Chapter 5

411 56 8
                                    

Semenjak sesi pembelajaran tadi, Seungmin sudah tidak terlalu banyak bicara. Mungkin karena jawaban Chan yang membuat dia cukup shock.

"49................. Benarkah dia 49 tahun? Dia terlihat sangat tidak 49 tahun. Haish ini sangat membebani pikiran ku" Bahkan disaat kondisi menyetir seperti ini, Seungmin tetap memikirkan jawaban Chan tadi. Bagaimana tidak, lelaki tampan berotot seperti itu seharusnya 29 tahun, bahkan 29 tahun saja sudah terlalu tua untuk wajah seperti Chan.

"Seungmin" Seungmin tetap termenung tidak menyadari kalau Chan sudah memanggilnya cukup lama. Chan pun memberanikan diri dan menepuk paha Seungmin.
"E-eh, kenapa Chan?"
"Hem, tidak apa², kau hanya, terlihat, kurang, semangat"
"A-aku tidak apa² kok" Seungmin menjawab Chan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

Tidak lama kemudian, Seungmin dan Chan pun sampai di rumah Changbin dan langsung disambut oleh Minho.
"Selamat datang Chan! Perkenalkan nama ku Minho"
"Halo, nama ku Chan" Chan memperkenalkan dirinya sambil menundukkan badannya.
"Wow, dia sopan sekali, apa kau yang mengajarinya?" Minho mengatakan nya dengan bisik² ke arah Seungmin. Seungmin hanya menatap Minho dengan tatapannya yang lemas.

"Ah apakah dia si Chan penduduk desa Seukijeu itu?" Changbin pun langsung menghampiri Chan dan menjabat tangannya.
"Ayok kita masuk kedalam" Mereka pun masuk ke dalam rumah sang profesor tersebut.

"Baiklah, ayok Chan, kita akan belajar" Changbin pun membawa Chan memasuki sebuah ruangan.




















"Hei, kau kenapa mister genius? Kau terlihat lemas" Minho merasa sedikit kasihan kepada Seungmin, dia takut karena kehadiran Chan yang dia inginkan ini, malah membuat Seungmin stress.

"Hei Seungmin, apakah dia membuat banyak masalah?" Minho pun akhirnya menepuk pundak Seungmin.
"Ah, tidak, dia orang yang sangat baik kok"
"Apa kau ada masalah? Ceritakan saja padaku" Seungmin menghela nafas dan memutar posisi duduknya menghadap Minho.

"Jadi tadi kita ada belajar tentang perkenalan dan aku ada menanyakan umur nya"
"Dan?"
"Hmmmmmm, dia menjawab kalau umurnya 49 tahun"
"49??!!! Kau bercanda kah Seungmin?" Minho menegakkan tubuhnya karena dia sangat terkejut dengan "fakta" tersebut.

"Dia sendiri yang mengatakannya" Seungmin mengatakannya sambil menghela napas
"Kalau seperti itu, sehabis ini akan ku suruh Changbin bertanya kepadanya, siapa tau kalau memakai bahasa desa nya dia lebih mengerti"
"Changbin mengerti?!" Seungmin memukul sofa dan membelalak kan matanya
"Ya, dia tau, dia juga seperti mu, dulu dia juga pernah tinggal dengan 1 penduduk dari desa Seukijeu juga"
"EEHHHH?! Kenapa kau tidak titip ke Changbin saja dari awal?"
"Kan ini projek perusahaan kita, tidak ada hubungannya dengan Changbin kan?" Seungmin kembali bersandar ke sofa yang sedang ia duduki.














Minho dan Seungmin sudah menghabiskan banyak waktu mengobrol karena menunggu Chan dan Changbin.

Jam telah menunjukkan pukul 16.05 dan akhirnya 2 pria itu pun keluar dari ruangan tersebut.
"Jadi, bagaimana?" Minho berdiri dan berjalan ke arah Changbin.
"Chan ternyata telah mengerti banyak sekali, Seungmin sangat banyak mengajari dia" Seungmin senang mendengar hal itu, tapi dia baru ingat bahwa masih ada 1 hal yang telah mengganjal di pikirannya.

"Em.........., Changbin, apakah kau bisa menanyakan umurnya?"
"Oh, aku tau, pasti tadi dia menjawab mu 49 kan?"
"Bagaimana kau tau?" Seungmin cukup terkejut, bagaimana Changbin tau, apakah dia mengambil part time sebagai peramal?

"Karena tadi aku menanyakan hal yang sama dan dia juga menjawab 49, tapi aku sudah mengajarkan dia berhitung dan seharusnya dia dapat menghitung umurnya. Coba kau tanyakan langsung"
"O-ok, eehhh, Chan, berapa umur mu?"
"Aku berumur 25 tahun" Seungmin merasa sangat lega, akhirnya beban dipikirannya telah hilang.

"Ahhhhh, syukurlah, akhirnya aku tidak perlu canggung lagi dengannya"

"Wah Chan kau sudah lebih lancar yah" Seungmin memuji Chan dengan senyuman yang lebar di bibirnya.
"Terima kasih" Seungmin hanya tersenyum bangga kepada Chan.

"Tadi dia menceritakan beberapa keluhan dia, seperti mandi, dan banyak lagi. Jadi, tadi aku sudah memberi dia beberapa video dan dia telah memahaminya, jadi seharusnya habis ini dia akan lebih mandiri, Seungmin"
"Wah terima kasih Changbin-hyung"
"Tidak apa², tidak usah se-formal itu" Changbin hanya tersenyum mendengar ucapan Seungmin.

"Baiklah, bagaimana kalau kau membawanya ke mall? Dia juga belum punya baju kan?" Minho tiba² mengatakannya, Seungmin tentu langsung menoleh ke arah Minho.
"Mall? Apakah kau tau.............."
"Aku tidak tau apa yang ingin kau bicarakan Seungmin, aku bukan seorang genius seperti dirimu. Tapi tetaplah bawa dia ke mall untuk membeli baju dan makanan. Untuk keuangan akan ku modalkan, tenang saja" Minho mengatakannya sembari nge-wink ke arah Seungmin. Dan seperti biasa, Seungmin hanya membalasnya dengan tatapan yang aneh.

"Baiklah, ayo Chan. Terima kasih sekali lagi Changbin-hyung, Minho"
"Sama sama Seungmin" Minho dan Changbin mengatakannya bersamaan.








"Hei, Chan. Kau nanti mau makan apa" Seungmin pun mulai menyalakan mobilnya. Chan pun memikirkan nya sejenak.
"Hmmmmmmm, apa saja" Benar ternyata firasat Seungmin dari awal, Chan bukanlah tipikal orang yang pilih² makan.
"Baiklah, tujuan selanjutnya, Mall"

Perjalan mereka tidak begitu jauh, hanya membutuhkan sekitar 10 menit. Dan Seungmin langsung membawa Chan ke toko baju














Dan inilah ketakutan Seungmin. Karena sekarang Chan hilang entah kemana.











-Love "Languange"-

Love "Language" (Chanmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang