Happy Reading....
.
.
.
"Apa gunanya menghukum Lingxia, kau juga tidak bisa mendapatkan busurmu kembali."
"Setidaknya aku puas." Tianyi berbalik untuk melanjutkan langkah menuju ruang pribadi ayah mereka.
Zhongwei kehabisan kata-kata. Pada akhirnya memilih jalan yang lebih kasar untuk membuat adiknya berhenti.
"Qiu Tianyi!" Zhongwei berseru tegas. "Kalau kau tidak berhenti, aku akan menggunakan tombakku untuk menggantungmu lagi!" tambahnya mengancam.
Langkah Tianyi tertahan. Namun, kali ini dia tidak membalikkan badan. "Lakukan saja, aku tidak peduli," sahutnya tanpa rasa takut. "Sekalian saja aku beritahu ayah kalau kau pernah..."
Zhongwei membulatkan mata ketika Tianyi hampir mengungkit rahasia pribadinya yang entah bagaimana bisa bocor pada adik ketiganya itu.
"Kenapa anak ini suka sekali mengadu," keluh Zhongwei dalam hati. Mau tidak mau dia segera membungkam mulut Tianyi dengan tangannya.
"Hmph! Hmph! Hmph!"
"Bukankah kau ingin melapor pada ayah? Mari, kakak akan mengantarmu. Tapi jangan beritahu siapa-siapa tentang itu, ya?" rayu Zhongwei sembari tertawa canggung.
Tianyi memutar matanya dengan malas. Mulutnya masih tertutup telapak tangan Zhongwei. Kakak pertamanya tidak akan melepaskan tangannya sebelum Tianyi mengangguk setuju.
Oleh karena itu, Tianyi menyerah untuk melawan kakak pertamanya. Dia memilih setuju.
Sementara Qiu Han dan Ji Ying yang jauh di belakang mereka, menjatuhkan rahang dengan tatapan tak percaya.
Ling Shanshan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Zhongwei yang malah menggandeng Tianyi, bahkan sama-sama berjalan ke ruangan Qiu Hong.
"Benar-benar tidak bisa dipercaya," gumam Ling Shanshan.
Dia baru menyadari sifat saudara-saudaranya. Selain Qiu Tianyi yang suka mengadu bahkan pada hal-hal kecil, Qiu Zhongwei adalah yang paling mengherankan. Dia dingin dan lembut di waktu bersamaan, tapi sekarang menunjukkan bahwa dirinya seperti ular berkepala dua.
Sesuai harapan Tianyi. Ling Shanshan mendapat hukuman lagi dari Qiu Hong. Meski tidak berupa pukulan fisik, tetap saja membuatnya tersiksa.
Qiu Hong mengurungnya di kamar selama tujuh hari dan tidak boleh meninggalkan kediaman selama satu bulan penuh.
Hukuman itu nyaris membuat kepala Ling Shanshan botak. Dia ingin sekali melihat suasana di luar, tapi Qiu Hong seperti rantai yang membelenggu setiap keinginannya.
Salah dirinya yang terlalu meremehkan tua bangka itu. Siksaan yang diberikan Qiu Hong lebih mengerikan daripada siksaan yang Ling Shanshan pernah lakukan. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada menghancurkan harapan seseorang, bukan?
Sepanjang hari Ling Shanshan hanya duduk termenung di dekat jendela. Dia duduk dengan satu tangan menopang dagu sembari memperhatikan Ji Ying yang menjaga pintu kamarnya dengan ketat.
"Ji Ying, kau sungguh ingin berdiri seharian di sana? Kau manusia, bukan robot."
"Maaf, Nona Muda. Hamba tidak akan termakan bujukan Anda." Ji Ying berbalik dan merentangkan tangannya untuk memblokir jalan bagi gadis itu untuk keluar.
Ling Shanshan mengalihkan tatapannya ke arah lain pura-pura tidak mendengar. Dia mengeluh dalam hati. Pelayannya ini sekarang kenapa menjadi lebih pintar?

KAMU SEDANG MEMBACA
TIME TRAVEL: One Last Chance
Fantasía[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] ~Time Travel~ ... Ketika mendapat misi paling berharga dalam hidupnya, Ling Shanshan mengira permainan kucing dan tikus itu akan sangat menyenangkan dan dia ingin sekali mengoyak tikus kecil dengan taringnya yang tajam. Tapi...