BAB 6: KEMBALI

3 0 0
                                    

ㅤㅤㅤㅤ

GREY tak henti-hentinya berjalan mondar-mandir di depan rumah, sibuk menekankan kepalan tangannya ke bibirnya sementara tangan lainnya setengah memeluk tubuhnya. Sudah belasan tahun lamanya ia tak bertemu Gracle, satu-satunya yang membuatnya percaya pada ucapan gadis itu untuk meninggalkannya hanyalah naluri. Sekarang, setelah mereka menunggu cukup lama, ia mulai memikirkan ulang keputusannya. Apa seharusnya ia bersikeras untuk tinggal? Apa seharusnya ia menjadi bala bantuan pendukung untuk Gracle, menjadi penyembuh?

"Itu Gracle!" Suara Cye memecah untaian pikirannya.

Grey langsung menoleh ke arah hutan, ke arah dimana sesosok gadis bersurai perak ikal berjalan tertatih-tatih dengan banyak luka sayatan di sekujur tubuh. Tanpa memedulikan yang lainnya, ia langsung berlari ke arah Gracle untuk memapahnya.

"Apa ada luka parah yang kau rasakan?" tanyanya dengan pelan, terlepas dari rasa panik sekaligus lega yang bercampur menjadi satu.

Gracle menggeleng pelan, perlahan-lahan mendundukan pandangannya. Cye ikut menghampiri temannya itu, mengamati dari ujung kepala hingga ujung kaki sementara Lars membukakan pintu rumah. Selain luka-luka lecet, tampaknya tidak ada luka parah lainnya.

Mereka menuntun gadis penyihir itu hingga berbaring di atas ranjang dengan aman. Gracle masih belum mengucapkan sepatah kata pun, hanya menatap datar langit-langit kamar sementara Grey mulai merapal mantra penyembuh lainnya. Selama puluhan menit ke depan, hanya ada keheningan yang memekakan telinga.

Grey memusatkan perhatiannya hanya pada sihirnya. Setidaknya hasil pemeriksaan memang menunjukan bahwa Gracle baik-baik saja. Luka-luka itu hanya luka permukaan. Dengan sihir penyembuhnya yang sangat terlatih, hal itu tentu bukan masalah. Yang menjadi masalah adalah, ia tahu Gracle tidak sediam ini. Ia memang tak bisa membandingkan Gracle yang sekarang dengan Gracle yang dulu ia kenal saat masih kanak-kanak, tapi instingnya bersikeras bahwa diam gadis bersurai perak saat ini memang bukan pertanda baik.

"Aku sudah memulihkan semuanya, bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Grey dengan hati-hati.

"Lebih baik, terima kasih."

Pemuda itu masih menunggu ucapan lainnya, tapi Gracle hanya terdiam sebelum akhirnya memejamkan matanya dan berbalik ke arah samping.

"Aku akan keluar kalau begitu. Panggil saja kalau ada sesuatu," ujar Grey lagi.

Gracle mengangguk pelan, masih memunggungi sepupunya itu.




✧ ✧ ✧




"Kurasa terjadi sesuatu di dalam hutan," ujar Lars setelah mereka semua berkumpul di ruang tengah yang sudah dirapikan kembali.

"Kurasa begitu," Cye menimpali, "saat merawatku ia tidak sediam ini. Selain itu, auranya... seolah meredup. Seperti raganya di sini, tetapi jiwa dan pikirannya entah kemana."

Aku tak menyukainya. Grey dan Cye merasa bahwa mereka berdua sama-sama memikirkan hal yang sama. Lars masih duduk termangu, memikirkan kemungkinan apa yang dapat terjadi hingga gadis itu berubah menjadi sangat mengawang.

"Apa mungkin... rumor itu benar? Bahwa keluarga Blacksmith merupakan jelmaan iblis?" tanya Lars.

"My Lord," tukas Grey dengan cepat.

"Dan Gracle mengetahui bahwa ia atau Grey adalah iblis? Atau bahkan mereka berdua iblis?" tanya Cye balik.

"Mungkin." Lars mengedikan kedua bahunya. "Kita tak akan tahu kalau tidak bertanya. Itu juga kalau Gracle ingin memberitahu kita."

GRACLE BLACKSMITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang