LEWAT MINIMARKET

126 36 1
                                    

Happy reading!!!


"Saya dukung bapak dapetin
Bu Wendy"Olivia.







Pak Jaka menatap guru di hadapannya dengan tatapan mematikan. Pak Cahyo, rival pak Jaka. Dia juga menatap pak Jaka tak kalah mematikan. Entah apa yang terjadi dengan dua guru ini sampai saling tatap seperti ini.

"Kamu jangan deketin Bu Wendy ya pak Cahyo" ucap pak jaka jengkel.

"Dia udah punya saya" lanjutnya.

"Tidak semudah itu wahai pak Jaka, Bu Wendy masih belum memutuskan untuk memilih diantara kita" pak Cahyo tak mau kalah.

"Tapi Bu Wendy sukanya sama saya" pak Jaka bertolak pinggang. Karena tak mau kalah, pak Cahyo juga ikut bertolak pinggang. Wajah mereka sangat dekat dengan ekspresi tajamnya.

"Mohon maaf, bapak berdua lagi apa ya?"

Pertanyaan itu membuat keduanya langsung menatap orang yang bertanya. Melihat siapa yang bertanya, pak Jaka langsung menghampiri. "Oliv, menurut kamu Bu Wendy cocok sama siapa. Saya atau pak Cahyo?" Tanya pak Jaka.

Olivia yang tidak tahu apa-apa menatap kedua guru itu bergantian. Merasa bingung dengan keadaan sekarang. Padahal niat awal dia kesini untuk bertemu dengan pak Malah disuruh memilih.

Pak Jaka dan pak Cahyo setia menunggu jawaban dari Olivia. Gadis itu masih terlihat berpikir.

"Ini maksudnya apa sih? Bapak-bapak ini lagi rebutin Bu Wendy?" Mereka berdua mengangguk mantap, matanya masih saling menatap tajam.

Olivia mengangguk mengerti. Olivia berpikir sambil melipat kedua tangannya di dada. Sesekali matanya memindai dua guru di depannya, menilai siapa yang lebih baik menjadi pasangan Bu Wendy.

"Kalau menurut saya..." Olivia menjeda ucapannya membuat dua guru itu penasaran. " Pak Jaka cocok sama Bu Wendy" tunjuknya membuat pak Jaka tersenyum lebar.

Pak Cahyo yang tidak terima dengan keputusan Olivia, protes. Dia lebih tampan, uangnya banyak. Ini tidak adil.

"Kok kamu begitu sama saya? Bu Wendy itu cocoknya sama saya"

"Mohon maaf pak, sebenernya yang lebih cocok itu pak Cahyo" celetuk Olivia membuat pak Jaka menatapnya datar, " tapi saya lebih mementingkan masa depan saya di sekolah dengan memilih pak Jaka" pak Jaka kembali tersenyum.

"Kok begitu?" Pak Cahyo tidak terima.

"Karena saya suka pelajaran olahraga, dengan saya memilih pak Jaka, saya berharap nilai olahraga saya tinggi pak"

"Nanti saya kasih kamu nilai paling tinggi di praktek awal" sahut pak Jaka sambil tersenyum senang.

"Pokonya saya dukung bapak dapetin Bu wendy" seru Olivia senang. Murid dan guru itu melompat-lompat senang mengabaikan pak Cahyo yang meratapi nasibnya.


.
.
.


"Oliv, gue numpang dong"

Olivia menolehkan kepalanya kebelakang melihat kedatangan Alisha. Saat sampai di dekat Olivia, Alisha langsung tersenyum manis.

"Nebeng ya, kak Nasya pulangnya agak sore" Alisha menyengir, berharap Olivia memberikannya tumpangan. Tapi bukan Olivia namanya jika tidak membuat orang darah tinggi.

ERLoVIA : Future and RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang