Perkataan Hyunsuk bukan main, Mashiho bisa mengacungi jempol Hyunsuk. Ia tampak tidak takut, daripada tanggung-tanggung dicurigai, lebih baik terobos saja. Mungkin itu konsep yang digunakan Hyunsuk.
Dreet
Suara pintu dibuka, Mashiho tersenyum di posisinya, duduk sembari bersandar di kursi kayu bekas miliknya itu. Ia tersenyum tipis.
"Kan gue bilang, ada korban lagi."
"Iya, lebih cepat lebih baik kan Kak Mashiho?"
Api itu menyebar di ketiga kamar, apinya cukup besar, menyebar dengan cepat. Hyunsuk yang pertama kali keluar dari kamar dengan tergesa-gesa seakan-akan tahu hal ini akan terjadi.
3 kamar itu adalah Jeongwoo, Mashiho, dan Junghwan.
Hyunsuk menatap ketiga kamar itu dengan tatapan kosong. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, kalau dilihat dari apinya sih sepertinya kejadian ini sudah terjadi cukup lama.
Lalu yang kedua Doyoung dan Yedam, dan seterusnya adalah Haruto, Asahi, Jihoon, dan Yoonbin.
"Lo gak masuk?!" tanya Doyoung kesal menggoncang-nggoncangkan tubuh Hyunsuk, berusaha membuat pemuda itu sadar. "Selamatin mereka bodoh!"
"T-tapi mereka..."
"KENAPA? ANDAIKATA MEREKA MATIPUN LO GAK MAU MENCOBA?!" Doyoung menatap Hyunsuk kecewa, begitupun dengan yang lainnya.
Hyunsuk itu kenapa?
Doyoung masuk ke kamar Jeongwoo, sedangkan Yoonbin dan Haruto masuk ke kamar Junghwan, lalu Jihoon pergi ke kamar Mashiho.
Asahi tetap diam di tempat, diam memperhatikan bagaimana kejadian ini berlangsung. Ia mendekat ke arah Hyunsuk yang masih termenung.
"Kak."
"Masuk, bantuin Jihoon."
"Kenapa harus?" Asahi terkekeh. "Lo kan tahu gue yang udah bunuh Jaehyuk."
"Terus kenapa?" Hyunsuk balik bertanya, menatap mata Asahi dengan tajam. "Terus kenapa gue tanya? Lo ngerasa bangga udah ngelakuin itu, huh? Hidup Ibu dan hidup elo bahagia?" tanya Hyunsuk sengit.
Wajah Asahi berubah datar. Ia balas menatap tajam Hyunsuk. "Terus hidup lo bahagia gak Kak dengan terobsesi sama ketentraman rumah ini? Lo takut nemuin pelakunya karena apa?! Karena takut kalau keadaan tambah kacau semuanya tambah berantakan dan gak akan ada yang namanya panti asuhan ini lagi, gitu kan?!"
Hyunsuk terdiam.
Benar.
Semuanya benar, Hyunsuk terlalu terobsesi dengan ketentraman yang ia ciptakan sendiri di otaknya itu.
"Lo sama aja Kak Hyunsuk, bantuin pelaku itu untuk bunuh kita semua," ujar Asahi pelan namun yakin, ia menatap Hyunsuk getir. "Dan itu yang udah lo lakuin, lo juga termasuk penjahatnya, Kak Hyunsuk."
"Asa-"
DUAKH!
BRUGH!
"DOYOUNG APA-APAAN LO?! SUMPAH GILA YA LO?!"
Jihoon pun tak kalah kaget saat Doyoung dengan amarahnya menerjang Asahi, mendorong tubuh Asahi keluar dari besi pelindung lantai dua, hingga Asahi sendiri jatuh dari lantai 2.