epilog

2.4K 230 28
                                    

"jeno? sedang apa?" lucas menyembulkan kepalanya masuk ke dalam kamar mandi yang tidak terkunci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jeno? sedang apa?" lucas menyembulkan kepalanya masuk ke dalam kamar mandi yang tidak terkunci.

yang namanya dipanggil hanya diam, menatap pantulan dirinya sendiri dikaca sambil mengusap sebuah bekas luka dibahu kirinya. ia menghiraukan lucas, dahinya menyerit bingung karena sebelumnya ia merasa tidak pernah memiliki bekas luka ini.

"luke, darimana aku mendapat bekas luka ini?" lucas mengerjap, ia memasang wajah bodoh kebingung tak berbeda jauh dengan jeno.

"kenapa bertanya padaku? aku bahkan baru mengetahui luka itu jeno." jawab lucas yang kini sudah membuka pintu kamar mandi lebar-lebar.
"sudahlah, ayo kita sarapan. yang lain sudah menunggu."

jeno mengangguk, segera memakai kaosnya kembali dan berjalan keluar. jeno tinggal di pulau jeju bersama dengan kawan-kawan karibnya, ia lupa sejak kapan mereka menjadi teman sejati hingga memutuskan untuk tinggal bersama--namun yang pasti kehidupan seperti ini adalah kehidupan damai yang sangat jeno impikan dulu.

jauh dari hiruk piruk seoul yang tidak pernah tidur, tuntutan masyarakat dan stress karena pekerjaan. jeno bersyukur meskipun dirinya tidak memiliki hidup yang senyaman dulu. baginya ini sudah cukup, berkumpul dengan orang-orang yang ia sayangi. mark lee, na jaemin, lucas, chenle, jisung--

"--tunggu," semua mata menoleh pada jeno, si termuda yang baru akan mengambil ikan dengan sendoknya sampai terhenti sejenak. "aku merasa deja vu, apa kita pernah berada di suasana ini sebelumnya?"

mereka diam, chenle menampakan wajah panik sembari menatap teman-temanya. apa ingatan jeno sudah kembali?

jisung yang terdekat dengan pemuda lumba-lumba itu menyenggol lengan untuk membuatnya sadar, tatapanya menyendu sembari menggelengkan kepala.

tidak, itu tidak mungkin.

"pernah jeno! dasar pikun, kita bahkan sering makan malam bersama saat di seoul dulu. sudahlah, ayo makan saja!" lucas memecah suasana, mereka tertawa dan menghiraukan jeno dengan tanda tanya besarnya. rasanya berbeda. seolah jeno kehilangan sesuatu tapi ia tidak mengingatnya.

atau barangkali jeno sedang merindu? karena bagaimanapun renjun pernah menjadi bagian dari mereka. ya, meskipun renjun tidak mengenal mark lee sih. ah, sudahlah. itu sudah berlalu, renjun sudah meninggalkanya satu tahun yang lalu. membuat jeno mengalami amnesia disosiatif akibat depresi karena ditinggalkan oleh seseorang yang begitu ia cintai.

jeno masih ingat ketika ia terbangun dalam keadaan bingung. perasaanya bercampur aduk, ia merasa hampa, kehilangan, marah, juga sakit diwaktu yang bersamaan. saat itu pula keempat teman-temanya datang membantu, mereka menjelaskan banyak hal yang jeno lupakan akibat stress yang dialaminya.

renjun tidak pernah kembali ke korea sejak pertemuan terakhir mereka di jerman. entah ada dimana pria manis itu, tetapi mereka pun tidak bisa menemukanya. jeno marah, ia tahu sejak awal keluarganya tidak bisa menerima renjun--barangkali itu yang membuat renjun pergi. sebab itulah jeno memilih untuk meninggalkan keluarga lee. iya, terkadang cinta memang mampu membuat kita memutuskan hubungan darah sendiri.

summer apocalypse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang