two; the party is over

3.1K 377 3
                                    

gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi menutupi cahaya remang bulan, jalanan yang lumayan padat itu dilalui dengan gugup oleh seorang pemuda yang sedang duduk dikursi penumpang belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi menutupi cahaya remang bulan, jalanan yang lumayan padat itu dilalui dengan gugup oleh seorang pemuda yang sedang duduk dikursi penumpang belakang.

sosok yang biasanya akan membuka suara terlebih dahulu itu kini bungkam, entah apa yang ia pikirkan.

dan rupanya sang supir mengetahui hal tersebut, yang membuat dirinya tersenyum simpul dan berusaha menenangkan pemuda yang lebih lebih muda satu tahun darinya itu.

"tenanglah, renjun.." yang dipanggil kemudian menatap cermin tengah mobil itu, mata mereka bertatapan.

"ya, aku berusaha." renjun lantas mengangkat kedua tanganya yang bergetar. ya, dia sudah terbiasa melihat pemandangan seperti ini setiap kali akan tampil didepan banyak orang. terlebih yang nanti akan hadir adalah tokoh-tokoh penting di negara ini.

"kau butuh obat penenang?" tawar lucas, yang sepertinya mulai khawatir dengan renjun.

renjun justru tersenyum ketika lucas terlihat begitu prihatin padanya. oh, ayolah, tipe seperti lucas ini lebih memilih melempar jokes murahan dibandingkan memasang wajah khawatir seperti itu.

"tidak perlu, ini akan berhenti sendiri seiring waktu." benar, karena jika renjun terpaku dengan rasa gugupnya itu justru semakin membuatnya buruk. jadi ia putuskan untuk menarik napas panjang lantas membawa pikiranya untuk melayang jauh sembari melihat pemandangan.

perjalanan itu usai tiga puluh menit kemudian, mobil hitam mereka disambut oleh pepohonan rindang yang begitu apik berjajar dipinggir jalan, ada sebuah danau kecil diantara taman-taman mereka yang begitu luas sebagai penyambutan utama pemandangan mata. renjun maupun lucas takjub, sungguh, pemilik acara ini memang bukan sembarangan orang.

"kau benar-benar gila bisa berada ditengah-tengah mereka," ucap lucas, renjun pun sebenarnya tidak menyangka. oh, ayolah, ia hanya seorang aktivis kemanusiaan, oke? dan kebetulan popularitasnya naik ketika dirinya mengambil bagian dalam sebuah film dokumenter.

renjun yang awal mula seorang aktivis itu dalam sekejap merangkap menjadi motivator juga seorang bintang yang namanya diagungkan dimana-mana. ia mendapat tawaran bermain film bahkan menjadi pelopor humanisme.

memang, popularitas itu benar-benar mengerikan.

sekarang ia bahkan dipanggil dalam acara pesta peresmian sebuah perusahaan--yang dengar-dengar akan mendedikasikan diri untuk mendukung gerakan human rights dan violence.
itu sebabnya renjun turut hadir dalam pesta tersebut.

"silahkan, tuan." lamunan renjun buyar ketika pintu penumpangnya terbuka, pria dengan jas hitam yang super tinggi itu membungkuk hormat.

renjun mengangguk pelan, melirik pada lucas yang tersenyum meyakinkan kepadanya sebelum akhirnya ia beranjak turun. sepatunya yang mengkilap disambut oleh karpet merah dibawahnya, tidak ada kamera, namun renjun dapat melihat orang-orang kalangan atas dengan berbagai macam rupa yang membuat nyalinya menciut.

summer apocalypse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang