Chapter 18

327 48 4
                                    

Pagi ini Seungmin bangun dengan kondisi yang sedikit, tidak baik. Rambut berantakan, dengan mata bengkak dan bekas air mata yang mengering di pipi nya.

"Selamat pagi Seung"
Seungmin yang baru saja bangun itu tiba² disambut dengan aroma harum dari arah dapurnya.

".......................apakah pagi ini aku terlihat menyedihkan?"

"Seung, jangan seperti itu, jangan bersedih terus, kau tau kan aku juga sedih melihatmu seperti ini?"

"Aku hanya.........................

aku bahkan tidak ada hubungan apa² dengannya, kenapa aku sampai seperti ini"

"Sakit hati bukan hanya untuk orang yang mempunyai sebuah hubungan kan? Kau bisa sakit hati atau kecewa, atau pun rindu dengan orang terdekat"

"Kau benar"
Seungmin mengelap matanya dengan kencang dan menghela nafas dalam².

"Terima kasih Sung, hari ini kau ingin menemaniku"

"Tidak masalah Seungminie"
Jisung langsung pergi memeluk Seungmin yang masih setengah sadar.

Kemarin Seungmin yang meminta Jisung untuk menemani nya. Sebenarnya tanpa diminta pun pasti Jisung akan menemani nya atau mungkin Minho akan menyuruh Jisung menemani Seungmin, lagipula ini juga masih hari Minggu, jadi mereka tidak perlu memikirkan pekerjaan mereka hari ini.

"Sung"

"Iya minnie?"

"Apa kau mencium aroma gosong?"
"YAKH, AKU LUPA MEMATIKAN KOMPOR LISTRIK MU"

Jisung langsung lari menuju dapur dan mengamankan apapun yang sedang terjadi disana.

"Ada ada saja tingkahnya, tapi yah setidaknya hari ini aku tidak akan terasa kesepian"
























"Seung? Kau bekerja hari ini? Ku kira kau akan mengambil cuti hari ini"

"Tidak, aku sudah cukup fit Minho"
"Baiklah"

Hari Senin ini Seungmin memutuskan untuk datang bekerja. Padahal Minho kemarin telah menawarkan nya cuti, tapi Seungmin juga tidak bisa terus menerus merenungkan perpisahannya dengan Chan kan? Bagaiman pun itu, ia tetap harus terus melanjutkan hari² nya dengan kepenuhan hati.

"Kau akan terbiasa Seung, aku yakin"
Minho mengatakan nya sambil mengambil tempat duduk bersama Seungmin dan Jisung.

"Hm, aku hanya harus membiasakan diri kembali tinggal sendiri lagi dan............................."
Seungmin berhenti sejenak dan menghela nafas memikirkan kalimat nya.

"Dan merelakan seseorang yang kita sayangi"

Minho hanya menatap Jisung sehabis mendengar kalimat Seungmin barusan.

"Minho, apa kau pernah membayangkan, apa yang akan terjadi kalau tiba² orang yang kau sayangi meninggalkan mu?"
Seungmin mengubah tatapan nya dari bawah lalu ke arah Jisung dengan tatapan yang mencerminkan berjuta kesedihan di dalamnya.

"Hmmmmm, mungkin aku akan seperti dirimu Seung. Tapi aku yakin, kau pasti lebih kuat melewati hal seperti ini dibandingkan dengan diriku"
Minho bersenyum ke arah Seungmin lalu ke arah Jisung.

Seungmin hanya mengangguk kecil. Dia sendiri juga bingung, buat apa dia menanyakan hal yang seperti itu, padahal pertanyaan seperti itu bisa saja terdengar sangat sensitif bagi beberapa orang.

"Seung, aku ingin meminta maaf sebelumnya. Aku telah meminta tolong padamu untuk mengurus Chan dan ternyata itu sangat berdampak pada kehidupan mu, kalau aku memikirkan nya lebih jauh dan tidak hanya memikirkan ego ku, pasti ini semua tidak akan terjadi"
Minho pun meletakkan alat makan yang sedang ia gunakan.

"Tidak apa, aku juga senang telah mendapat sebuah kesempatan untuk mengenal seseorang seperti Chan. Tapi andaikan kalau dia bisa lebih lama lagi disini"
Seungmin menatap Minho sebentar dan tersenyum kecil.

"Baiklah, kita tidak dapat terus memikirkan masa lalu kan? Kalau seperti itu, aku permisi terlebih dahulu"
Seungmin berdiri dan berjalan pergi dari hadapan Minho dan Jisung.

"Sepertinya Chan benar² membuat Seungmin jatuh kepadanya"
Jisung terus melihat Seungmin berjalan dari tempat duduknya.

"Aku harap akan ada sebuah keajaiban yang akan membuat dia kembali berbahagia Sung"







































Menit berubah menjadi jam.

Jam berubah menjadi hari.

Hari berubah menjadi minggu.

Dan minggu berubah menjadi bulan.



Kondisi Seungmin sudah jauh menjadi lebih baik, tapi pastinya bekas memori yang telah ia lalui tak mungkin dapat terlupakan semudah itu.

"Chan............................"

Hari ini adalah hari Sabtu dan hari ini adalah anniversary 1 bulan kepulangan Chan. Bagi Seungmin, 1 bulan ini terasa begitu lama dan berat. Apakah itu efek dari menunggu seseorang?

Seungmin sedari tadi hanya menatap langit² kamarnya sambil mengingat kejadian² yang pernah ia lalui dengan Chan.

Begitu banyak hal yang telah mereka lalui ternyata selama 2 minggu mereka bersama, Chan membantu anak yang hilang, mereka menonton di bioskop, Chan menolong Seungmin dari seorang pria asing, dan berbagai kejadian aneh lain.

Diantara sesi merenung ini, Seungmin tiba² mendapat telefon dari Minho.

"Halo?"
"Seungmin,


aku mau kau datang secepat mungkin ke rumah Changbin"

















-Love "Language"-

Love "Language" (Chanmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang