Junkyu dikubur dengan baik, kamarnya ditutup rapat, semua barangnya dibiarkan begitu saja, tak boleh ada yang menyentuh. Sedangkan Hyunsuk sekarang tampak lebih seperti mayat hidup.
Tidak ada yang perduli pada Hyunsuk lagi, mereka semua menganggap Hyunsuk lah penyebab utama Junkyu bunuh diri.
Hyunsuk setiap hari hanya berdiam di dalam kamar, menatap foto teman-temannya yang sedang tertawa. Mereka semua pasti saling menyayangi kan? Lalu kenapa jadi seperti ini?
Apa Hyunsuk melakukan kesalahan yang besar?
Iya itu pasti. Buktinya Junkyu yang paling dekat dengan Hyunsuk saja sampai muak menghadapi Hyunsuk dan pergi.
"Jadi ini hukuman ya buat gue?"
Hyunsuk terkekeh sembari menundukkan kepalanya, pemuda itu duduk di kasur dengan memeluk kedua kakinya.
"Lo mati buat ngehukum gue ya Junkyu? Oh gitu mainnya sekarang..."
Hyunsuk yang tertua di sini, semua orang merasa segan membantah Hyunsuk.
Seperti Junkyu, Hyunsuk juga punya mimpi. Sedari dulu ia bermimpi jika nanti Hyunsuk dapat kerja dan sukses, ia mau membuat rumah sendiri untuk ia dan kedua belas teman yang sudah seperti saudara baginya itu. Terlepas dari belenggu Seokjin dan Bu Jennifer. Hyunsuk akan membawa mereka semua berkeliling pantai, memancing, makan makanan enak, melakukan banyak hal seru, dan tentu saja menyalakan api unggun di tengah hutan sembari saling bercerita dan bersandar satu sama lain.
Ah, itu pasti akan seru.
Tapi sepertinya itu sekarang hanya ada di dalam angan-angan Hyunsuk.
"Mandi, makan, bersihin kamar, itu tuh etika dasar hidup."
Hyunsuk mendongak, menoleh ke arah pintu, di sana ada Yoonbin yang menatapnya datar. "Kalau mau mati jangan di sini, susah nguburnya. Udah banyak juga yang mati," ujarnya lagi dengan enteng. Tampak seperti tidak ada beban sama sekali.
"Sekarang lo harus sadar, kalau kehilangan satu dua orang itu bisa bikin lo sampai kayak begini, gimana kalau lo kehilangan semua orang?"
"Fokus cari pelaku, bukannya malah mengasihani diri sendiri."
Setelah itu Yoonbin pergi begitu saja, Hyunsuk menghela napasnya. Yoonbin selalu begitu, ucapannya terlalu pedas untuk orang yang masih berduka.
"Oh ya Kak Junkyu itu..."
Kali ini Doyoung, ia berdiri bersender di pintu kamar Hyunsuk dengan kedua tangan di depan dada.
"Lo tahu kenapa Kak Junkyu gak mau balik ke Mamanya?"
"Gak penting."
"Gak penting kata lo?" Doyoung terkekeh tak percaya mendengar balasan Hyunsuk. "Kak Junkyu pasti sakit banget kalau denger ucapan lo."