"Ren, ada cewek nyariin lu tuh," teriak Alvin, penghuni kamar kos di samping kamar Reno. Dari balik pintu, dia menggerakan dagunya ke arah pintu depan.
"Siapa? Bianca?" Tubuh Reno bangkit dari rebahannya.
"Bukan." Mendengar jawaban itu, Reno segera melangkah ke arah ruang depan.Dari kejauhan, pintu yang terbuka menampakkan sosok perempuan yang sedang berdiri, menunggu seseorang. Dia bernama Naya.
"Ngapain ke sini? Lu tau dari mana kos-an gua di sini?" Bukannya menyapa, Reno malah mencerca dengan berbagai macam pertanyaan yang membuat Naya sedikit ketakutan. Belum lagi nada bicara dan mimik muka Reno yang menyeramkan.
"Gak ada apa-apa, aku pulang aja kalo gitu." Naya pun membalikkan tubuhnya dan mulai berjalan meninggalkan Reno.
"Tunggu dulu." Reno berjalan menghampiri si perempuan.
"Jujur aja lu mau ngapain ke sini?" Yang diajak bicara menundukkan kepala sambil memainkan ujung jaketnya.
"Kamu 'kan gak percaya anak yang aku kandung ini anak kamu. Aku mau kita tes DNA. Buat buktiin kamu ayahnya atau bukan," ucapan Naya sangat pelan dan berhati-hati.
"Terus kalo gua ayahnya beneran, gimana? 'Kan gua udah bilang, gua gak mau," jelas Reno, menolak secara tersirat.
Beberapa minggu sebelumnya, semenjak Naya melakukan tes kehamilan dengan hasil yang positif. Dia langsung mencari dan memberitahu satu-satunya lelaki yang pernah berhubungan dengannya, yaitu Reno.
Namun, lelaki itu tidak percaya dan menolak jika kandungan itu adalah anaknya.
Setidaknya dengan tes DNA prenatal, dia bisa membuktikan bahwa anak dalam kandungannya adalah darah daging Reno. Tes DNA dapat dilakukan saat kehamilan trimester pertama. Membutuhkan DNA ayah, ibu dan janin.
"Biayanya berapa? Emang lu punya duit?" Reno terus membalas Naya dengan pertanyaan.
Naya terdiam tidak menjawab. Ya, memang tes DNA itu membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk mahasiswa yang belum memiliki pekerjaan tetap.
"Kamu gak usah pikirin biayanya," tegas Naya, dengan isi kepala yang memikirkan bagaimana cara meminta uang lebih ke orang tuanya.
"Terserah, tapi kalo urusan duit, gua gak ada." Reno kembali masuk ke kosnya, meninggalkan Naya.
Naya kembali ke kos-annya yang tidak terlalu jauh dari kos-an Reno dan kampus mereka.
Sampai kamar, dia membuka laptopnya yang masih menampilkan pencarian tentang tes DNA prenatal. Sebelum menemui Reno, dia terlebih dahulu mempersiapkan topik yang akan dia sampaikan kepada lelaki itu.
Kesimpulan dari hasil pencahariannya, biaya tes DNA sekitar 7 hingga 10 juta rupiah. Bisa dilakukan di rumah sakit besar dengan fasilitas lengkap.
"Huh—" Naya membuang napasnya pelan, kemudian perlahan tangan kanan mengelus perutnya.
Dia mengambil ponselnya untuk menghubungi orang tuanya. Beberapa menit dia bimbang untuk menekan ikon telepon pada kontak yang bertuliskan 'Papa' di layar ponsel.
Niat itu diurungkan olehnya, berakhir hanya dengan mengirimkan sebuah pesan kepada orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air di Atas Awan
ChickLitMengandung anak dari lelaki yang dia sukai, akibat dari kesalahannya sendiri. Merelakan kehidupannya demi merawat dan menghidupkan sang buah hati. Belum lagi buah hatinya mendapatkan penolakan dari sang ayah kandung, membuat dirinya semakin bersung...