nine; different

1.6K 271 23
                                    

jeno mengerjapkan mata, tangan kananya bergerak untuk mengusap dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jeno mengerjapkan mata, tangan kananya bergerak untuk mengusap dahinya. pandangan yang awalnya berada pada sebuah kertas dihadapanya kini ia bawa untuk menatap si mungil calon istrinya.

jeno berdeham sebentar sebelum bersuara, "renjun, aku bisa menerima persyaratan untuk semuanya disini namun tidak pada opsi terakhir."

opsi yang menyatakan renjun tidak ingin memiliki seorang anak.

"mengapa?"

"renjun, aku ingin menikah denganmu karena itu adalah kamu. huang renjun. dan keputusan memiliki anak adalah keputusanmu, itu terserah kepadamu. tetapi jangan buat menjadi seperti ini, setidaknya kita harus mengadopsi satu untuk menjadi penerus salah satu dari kita nanti." jeno menaruh kertas itu, mata mereka bertemu, tangan pemuda samoyed itu terulur untuk menggenggam tangan renjun yang ada diatas meja.

"renjun, aku akan memiliki sebuah tanggung jawab besar nantinya ketika perusahaan ayah jatuh padaku. nyaris seperempat masyarakat kita menggantungkan hidupnya padaku, mereka juga yang sangat berjasa untuk membuat perusahaan ini semakin besar nantinya"

"tidak, aku tidak akan menuntut anak kita untuk mengambil alih jika memang ia tidak memiliki ketertarikan pada dunia bisnis seperti ini. tetapi aku ingin setidaknya ada seseorang yang tetap menjaga dan mengawasi apa yang sudah dibangun dari kakek-nenekku ini dengan baik."

"setidaknya ketika perusahaan ini nantinya jatuh ditangan yang salah, seseorang yang berhak memilikinya dapat andil memberikan sebuah solusi. tetapi jika kita tidak memiliki seorang penerus, kita tidak akan tahu bagaimana nasib perusahaan ini yang barangkali akan menjadi objek ketamakan orang-orang diluar sana."

astaga, bisa tolong berikan renjun bendera putih?

renjun menyerah.

tatapan jeno dan penjelasanya membuat renjun mulai menyadari bahwa sihir pesona lee jeno sudah sampai menusuk ulu hatinya. renjun dibuat jatuh cinta.

renjun mengerti lee jeno berusaha mempertimbangan persyaratan-persyaratan yang sudah renjun berikan. dan meskipun itu sedikit memberatkanya, jeno dapat memberikan penjelasan dengan cara yang baik tanpa harus membuat renjun merasa buruk dan egois.

benar, renjun tidak boleh egois. ia juga mengerti batasan dirinya kok. ia memang memberikan banyak persyaratan, tetapi ia juga akan mengalah jika lee jeno berkata tidak. ya, mau bagaimanapun lee jeno adalah calon suaminya.
ia pemegang keputusan tertinggi dalam rumah tangga mereka nantinya. renjun harus bisa beradaptasi dengan itu. toh juga, apa yang jeno katakan ada benarnya.

"baiklah, dimengerti." renjun mengangguk lucu, kini giliranya untuk menggenggam tangan jeno dan menepuknya lembut.

"terima kasih," ucapnya, membuat jeno terkejut sekaligus senang karena sikap renjun yang tidak terduga. "ada lagi?"

oh, demi tuhan! jeno ingin mencium pipi menggemaskan itu sekarang juga. tetapi ia sedang berada dikantornya yang penuh dengan cctv sialan.

"tidak ada. hanya saja, ketika aku memberikanmu banyak kebebasan--aku harap kamu tidak menyalahgunakan itu dan tetap menghargai keputusanku jika suatu saat aku berkata tidak atau sebaliknya."

summer apocalypse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang