MARAH?

34 22 0
                                    

Happy reading!!!



























Erlangga dan Olivia berjalan beriringan menuju kelas dengan Olivia yang menggandeng tangan Erlangga. Di lorong kelas, dia tersenyum ketika melihat beberapa siswa perempuan melihat dia dan Erlangga. Sepertinya mereka sedang patah hati karena siswa berprestasi, tampan dan baik seperti Erlangga sudah di dapatkan oleh Olivia.

Sebelum kedatangan Olivia ke sekolah, memang sangat banyak yang terang-terangan menyukai Erlangga. Karena hari itu Erlangga tidak pernah berpikir untuk menerima mereka semua, dia hanya diam tidak menanggapi. Tapi saat Olivia mengajaknya pacaran, Erlangga malah mengiyakan ajakan yang sangat dadakan dari gadis itu.

Pacaran dadakan yang terbilang absurd itu akhirnya berjalan dengan baik hingga sekarang. Entah kekuatan apa yang Olivia punya hingga bisa membuat Erlangga mau diajak berpacaran dengan dia.

"Ah iya, kamu nanti olahraga renang kan?" Tanya Erlangga ketika sampai di kelas Olivia. Gadis itu mengangguk.

"Iya, kenapa? Mau liat?"

Erlangga menggeleng. Dia tidak bisa melihat Olivia berolahraga karena dia harus mengurus beberapa berkas untuk keperluan beasiswanya dan ada rapat OSIS setelah istirahat nanti. " Kakak ada urusan sedikit sama Bu Wendy, jadi gak bisa"

"Ya... padahal pengen di semangatin ayang" bibir Olivia mengerucut membuat Erlangga tersenyum. Dia mengacak-acak rambut gadis dihadapannya karena terlalu menggemaskan.

"Nanti kalau selesai cepet, kakak ke sana buat liat kamu, jam terakhir kan?"

Olivia mengangguk. "Oke deh, aku tunggu ya"

Erlangga mengangguk, " yaudah, kakak mau ke ruang guru dulu ya"

Olivia hanya mengangguk dan tersenyum. Dia melambaikan tangannya ketika Erlangga mulai melangkah pergi. Pemuda itu tersenyum kemudian berlari ke ruang guru untuk bertemu dengan Bu Wendy. Sesampainya di sana, Erlangga segera menemui Bu Wendy, dia duduk di seberang meja Bu Wendy ketika di persilahkan untuk duduk.

"Bagaimana, kamu sudah bicara sama orang tua kamu? Gimana pendapat mereka?" Tanya Bu Wendy sambil tersenyum. Dia terlihat bangga karena murid kesayangannya akan mendapatkan beasiswa di universitas bergengsi di Kanada.

"Orang tua saya setuju kok Bu"

"Seperti yang ibu harapkan. nah, ini catatan berkas yang harus kamu siapkan. jika sudah lengkap semuanya, langsung kasih saya atau pak Cahyo "

Erlangga mengangguk, dia mengambil catatan berkas dari tangan Bu Wendy. Dia membaca apa saja yang harus di siapkan. " Dan, jika nilai kamu lebih dengan apa yang sudah di targetkan, pihak yang menyelenggarakan beasiswa akan memberikan kamu beasiswa lagi untuk melanjutkan sampai S3"

Mendengar keuntungan yang akan di dapatkan jika nilai yang didapat harus baik membuat Erlangga tersenyum. Kesempatannya untuk mengejar mimpinya sebagai Arsitek atau designer ada di depan mata. Ini kesempatan emas. Dia akan belajar dengan baik.

"Kamu tertarik?"

"Sangat, Bu. Saya sangat tertarik"

Bu Wendy tersenyum mendengarnya. Seperti yang di harapkan, Erlangga sangat bersungguh-sungguh dengan apa yang di inginkan, dia sangat suka semangat Erlangga. " Ah iya, kamu sudah beri tahu Nasya untuk menemui saya untuk membahas beasiswa yang di dapat?"

ERLoVIA : Future and RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang