ANGET

40 15 0
                                    

Happy reading!!!

































Olivia jalan menghampiri Erlangga setelah lelah mengambil foto, dia juga kesal karena tahu ditinggal oleh Alisha. Padahal Olivia terus mengoceh - berkomentar tentang foto yang dia ambil. Jadi? Olivia berbicara sendiri?. Untung saja tidak ada yang lewat.

Dengan wajah cemberut Olivia duduk di dekat Erlangga yang tengah bermain gitar. Dan tanpa aba-aba dia memeluk Erlangga dari samping yang tentu membuat pemuda tampan itu terkejut. Erlangga menyimpan gitarnya di samping kemudian menatap Olivia. Tangannya bergerak membenarkan poni rambut Olivia yang berantakan. " Kenapa?" Tanya Erlangga lembut sambil merangkul pundak Olivia.

"Gak kenapa-kenapa, pengen peluk aja"

Erlangga terkekeh. Dia membalas pelukan Olivia membuat Olivia tersenyum didalam pelukannya. Dia semakin mengeratkan pelukannya seakan tidak ada hari lain. Dia menghirup wangi parfum yang Erlangga pakai. Meskipun Erlangga sedikit berkeringat, namun wanginya masih menempel. " Kakak pake parfum apa sih, kok wangi?" Olivia mendongakkan wajah.

"Ya pake parfum yang biasa kamu liat, udah pernah liat kan?" Olivia mengangguk, " kenapa, mau?"

"Enggak ah, lebih suka kalau kakak yang pake" Olivia tersenyum kemudian kembali mengeratkan pelukannya membuat Erlangga gemas sendiri. Karena terlalu menggemaskan, Erlangga segera mengecup puncuk kepala Olivia berkali-kali.

"Pacaran tau tempat, njing. Gue jomblo"

Tanpa mereka sadari, Haikal. Pemuda itu ada diantara mereka berdua, tepatnya di dalam tenda yang berada di belakang Erlangga dan Olivia - dia tengah tertidur. Meskipun matanya tertutup, telinganya bekerja baik.

Erlangga dan Olivia yang mendengar suara itu langsung menolehkan kepalanya ke belakang, mereka berdua hanya menyengir melihat wajah cemberut Haikal. "Sorry, Kal. Gue gak tau kalau lo ada di dalem" Erlangga tersenyum kecil. " Lagian lo ngapain tidur, orang-orang pada jalan-jalan"

"Ngantuk gue, Persiapan nanti malem pengen begadang" Haikal keluar dari tenda. Dia memakai sepatunya kemudian beranjak berdiri. Dia merenggangkan otot-otot tubuhnya. " Liat Fiona gak?"

"Ada tuh sama Alita, deket rumah pohon yang di pojok"

Haikal mengangguk kemudian segera berjalan ke tempat Fiona berada. Dia ingin mengambil jaketnya dari gadis itu karena saat pulang ke Bandung- tepatnya mengantarkan Fiona ke rumahnya, Fiona langsung keluar kemudian berterima kasih, tapi lupa mengembalikan jaket milik Haikal.

"Kak, kakak kapan pergi ke kanada?"

Pertanyaan itu sukses membuat Erlangga menatap Olivia, dia hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu. Yang pasti Erlangga akan pergi ke kanada setelah beberapa hari setelah kelulusan atau beberapa minggu setelahnya. Entahlah, dia belum tahu kapan dia berangkat. Dia harus bertanya kepada Bu Wendy.

"Gak tau, kakak belum tanya Bu Wendy. Emangnya kenapa, hmm?"

Olivia menggelengkan kepalanya. Entahlah, dia tidak ingin berpisah dengan Erlangga dengan cepat. Dia ingin menghabiskan waktunya dengan Erlangga sebelum Erlangga benar-benar pergi. pastinya setelah Erlangga di kanada Olivia tidak bisa menghubungi Erlangga karena akan sibuk dengan kuliahnya. Dia mau perpisahannya dengan Erlangga ada kenangan tersendiri untuknya. " Kalau aku kangen kakak, aku harus gimana?"

"Ya kamu telepon kakak lah, kakak bakal angkat telepon kamu sesibuk apapun itu"

"Beneran, boleh telepon kakak kapan pun?" Erlangga mengangguk sambil tersenyum. Tentu boleh Olivia menghubunginya kapan pun itu, yang jelas dia juga akan merindukan gadis pecicilan miliknya ini.

ERLoVIA : Future and RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang