BAB 2: GRACLE BLACKSMITH

13 3 7
                                    


"PAHIT." Cye mengerutkan keningnya sembari menatap segelas cairan hijau keruh yang disodorkan oleh Gracle.

"Pahit atau kau mati," balas Gracle dengan santai, membuat Cye menatapnya dengan tercengang.

Gadis bersurai biru yang tengah duduk lemas di atas ranjang itu mengerutkan keningnya, terdiam menatap lawan bicaranya dengan tatapan tak percaya, sementara yang ditatap hanya membalas dengan tatapan aku berbicara sesuai fakta. Gracle masih menyodorkan ramuan obatnya tanpa bergeming sedikit pun, mengisyaratkan Cye bahwa ia akan memaksa gadis itu untuk meminumnya hingga habis.

Mengerang pelan, Cye meraih gelas keramik itu, menatap nanar cairan hijau keruh dengan aroma aneh di dalamnya sebelum akhirnya meneguk isinya dengan cepat. Rasa minuman itu pahit dengan aroma aneh—seperti rumput, daun, campuran aroma lumpur dan hal lainnya yang menyengat. Cye langsung bergidik usai menegak habis minuman itu. Obat terburuk yang pernah ia minum, titik.

"Bagaimana kondisimu?" tanya Gracle seraya meraih gelas yang telah kosong, kemudian meletakannya di meja kecil sebelah ranjang. "Nyeri, pusing, mual...?"

"Lukanya masih sakit kalau aku bergerak, tapi selebihnya aku merasa baik-baik saja," jawab Cye yang kini beberapa kali menghembuskan nafas kasar, seolah dengan itu rasa pahit dan bau di mulutnya dapat ikut hilang. "Sudah berapa hari aku tidur?"

"Hanya semalam, jangan khawatir." Gracle tersenyum, walau kedua matanya menatap datar, seolah membatin anak ini cukup berlebihan, ternyata. "Masa emas setelah terkena sihir beracun Peri Hitam hanya satu jam setelah kontak pertama. Kalau kau tidak sadar setelah beberapa jam usai penyembuhan atau kalau pembuluh darahmu bersinar hitam, bisa dikatakan kau sebenarnya sudah tidak terselamatkan."

"Makhluk kecil itu?" tanya Cye dengan nada tak percaya. "Mereka dapat menyebabkan dampak begitu mengerikan?"

"Mereka Para Peri Hitam, salah satu makhluk yang masih menggunakan tumbal secara rutin dan menyukai daging anak-anak, entah itu manusia atau anak-anak iblis. Dengan tubuh yang kecil dan gaya hidup yang seperti itu, tidak aneh kalau mereka memiliki sihir yang mematikan," balas Gracle dengan sabar, menahan diri untuk tidak memijit pelipisnya, terutama saat melihat Cye ber-oh-ria dan mengangguk pelan meresapi informasi yang baru saja diterima.

Gracle berusaha untuk tidak bersikap kurang ajar atau merendahkan orang yang baru saja ia selamatkan, tapi gadis ini sejak ia sadar terus melontarkan hal-hal yang membuat kepalanya berdenyut. Dari pakaiannya, gadis bersurai biru itu mungkin terlihat elegan seperti kalangan atas. Usianya pun seharusnya tidak jauh darinya, tapi pola pikir gadis itu mulai membuat Gracle ragu. Kalau benar Cye berasal dari kalangan atas, maka pengetahuannya tentang Myth dan logikanya mengenai makhluk-makhluk gelap cukup mengkhawatirkan.

"Kau beruntung aku pernah diserang mereka juga dulu, jadi aku tahu cara menangani lukamu dan selalu memiliki persediaan tanaman obatnya," ujar Gracle lagi.

"Oh—terima kasih banyak telah menyelamatkanku! Astaga, aku sampai lupa—maaf atas ketidaksopananku," sambung Cye dengan terburu-buru. Kedua pipinya memerah, malu kalau ia tengah berbincang dengan penyelamatnya tanpa mengucapkan terima kasih terlebih dahulu.

"Sama-sama," jawab Gracle sembari tersenyum lagi—kali ini senyum yang mencapai kedua manik kirmizinya. "Beberapa jam lagi aku akan mengganti perbanmu, untuk sementara sebaiknya kau tidur saja dulu. Lukamu tidak begitu dalam, jadi seharusnya dapat pulih dalam beberapa hari."

"Terima kasih sekali lagi, Nona—uh... aku juga baru sadar aku belum tahu nama Anda."

"Gracle." Ia berdiri sembari membawa gelas kosong di samping ranjang, menatap Cye dengan senyum tipis yang sama dengan yang sebelumnya. "Gracle Blacksmith."

GRACLE BLACKSMITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang