ㅤㅤㅤㅤ
KEJADIAN semalam masih dirahasiakan dari khalayak umum. Cye dan Lars segera dirawat intensif karena beberapa luka mereka cukup parah. Gracle yang dikabari mengenai hal ini langsung bergegas ke istana bersama Kay. Darius menceritakan kronologi kejadian, kemudian mempersilakan wanita bersurai perak itu melihat kondisi kedua anaknya.
"Pelaku yang ditangkap barusan mengaku," ujar Darius di samping Gracle. Mereka memandangi Cye dan Lars yang masih tertidur di atas ranjang. "Ia memberi kutukan agar Cye dan Lars melihat satu sama lain sebagai musuh yang paling dibenci. Suatu keajaiban mereka berdua bisa sadar kembali."
"Cye dan Lars akan baik-baik saja, kan?" tanya Gracle, suaranya terdengar lirih dan kelam.
Darius mengangguk. "Jangan khawatir, mereka akan baik-baik saja."
Kay hanya melihat mereka berdua sejenak, lalu membenamkan wajahnya di pundak Gracle. Darius yang melihat hal itu segera mengajak Gracle untuk keluar lagi, khawatir Kay akan terpukul atau bahkan trauma karena melihat orang-orang terdekatnya penuh luka dan perban.
Gracle tidak menghabiskan waktu di istana terlalu lama. Ia mengucapkan beberapa hal seperti harapan agar Cye dan Lars segera membaik, dan agar Darius juga selalu baik-baik saja. Setelah pamit, ia segera pulang ke rumahnya sembari menggendong Kay yang masih menyembunyikan mukanya di pundaknya.
Perasaannya berkecamuk. Begitu sampai di rumah dan memastikan Grey masih di luar, Kay langsung turun dari gendongan dan berteriak frustasi.
"Bagaimana bisa mereka melepaskan diri dari sihir kita?!" kedua manik merah anak laki-laki itu menyala penuh amarah.
Gracle mengerutkan keningnya, berpikir. Pelaku yang menembakan cahaya itu hanyalah kambing hitam mereka. Kay menggunakan bubuk lapis lazuli untuk mengendalikan orang itu. Karena mereka hanya membutuhkannya dalam kurun waktu yang singkat dan tidak melakukan hal yang sulit, bubuk yang memiliki efek singkat dan terbatas sangat cocok untuk digunakan. Setelah kejadian, bubuknya akan ikut hilang bersama keringat dan gesekan-gesekan.
Cahaya yang dilontarkan pada Cye dan Lars hanyalah plasebo belaka, itu tidak lain merupakan sihir cahaya untuk penerangan biasa. Rupanya memang mirip dengan sihir kutukan yang memiliki berbagai warna, tergantung masing-masing penyihir. Selebihnya, mereka mengendalikan Cye dan Lars melalui sihir yang telah terjalin selama bertahun-tahun melalui perhiasan dari Gracle. Belum lagi gelang tambahan Kay dan dupa yang ia berikan.
Seharusnya mustahil untuk melepaskan diri dari jerat sihir boneka mereka. Semalam, bukan hanya Gracle yang mengendalikan mereka berdua, tetapi Kay juga. Kekuatannya dan Kay tidak sembarangan, terutama Gracle yang memiliki darah iblis.
"Sebelum sihirnya patah Cye memanggil nama Lars," gumam Gracle, menyipitkan kedua matanya. Ia langsung menoleh pada Kay. "Lars juga mengucapkan nama Cye."
Kay yang masih mengatur nafas memburunya menatap balik Gracle dengan gusar. Awalnya ia hanya menatap wanita muda itu dengan tak sabar, sampai kedua matanya terbelalak karena menyadari suatu hal. "Cinta sejati?" Ia mengatakan hal itu seolah itu adalah hal paling menjijikan di dunia. "Cinta sejati yang mematahkan sihir pengendali? Jangan bercanda!"
"Well, apa ada teori mengenai itu dan apakah ada penjelasan lain mengenai kegagalan kita semalam?" tukas Gracle yang ikut kesal karena Kaelin mulai melampiaskan emosinya tanpa kendali.
"Ada teori yang pernah menyebutkan bahwa kekuatan-kekuatan terbesar antara lain cinta dan kebencian. Mereka dua kutub yang bertolak belakang, tapi sama-sama kuat. Bagaikan yin dan yang. Tapi sepanjang hidupku itu tidak benar-benar pernah terjadi, literatur-literatur pendukung pun belum cukup untuk memvalidasi teori tersebut," kata Kay lagi, emosinya sedikit demi sedikit mulai surut. "Dan sekarang hal itu terjadi tepat di depan mataku."
KAMU SEDANG MEMBACA
GRACLE BLACKSMITH
Fantasyㅤ | ❛Ketika malaikat, iblis, dan penyihir bertemu―siapa yang akan berpihak pada siapa?❜ Gracle Blacksmith telah tinggal di Myth, Hutan Gelap Noustfrad, selama lebih dari sepuluh tahun. Suatu hari, ia menyelamatkan seorang gadis bernama Cye dan seja...