggoda. "Adik Lingxia, apa terjadi sesuatu antara kau dan Pangeran Keempat di kereta?"

Ling Shanshan pura-pura tidak mendengar dan segera menolehkan wajahnya ke arah lain. Hal itu semakin membuat kedua bersaudara Lu yakin bahwa dugaan mereka tidak salah.

"Nona Muda Qiu ini sungguh tidak biasa," puji Lu Yuan lalu tertawa kecil.

Tak lama Feng Yizhu juga turun dari kereta kudanya, bersama Wen Shun yang selalu setia berjalan di belakang pemuda itu.

"Ehhm!" Feng Yizhu berdeham pelan.

Melihat Feng Yizhu sudah berdiri di bekalang Ling Shanshan, Lu bersaudara itu segera menepi untuk memberi jarak.

Ling Shanshan sendiri tidak sadar jika yang ada di belakangnya adalah sosok yang telah membuat perasaannya tidak karuan.

Ketika menoleh ke belakang, Ling Shanshan mendapati Feng Yizhu sedang menatapnya dan memberinya seulas senyum tipis.

"Sial!" umpat Ling Shanshan tepat di depan wajah Feng Yizhu.

Debaran jantungnya masih belum membaik, dan tampaknya pemuda itu ingin Ling Shanshan mati karena sakit jantung.

Ling Shanshan segera berjalan cepat, melangkah masuk ke sebuah tempat paling terkenal di ibukota.

Penginapan Luoyang selalu tidak pernah sepi pelanggan. Meski biaya untuk bisa masuk ke sana sangatlah tinggi.

Mereka menaiki anak tangga sebanyak lima kali untuk sampai ke lantai lima.

"Wen Shun," panggil Feng Yizhu

TIME TRAVEL: One Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang