2 years later.
"ngh.." renjun membusungkan dada sebab jeno mulai bergerak lebih kuat daripada sebelumnya.
suara deru napas saling bersahut-sahutan dalam kamar bernuansa putih gading mewah itu. keduanya polos, bersih tanpa sehelai benang yang melingkupi tubuh. suara kecipak, lelehan keringat dan desis kenikmatan bercampur jadi satu menemani malam panjang mereka.
"jenh! oh my god.." tubuh kecil renjun terlonjak, kedua tanganya meremat punggung jeno erat menyalurkan segala perasaan nikmat yang tidak bisa di deskripsikan dengan kata-kata.
sedangkan sang dominan tertawa lembut menatap tubuh ayu dibawahnya, ia mengecup gemas seluruh sudut wajah renjun yang sang empunya sendiri justru sibuk menutup mata--merasakan bagian bawah tubuhnya melebur.
"renjun, look at me." kemudian jeno langsung mendapatkan binar mata berbintang milik renjun. pemuda rubah itu menatapnya sayu dengan rambut lepek yang menghiasi dahi putihnya.
jeno tidak menghentikan tempo mereka, bahkan bergerak lebih cepat ketika berhasil menemukan titik sensitif kekasihnya.
"a-ah! jenh.. angh.. " desisan frustrasi milik renjun membuat jeno justru semakin bersemangat.
"--bentar, sebentar lagi.." jeno berujar tertahan, tanganya mencengkeram pinggang sempit renjun di bawahnya dan menggeram keras kala putihnya datang.
si manis pun nampak tak jauh berbeda, mendesah dengan suara kecil dan berakhir tergolek lemas dalam dekapan kekasihnya. napas keduanya melemah, dalam keadaan gelap itu pula jeno masih sempat-sempatnya mencium pipi kekasihnya dan menggumamkan terima kasih.
jeno memang selalu semanis ini setiap kali mereka berhubungan intim, bahkan esok paginya sudah dipastikan renjun akan terlahir sebagai ratu karena jeno akan begitu memanjakanya. ini adalah ketiga kalinya mereka berhubungan intim, dan tentu saja itu atas persetujuan renjun--lengkap dengan safe sex sesuai perjanjian keduanya.
kembalinya jeno ke korea selatan esok lusa menjadi permulaan dari pergumulan panas ini dimulai. jeno sudah menyelesaikan study dengan cepat sehingga ayahnya langsung meminta pemuda itu kembali. renjun juga tidak berbeda jauh, hanya saja ia ingin menetap selama dua minggu lagi disini sembari mengucap pamit kepada teman-temanya.
jeno setuju saja karena ia juga mengenal baik teman dekat renjun, mereka berlima bahkan sering menghabiskan waktu bersama--entah untuk sekadar jalan-jalan atau makan bersama di rumah salah satu dari mereka.
"renjun," renjun baru akan masuk ke dalam mimpi ketika suara jeno membuatnya tersadar.
"hm?"
"kenapa kamu selalu mematikan semua lampu ketika kita berhubungan?" jeno menggaruk tekuk, pertanyaanya random sekali. "aku hanya penasaran sih,"
"rasanya lebih menyenangkan saja," ia kemudian tersenyum penuh arti, mendekatkan bibirnya pada sang dominan, "kamu jadi terbiasa mengandalkan indera peraba dan pengecapmu untuk mengenaliku."
KAMU SEDANG MEMBACA
summer apocalypse
Fanfiction« jeno, renjun » huang renjun sangat menyukai kehidupan yang ia jalani. ia mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain, bertemu dengan orang asing dari berbagai belahan dunia, dikenal masyarakat sebagai malaikat berwujud manusia. renjun amat...