07%

748 168 20
                                    

Yoonbin tahu hidupnya tidak sesulit teman-temannya, ia tahu bahwa ia juga tidak sespecial teman-temannya, ia tidak sesabar teman-temannya, sepintar teman-temannya. Selama hidupnya yang ia tahu bahwa jika orang tua tidak menginginkan anak, maka hidup anak itu akan hancur. Berbeda dengan anak yang tidak menginginkan orang tuanya, ia akan dibawa ke psikolog atau sekolah dan diberi pelajaran sedikit lalu tersadar.

Ya, nyatanya semudah itu menyadarkan anak kecil. Sedangkan orang tua?

Yoonbin datang ke panti asuhan ini sendiri, dengan kedua kakinya sendiri. Ia sukarela, karena bosan dengan kedua orang tuanya yang terlalu protektif. Ia jadi kabur.

Ia pikir itu saja sudah sangat menyiksanya, tapi setelah datang ke tempat ini. Sepertinya Yoonbin perlu berpikir dua kali.

"Kak, jadi telepon polisi?" tanya Jaehyuk di sampingnya.

Yoonbin memutuskan duduk di kasur Yoshi, mengamati kamar pemuda itu. Yoonbin tidak terlalu dekat dengan Yoshi, keduanya sama-sama dingin tak tersentuh, jadi sulit untuk Yoonbin bergaul dengan Yoshi.

Tapi tetap saja kepergiannya bukan hanya angan lalu. Yoonbin terus menatap kamar Yoshi yang tampak terlalu bersih untuk sebagai TKP. Mayat Yoshi sendiri sudah dikubur, Hyunsuk sendiri yang menguburnya.

"Gak usah," ujar Yoonbin menurunkan ponsel Jaehyuk dari genggaman pemuda itu.

"Kenapa?"

Yoonbin tak menjawab, ia sendiri sudah lelah ditambah dengan Hyunsuk yang keras kepala. Yoonbin tak mau memecah teman-temannya itu menjadi dua kubu, ia tak mau ia dan Hyunsuk juga menjauh.

Karena itu akan membuat pelaku semakin leluasa.

"Jaehyuk, menurut lo siapa?" tanya Yoonbin.

"Ya elah, pertanyaannya gini amat," gumam Jaehyuk lalu menghela napas. "Doyoung mungkin?" tebaknya kemudian.

"Doyoung?" Yoonbin mengernyit tak mengerti.

"Ya habisnya dia kan akhir-akhir ini ngejauhin kita semua," ujar Jaehyuk terang-terangan.

"Idih, lo gak takut gue dengar ya? Ngomongnya enteng banget."

Jaehyuk dan Yoonbin tersentak, Doyoung berdiri di ambang pintu dengan wajah datar, seperti biasanya. Pemuda itu juga pemuda yang dingin. Mirip Asahi, hanya saja aura Doyoung tampak lebih tak bersahabat.

"A-ah..."

"Makan, masakan udah disiapin," ujar Doyoung lalu pergi begitu saja.

"Tuh kan, gue bilang apa! Tingkah lakunya mencurigakan!" ujar Jaehyuk menggebu-nggebu.

"Lo sendiri?" tanya Yoonbin membuat Jaehyuk terdiam, ia mengerti maksud Yoonbin.

"Lo sendiri juga mencurigakan Yoon Jaehyuk, mau pergi dari tempat ini diem-diem karena gak bisa lo bunuh Bu Jennifer kan?"





























































































"JIHOON JEONGWOO MANA?!"

"Berak."

"Gak lucu."

"Gue gak ngelawak."

Haruto berujar datar, sementara Junkyu pun wajahnya tak kalah datar. Suasana di meja makan menjadi dingin.

Haruto sendiri benar-benar kesal, ia diberitahu Yoshi dibunuh begitu saja tapi tak ada yang melapor. Bahkan tidak ada yang mau mengungkit atau mengatakan sesuatu padanya. Hyunsuk juga sedari tadi hanya diam, hanya ada ocehan Junghwan dan Junkyu saja yang mencari Jihoon dan Jeongwoo.

Special | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang