BAB 28: DENTANG TERAKHIR

2 0 0
                                    

ㅤㅤㅤㅤ

"TAHAN!" seru para pengawal dan beberapa ksatria kerajaan yang memasang barikade sihir, berdiri mengelilingi Darius Hill.

Gracle melangkah sembari menatap datar ke depan. Di dalam barikade, ada Cye dan Lars yang juga ikut memasang perisai sihir. Lapisan paling luar, sihir perisai api. Tengah, perisai yang biasa, dan terakhir—perisai yang ketahanannya paling kuat, namun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memunculkannya.

Ia memunculkan sihir teleportasinya lagi, lalu perlahan muncul di udara di dalam perisai mereka. Para penyihir itu langsung menyerangnya, termasuk dengan senjata sihir dan senjata biasa. Semuanya terpental, beberapa bahkan berbalik mengenai mereka.

Gracle memunculkan belati kecil di tangannya, menuliskan rune di bilahnya, lalu berjalan ke arah duke yang dilindungi oleh para pengawal. Cye berlari ke arah Gracle, memeluk pinggang gadis itu erat-erat, menahannya.

"Tolong jangan, kumohon—"

"Cye," panggilnya, "untuk sesaat aku benar-benar menyayangimu."

Gracle menyentuh lengan gadis itu, memunculkan api yang melingkari jemarinya hingga Cye memekik dan langsung melepaskannya. Ia lalu menahan gadis itu dengan sulur-sulur tanaman, kali ini tanpa duri. Dalam sekejap mata, semua orang sudah terkunci entah dengan sulurnya atau benang sihirnya.

"Darius." Gracle memanggil dengan tenang. "Aku masih membencimu, tapi sekarang aku sudah terlalu lelah untuk membencimu dengan amarah."

Ia menarik para pengawal yang menghalang ke samping, lalu menghunuskan belatinya ke leher sang duke. Rune-rune dari belatinya berpindah ke leher sang duke, membuat pria itu terbelalak dan memekik serak sebelum akhirnya tumbang dengan leher berlumuran darah. Cye langsung terisak melihat hal itu, sementara Lars hanya menutup kedua matanya sembari berusaha menahan tangisannya.

"Kau akan terjebak di dalam mimpi-mimpi burukmu sebelum ajalmu menjemput," ujar Gracle, memandangi pria yang kini tergeletak di lantai. "Aku sudah bersumpah, kalau rencana ku pun gagal aku akan memberimu kematian yang paling menyakitkan."

Gadis itu lalu berbalik, keluar dari perisai dan berhenti tepat di hadapan Elisio. Raut wajahnya masih tak bergeming, menatap datar pada pemuda bersurai coklat dengan sepasang manik hijau yang menyejukan. Kali ini, Gracle menyadari bahwa kedua mata pemuda itu indah, mengingatkannya pada hutan Myth dan pepohonan di sekitar desanya.

Mengingatkannya pada taman tempatnya dan Grey bermain dulu, pada rerumputan tempat mereka berbaring dan berbagi cerita, pada hadiah-hadiah yang pemuda itu bawakan, pada tangkai bunga buket pernikahan yang ia tangkap.

"Aku sudah selesai," ujar Gracle dengan tenang.

Elisio melihat sang duke yang tergeletak dengan berlumuran darah, dan rune hitam yang melingkar di lehernya. Ia kembali menatap Gracle, terdiam beberapa saat, kemudian mengangguk. "Ikutlah denganku."

Gadis itu tak banyak bicara, hanya melangkah ke arah Elisio, lalu ikut berpindah tempat menggunakan lingkaran sihir pemuda itu. Dalam sekejap, mereka sudah berada di sisi luar Myth. Di depan mereka, rerumputan terbentang luas, dan pepohonan melingkari daerah yang berbentuk lingkaran bagai pagar. Di sekeliling ada semak-semak yang memiliki bunga-bunga berwarna-warni, dan Gracle menatap itu semua dengan mulut yang terbuka sedikit dan mata berkaca-kaca.

Ia bisa melihat sosoknya dan Grey saat kecil yang berlarian, lalu duduk di tengah-tengah. Ia bisa membayangkan sosok mereka bersama anak-anak mereka yang tak pernah lahir duduk, menikmati teh beserta kue-kue yang ia buat. Air mata mengalir di kedua pipinya seiring ia melihat sekeliling.

"Seharusnya aku menyerah saja dulu," gumamnya. "Seharusnya aku menyerah dan meninggalkan rencanaku, hidup bahagia dengan Grey."

"Kalau kau tak bisa memiliki anak, Duke of Rjosttird akan memburumu karena menganggap kau dan Grey berhubungan darah." Elisio menatap gadis itu. "Mungkin kau benar, dunia memang tak adil."

Gracle terkekeh pelan, masih dengan berlinang air mata.

"Seharusnya aku tidak mengikuti idealisme Ordo Malaikat dan benar membunuhmu dulu. Ibumu akan sedih, tapi ia tak akan kehilangan segalanya dan meninggal," ujar Elisio.

Gracle menggeleng, tangisannya semakin pecah. "Terima kasih," ujarnya dengan gemetar. "Untuk kesempatanku merasakan kebahagiaan, terima kasih."

Elisio masih menatap gadis itu. Itu pertama kalinya ia mendengar seseorang mengucapkan terima kasih padanya karena telah membiarkan mereka hidup. Selang beberapa detik, pemuda itu tersenyum, kemudian mengangguk pelan. Jemarinya masih menggenggam bola emas yang ia putar-putar perlahan sedari tadi, hingga akhirnya ia memunculkan rune-rune kecil di sekitarnya.

Detik berikutnya, cahaya putih melingkupi mereka, dan suara ledakan terdengar.\



✧ ✧ ✧



Seorang wanita bersurai merah melangkah keluar dari Myth, menuju sebuah area kosong di dekat hutan tersebut. Ia menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Ia tak siap dengan apa yang akan ia temui—ia harap Elisio benar-benar berhasil melakukannya. Meledakan diri bersama setengah iblis yang rusak akal sehatnya sekaligus memulai mantra penyegelan jiwa ke Amethyst? Tidak mustahil, tapi juga tidak benar-benar dapat berhasil.

Ia tahu itu satu-satunya cara, karena menyegel jiwa setengah iblis yang sekuat Gracle sangatlah berisiko. Suatu saat jiwanya dapat terbebas, pun mereka harus selalu menjaga Amethyst yang digunakan agar tidak rusak. Misi bunuh diri adalah satu-satunya cara, karena bom sihir yang mampu melenyapkan iblis itu hanya dapat diaktifkan dengan sentuhan rune secara langsung.

Begitu sampai di area rerumputan yang kosong, Tate menghembuskan nafas lega ketika mendapati sebuah bros Amethyst yang memiliki cahaya hijau bergumul di dalamnya. Elisio berhasil. Ia langsung meraih bros Amethyst itu dengan lega sekaligus senang, sampai sesuatu yang berkilau menarik atensinya. Ia menyibak rerumputan yang tak jauh dari lokasi bros, kemudian mendapati sepasang anting dengan batu Amethyst sebagai hiasannya.

Di dalam kedua batu Amethyst itu, kabut merah bergumul perlahan.





GRACLE BLACKSMITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang