20%

591 133 4
                                    

Mashiho tinggal bersama sang nenek, ia terlahir memang sepertinya untuk menjadi anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal saat umurnya baru menginjak 7 bulan dan meninggal di tempat.

Mashiho ingin menangis tapi tak bisa, sebab kenangan bersama orang tuanya saja ia tak ingat dan tak tahu menahu. Yang Mashiho punya hanya sang nenek, sampai wanita tua itu juga meninggalkan Mashiho diumurnya yang ke 10 tahun. Itu tepat hari ulang tahun Mashiho.

Tragisnya lagi sang nenek meninggal karena pergi membelikan kue untuk ulang tahun Mashiho, yang mana saat itu, bocah berusia 10 tahun itu merengek dibelikan karena iri dengan teman-temannya.

Mashiho sudah hidup dengan perasaan bersalah dari usianya yang kecil.

Tapi malam itu ia tambah dibuat merasa bersalah, kakinya diam saja dan terasa kelu melihat teriakan Doyoung di kamarnya malam itu. Mashiho mengintipnya dari celah pintu, menutup mulutnya kemudian, tak percaya apa yang dilihatnya.

Tapi dibanding menolong, ia lebih memilih memundurkan kakinya, berbalik ketakutan, namun tak disangka ia justru melihat Haruto yang bersembunyi di balik dinding sembari melipat kedua tangannya. Mashiho segera menghampiri Haruto.

"L-lo lihat?"

"Iya, lo juga?"

"K-kenapa gak mau nolong?" tanya Mashiho ragu-ragu. Haruto nampak menunduk. "Lo juga kenapa gak nolong.."

Mashiho menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "G-gue takut sama Bu Jennifer."

"Benarkan? Kita saudara yang buruk ya..."

Haruto tersenyum miris di sana, sedangkan Mashiho tahu bahwa alasan Haruto tidak menolong Doyoung adalah sama, seperti dirinya.

"DOYOUNG, KAMU GILA?!"



PRANK!



TAK!


"KENAPA MENCOBA BUNUH DIRI BODOH?!"

























Mashiho dan Haruto terperangah malam itu.

Tapi tetap tidak mau bergerak sedikitpun untuk menolong.












































































































Junghwan panik sekali saat mendengar kabar tentang Yoonbin dan Yedam. Pemuda itu segera menelepon Hyunsuk yang satu-satunya membawa ponsel—itu milik Yoonbin. Namun teleponnya tidak diangkat.

Junghwan mengusak rambutnya frustasi, ia menatap cermin toilet di depannya dengan gelisah. Dokter bilang seseorang mencabut paksa alat pernafasan dari Yedam dan Yoonbin. Dan terakhir kali, satu-satunya orang yang berada di rumah sakit hanya... Doyoung.

Apakah Doyoung yang melakukannya?

Junghwan tidak bisa percaya.

"Lo gak percaya?"

Junghwan terbelalak, jantungnya berdegup kencang tiba-tiba, ia terkejur setengah mati saat pintu toilet terbuka dan ada Doyoung di sana dengan makser dan jaket hitamnya.

"Lo sepercaya itu sama gue? Lo bisa nuduh Kak Hyunsuk tapi gak bisa percaya kalau gue pelakunya.." ucap Doyoung sembari terkekeh kecil. "Jangan munafik Junghwan, lo juga pernah curiga ke gue walaupun lo gak ngomong."

Special | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang