"renjun,"
cekrek!
renjun baru saja menoleh ketika kamera lomography tiba-tiba menangkap ekspresinya. jeno pelakunya, pemuda itu justru tanpa bersalah maju untuk menunjukan hasil jepretanya.
"not bad," ucapnya, renjun yang melihat sekilas hanya mengangguk setuju. tidak begitu peduli sebenarnya karena justru pemandangan disekitar lebih menggiurkan daripada harus menatap kesal si pemuda bulan sabit ini.
mereka benar-benar terbang ke eropa, lebih tepatnya ke switzerland. negara yang identik dengan pemandangan alamnya yang luar biasa menenangkan itu. sungguh, renjun merasa benar-benar bahagia dan kehilangan seluruh beban hidupnya ketika sampai di negara ini.
penduduknya yang ramah, juga makananya yang cukup bisa dinikmati--wah, jadi seperti ini rasanya berada dipuncak tertinggi? dia bahkan tidak memikirkan apapun mengenai biaya mengeluaran untuk liburan ini.
tentu saja, renjun berteman dengan atm berjalan sekarang.
"renjun, apa kamu lapar?"
"tidak, kamu?" renjun menoleh pada jeno yang sudah duduk pada pembatasan jembatan,
"sebentar, kakiku lelah."
renjun mengerjapkan mata, terkekeh sebentar sembari menepuk bahu teman barunya itu. "tidak malu dengan ototmu, hm?"
jeno yang mendengar itu memasang tatapan datar, "kamu lupa siapa yang membawa barang-barangmu tadi?"
"lah, aku tidak menyuruhmu untuk membawanya kok. kamu yang menawarkan diri!" renjun tertawa renyah, menggoda jeno sekarang menjadi kegiatan favoritnya setelah menonton film.
mereka sudah cukup dekat sekarang, bahkan sudah saling bertukar nomor telepon. itu sebabnya renjun juga tidak sungkan untuk mengejek pemuda itu.
"terserahlah," ia tertawa lagi, kali ini sampai membungkuk kehilangan keseimbangan diri.
"baiklah, ayo aku bantu,"
"apa?" jawabnya ketus.
"naik ke punggungku."
"pfftt--yang benar saja." jeno lantas beranjak dari duduknya, berjalan melewati renjun yang menatapnya kesal.
"ya, jangan meremehkan aku!" teriaknya.
mereka berjalan-jalan santai menyusuri kota-kota kecil swiss. mengabadikan banyak moment yang ada hingga mereka merasa lelah sendiri dan mengambil istirahat sekaligus makan siang di tempat makan sederhana tak jauh dari tempat mereka.
keduanya mengantri untuk memesan makanan, renjun sedang melihat-lihat menu dengan santai ketika jeno justru berbalik ke arahnya dengan wajah gusar. renjun bingung.
"kenapa? ada apa?" ia juga ikut panik, takut-takut jeno lupa membawa uang cash-nya karena renjun pun hanya membawa mata uang korea selatan didompetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
summer apocalypse
Fanfiction« jeno, renjun » huang renjun sangat menyukai kehidupan yang ia jalani. ia mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain, bertemu dengan orang asing dari berbagai belahan dunia, dikenal masyarakat sebagai malaikat berwujud manusia. renjun amat...