Happy Reading~
vote 300+ gue apdet chapter selanjutnya:D
kedekatan Fany dan juga Luna semakin hari semakin dekat, baik dirumah ataupun dikantor, bahkan kabar kedekatan mereka sudah menyebar dikalangan pegawai kantor lainnya. Beberapa kabar burung bahkan mengabarkan jika keduanya sudah resmi berpacaran dan itu cukup membuat heboh satu kantor.
Ya bagaimana tidak heboh jika Luna yang terkenal cukup sulit didekati, bisa terjebak rumor mengencani seorang perempuan sedangkan selama ini yang mendekatinya adalah dari kaum adam.
Tidak hanya pria di kantor tapi dari kalangan pengusaha dan pegawai kantor lain sering dikabarkan dekat dengan Luna namun berakhir berlalu begitu saja. Sama halnya dengan sosok Andre yang sempat heboh pada waktu itu.
"Lun kamu gak risih digosipin sama aku?" tanya Fany saat mereka masih didalam mobil.
Luna mengarahkan atensinya pada Fany "kenapa harus malu, kalo bisa kita jadiin rumor itu jadi kenyataan" ucap Luna sambil tersenyum manis.
"maksud kamu?" tanya Fany bingung.
Luna mengulas senyum " I have a big feeling for you, Stephanie and I know you have same feeling too".
Eh ini beneran gak sih?.
"ka-mu nembak aku?" gagap Fany.
Luna menggenggam tangan Fany "sebenernya gak enak banget ngomong disini tapi karena udah terlanjur yaudah aku bilang sekarang aja. Aku tau kamu suka sama aku udah lama banget tapi bodohnya aku baru tau dan baru respon perasaan kamu sekarang. Dan selama kita dekat dan saling mengenal baik, entah kenapa aku jadi ngerasa nyaman dan sayang sama kamu. Aku selalu suka gimana cara kamu bercanda, tutur kata kamu yang jenaka dan sifat kamu yang gak pernah jaim itu yang bikin aku tertarik sama kamu. Kamu jadiin hidup aku yang abu-abu jadi berwarna kayak pelangi. So stephanie would you be my mine?" ucapan itu terlontar lancar dari mulut Luna.
Fany, perempuan itu sudah tidak bisa berkata-kata. Dia tidak menyangka jika penantiannya selama ini menemukan ujung yang baik. Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Setianya membuahkan hasil. Akhirnya perempuan yang ia kagumi memiliki rasa yang sama sepertinya. dua tahun yang tidak berakhir sia-sia.
Sudah tidak bisa dijelaskan bagaimana perasaannya sekarang, tapi yang pasti Fany tentu bahagia. dadanya berdegup kencang dan perutnya seakan berisi ledakan-ledakan kembang api.
"yes I do" ucap Fany mantap dengan senyum mengembang lebar.
Luna tersenyum lalu membawa jemari Luna kedepan bibirnya dan mengecup lembut jemari itu "makasih sayang".
Apa sih Luna kok manggil sayang gak pake aba-aba bikin seneng aja.
Fany tersenyum sangat lebar "sama-sama".
"sayangnya mana?" tanya Luna jahil membuat Fany menunduk malu.
"jangan nunduk nanti aku gak bisa liat wajah pacar aku yang cantik banget itu" Luna mengangkat wajah Fany.
Wajah Fany sudah memerah karena ucapan manis Luna "apaan sih kamu gombal banget".
"tapi suka kan?".
"ya sukalah, yakali gak suka".
"ngegas banget sih pacar aku" tawa Luna.
Asdfghjk pacar aku? Gue taken sama Luna omg.
"apaan sih Lun, malu tau".
"alah biasanya juga gak ada malu".
"yeu ini kan beda?".
"beda apanya? Kan cuma beda status aja, kemarin masih temen sekarang pacar".
"ish Luna bisa diem gak sih? Kamu gak tau dada aku udah gak karuan" cebik Fany dengan wajah yang menggemaskan menurut Luna.
"ih lucu banget pacar aku".
"stop deh kamu gak kasian sama jantung aku yang terus berdetak gak karuan?".
"enggak tuh, aku malah suka" Luna memeletkan lidahnya menggoda Fany.
Fany memukul bahu Luna yang membuat Luna tertawa lalu membawa tubuh perempuan yang kini resmi menjadi kekasihnya itu kedalam pelukannya. Awalnya Fany sempat terdiam akibat pelukan tiba-tiba Luna namun akhirnya ia membalas pelukan yang terasa nyaman itu. iya pelukan pertama mereka sebagai pasangan.
"I love you Stephanie".
"I love you more Luna".
Entah karena sibuk dengan dunia mereka sendiri atau bagaimana, kedua anak manusia itu tidak sadar jika mobil didepan mereka yang tak lain adalah mobil milik Freya terparkir tepat didepan mobil Luna. Freya menyaksikan sendiri bagaimana kedua anak manusia itu tertawa, berbicara hingga akhirnya berpelukan.
Mata Freya menutup saat melihat wajah Luna mendekat kearah Fany yang bisa Freya simpulkan jika keduanya sudah resmi bersama.
Gue kalah telak ternyata.
Tak ingin menyiram air garam kelukanya yang masih basah, Freya keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil cukup keras. Dia tidak lagi peduli dengan keadaan sekitarnya. Wajahnya berubah menakutkan, sepanjang lobby ia mengabaikan sapaan-sapaan karyawannya. tangannya mengepal erat disamping tubuhnya dan wajahnya menunjukkan wajah yang tidak bersahabat sama sekali.
Wajahnya terlihat sangat suram dan kusut.
Terlihat berpura-pura baik saja sepertinya sulit ia lakukan saat ini. Freya membanting tas kerjanya keatas meja. Dadanya naik turun menahan emosi. Pada akhirnya ia kembali kalah oleh Luna, kenapa harus Luna yang selalu mendapatkan apa yang ia inginkan.
Freya mengusap kasar wajahnya "gue belum berjuang tapi udah kalah dasar pecundang loe Freya" monolognya dengan nada bicara yang frustasi.
Freya tertawa getir, bayangan Fany dan Luna terus mengisi kepalanya dan seperti kaset yang terus terputar.
"gue harus ikhlas kayaknya".
end.
jadi gimana tanggapan kalian? team siapa?
gemes ya Fany sama Luna awokwok
KAMU SEDANG MEMBACA
Eii What's Wrong With My Boss?
Fiksi RemajaKisah seorang staff biasa yang selalu berselisih paham dengan sang boss besar yang ia cap menyebalkan. Arogan, tukang julid, penindas, dan menyebalkan. Iblis berwujud malaikat. Mampukah Fany bertahan dikantor bersama bossnya yang menyebalkan? Lalu a...