BAB 18: IN TEMPO

3 0 0
                                    


MUSIM GUGUR, 1803 ALMANAK ZARD.

NOUSTFRAD.

"KAU masih memikirkan gadis itu?"

Duke of Rjosttird yang sedang berdiri di depan jendela kaca besar menoleh ke belakang, pada sosok pria berusia matang dengan surai legam yang telah menatapnya dari sofa. Menarik nafas panjang, sang duke memutar tubuhnya, kemudian melangkah menuju sofa tempat rekan sekaligus sahabatnya itu duduk bersandar dengan santai.

"Cye mengatakan bahwa Graciela akan segera melahirkan. Ia membawa gadis itu kembali ke istana sejak minggu lalu, agar semua persiapan persalinan hingga pasca persalinan dapat diawasi langsung oleh tim medis kerajaan," jawab Duke of Rjosttird tanpa benar-benar menjawab pertanyaan Marquess of Laveurin.

"Ooh—" sang marquess menaikan kedua alisnya dengan tertarik. Ia meneguk anggur merahnya hingga habis, barulah ia melanjutkan, "sangat memanfaatkan posisinya untuk menjadikan sesuatu sesuai kehendaknya. Bagus sekali, aku bisa melihat sifatmu dalam diri Yang Mulia Putri."

Duke of Rjosttird mendengus pelan, kedua lengannya disilang di depan dadanya. Raut wajahnya masih terbilang datar, kecuali dengan kedua alisnya yang sedikit mengerut cemas. Ia tak begitu mempermasalahkan apa yang Cye lakukan untuk membantu orang yang ia anggap sebagai sahabat. House of Hill memiliki alokasi dana yang sangat berlebih, membantu sepasang suami-istri untuk melahirkan bukanlah masalah sedikit pun.

Daripada itu, ia lebih khawatir akan hasil persalinan nanti. Graciela mengontrol kehamilannya pada tabib keluarga Hill, salah satu tabib paling hebat dan terkenal di Noustfrad. Selama masa delapan bulan terakhir, hasil kontrol Graciela sangat memuaskan. Kondisi sang ibu sehat, pun dengan janin yang berada di dalam rahimnya.

Menurut tabib, Graciela dapat melahirkan secara mudah. Sang duke benar-benar berharap kalau bayi mereka dapat lahir dengan selamat dan bertahan hidup, dimana hal itu berarti menunjukan bahwa Graciela dan Gilbert—Grey—tidak memiliki hubungan darah. Grey sudah terkonfirmasi sebagai seorang Blacksmith, dan kalau Graciela tidak memiliki hubungan darah berarti ia bukan seorang Blacksmith.

Darius dapat melanjutkan hidupnya dengan tenang.

"Katakan, Darius," suara Marquess of Laveurin kembali mengudara, menarik atensi sang duke, "apa yang akan kau lakukan seandainya bayinya tidak selamat?"

Kedua manik biru tua sang duke menggelap, dan rahangnya menegang. Apa yang akan ia lakukan, itu pertanyaan yang bagus. Apa ia akan menunggu mereka memiliki anak lagi untuk memastikan bahwa keguguran janin atau meninggalnya bayi mereka hanyalah sebuah kebetulan atau pertanda? Atau ia akan langsung melenyapkan gadis itu agar ia dapat hidup dengan tenang? Kalau Graciela benar anak dari wanita itu—

"Entahlah," jawab sang duke selang semenit. Ia menarik nafas dalam-dalam lagi, lalu menghembuskannya. Dipejamkannya matanya untuk mengurasi rasa pening yang mulai muncul. "Mungkin aku akan memanggil Ordo Malaikat untuk mengawasinya secara khusus."

"Ordo Malaikat? Kau benar-benar mempercayai mereka ada? Percayalah, malam itu tak akan pernah terjadi kalau Ordo Malaikat benar-benar ada dan menjalankan tugasnya menjaga Zard," tukas Marquess of Laveurin dengan sinis.

"Mungkin kita tidak dihabisi oleh mereka karena diberi kesempatan kedua untuk bertobat," ujar Duke of Rjosttird dengan setengah merenung. "Kita membuat kontrak itu dengan tujuan menyatukan Zard, dengan tujuan mulia. Kita tidak tahu para iblis brengsek itu akan melakukan hal yang sangat rendah, mengkhianati kita."

"Tetap saja, kita memanggil iblis dan menjalin kontrak dengan mereka." Marquess of Laveurin menuang anggur merah ke cawannya lagi, menatap genangan merah itu sejenak, kemudian menegaknya habis.

GRACLE BLACKSMITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang