Bu Jennifer benar-benar menghilang. Lampu kamarnya masih sama, mati. Hanya saja kali ini sepertinya kamar tersebut lebih-lebih lagi terlihat suram karena pemilik nya tidak ada.
Mashiho tersenyum tipis dibalik tirai jendela mengamati teman-temannya yang sedang bermain di taman dengan keadaan sukacita. Padahal Bu Jennifer menghilang, tapi tidak ada satupun di antara mereka yang hendak melapor.
"Bahan makanan menipis, gimana nih?"
Mashiho menoleh ke arah pintu, ada Doyoung yang sedang bersandar di sana mengamatinya dengan pandangan aneh.
"Kenapa ngomong sama gue? Ngomong sama Kak Hyunsuk aja sana," suruhnya lalu melengos.
Doyoung tak mengatakan apapun lagi, ia berbalik dan menjauh dari kamar milik Mashiho. Sementara Mashiho menatap punggung pemuda itu malas, tidak mengerti dengannya akhir-akhir ini.
Oh ya ngomong-ngomong soal Asahi dan Jaehyuk, keduanya sekarang menjauh. Bukan hanya dengan Asahi, Jaehyuk menolak untuk berinteraksi dengan semua orang. Pemuda itu hanya akan keluar dari kamar untuk makan dan mandi, sisanya ia lakukan semuanya di kamar.
Lagipula, toh tidak ada yang perduli.
Jaehyuk sudah berencana keluar dari tempat busuk ini. Dan itu adalah sebuah bencana.
"Heh, lo gak ikut main?"
"Hah heh hah heh, gue punya nama."
"Iya deh, Kak Yoshi."
Yoshi hanya melirik sekilas Mashiho yang masih tersenyum tipis di pintu utama rumah. Pemuda itu tiba-tiba turun dan ikut bergabung dengan Yoshi.
"Lo gak ikut main?" tanya Mashiho lagi.
"Ikut."
"Apa?"
"Maunya sih ikut, cuman ada hal yang harus gue urus," kata Yoshi datar, menatap teman-temannya itu. Sedangkan Mashiho mengernyit. "Urusan apa?"
"Ada deh, kepo lo."
"Apa sih."
Yoshi tersenyum miring, kemudian menoleh ke arah Mashiho. "Lo... pernah lihat kamarnya Bu Jennifer nyala kan?" tanyanya tiba-tiba. Mashiho gelagapan. "H-Hah?"
"Gak usah bohong, jujur aja sama gue," kata Yoshi santai. Padahal Mashiho di sebelahnya udah ketar-ketir.
"G-gak kok."
"Gue tau dari Yoonbin," ujar Yoshi lagi-lagi. Kali ini ia terkekeh kecil melihat raut wajah panik Mashiho. "Lo kenapa sih kok takut banget kayaknya?"
"G-gak papa, ish apa sih lo!"
Yoshi hanya mendengus kemudian beberapa saat terjadi keheningan. Hanya terdengar suara tawa dan teriakan dari teman-temannya itu.
"Kak..."
"Hmm?"
"Menurut lo Bu Jennifer ke mana?"
"Menurut gue dibunuh," kata Yoshi mengendikan bahunya acuh. Padahal perkataannya itu berhasil membuat kedua mata Mashiho membola.
"H-Hah?! Gila kali ya lo! Siapa coba yang berani bunuh Bu Jennifer," sanggah Mashiho tak santai. Yoshi terkekeh, kemudian melirik pemuda itu heran. "Ini kan menurut gue doang, kenapa ngegas banget lo," sindirnya.
"Y-ya bukan gitu."
"Mashiho."
"A-apa?"
"Bisa gak stop terlalu menunjukkan jati diri lo sebenarnya? Lo itu terlalu gampang ditebak."