Btw hari ini aku dauble up yaaa..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nard seakan melayang pikirannya hanya satu "polisi cantik, siapa namamu?" Rancau nard sambil terus menarik gas motornya.nard terus melajukan motornya kencang amat kencang hingga akhirnya ia menabrak sebuah pohon besar.nard lepas kendali, tubuh nard terpental dengan keadaan yang masih mabuk.
Darah segar berceceran dimana-mana kepala nard mengalami pendarahan juga orang orang yang mengerubunginya!
"NARD!!" Teriak seseorang lalu menangis di samping nard.
××××××××××××××
Nard membuka matanya ia hanya melihat ruangan bernuansa putih juga suara alat disampingnya, nard memijat pelipisnya dan meringis saat memegang luka di kepalanya, ia juga melihat seorang wanita di sampingnya tengah tertidur.
"Amaira?" Panggil nard membuat wanita itu mengucek matanya ya wanita yang melihat nard semalam adalah amaira, amaira terbangun dengan mata sembabnya.
"Aku dimana?" Tanya nard.
"Kau dirumah sakit nard, kau kecelakaan semalam aku belum menghubungi ibumu karena aku terlalu panik semalam" jelas amaira terlihat dari wajahnya tercetak jelas kepanikan.
"Kau menangis?" Tanya nard yang menyadari mata sembab amaira nard mengelus pundak amaira mencoba menenangkannya namun wanita itu malah menangis di dada nard.
"Aku tidak apa apa, kau jangan menangis aku tidak suka melihat kau menangis" nard memeluk amaira dan mengelus elus punggung nya, bahu amaira bergetar hebat.
"Aku.. mengkhawatirkan mu nard" ucap amaira setelah membaik.
"Terimakasih" kata nard lalu ia menyeka sisa air mata di pipi amaira, amaira menggenggam tangan nard.
Clekk.. pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang tak lain ialah wiyna dengan wajah cemasnya wiyna mendekat kepada nard juga amaira, semalam tepatnya pukul duabelas malam ada yang menghubungi nya dan mengatakan bahwa nard kecelakaan namun, wiyna bingung kendaraan sudah tidak ada yang melintas sama sekali.
"Nard! Apa kau baik baik saja?" Tanya wiyna kepada nard yang terbaring dengan kepalanya yang diperban juga infusan yang menancap ditangannya.
"Aku baik baik saja Bu" ucap nard tidak ingin pula ibunya menangis seperti amaira.
"Amaira kau disini? Bagaimana bisa?" Tanya wiyna yang melihat amaira dengan mata sembab.
"Aku menemukan nard sehabis pulang bertugas malam, aku terkejut melihat nard berlumuran darah dan akhirnya aku menemani nard disini dan tidak sempat menghubungi Tante wiyna" jelas amaira tersenyum ramah kepada wiyna, wiyna membalas tak kalah ramah.
"Panggil aku ibu" kata wiyna tersenyum apa benar dugaannya bahwa amaira mencintai nard? Terlihat dari wajahnya bahwa ia mengkhawatirkan nard dan wiyna melihat raut wajah suka dari amaira.
"Mengapa begitu tan?" Tanya amaira bingung tiba tiba saja wiyna menyuruhnya memanggil nya dengan sebutan ibu.
"Apakah kita bisa berbincang berdua?" Tanya wiyna pada amaira juga nard.
"Apa aku tidak boleh mengetahui perbincangan kalian?" Tanya nard merasa dilupakan.
"Bukan begitu nak, ibu hanya rindu dengan amaira" elak wiyna agar putranya tak salah paham, amaira yang mendengar itu dan melihat raut wajah cemberut nard pun tertawa,
"Kau seperti anak kecil, nard" ungkap amaira disela tertawanya.
"Yasudah kita ke taman saja, amaira" ajak wiyna sudah menggenggam tangan amaira.
"Nard aku pinjam ibumu sebentar kita hanya sebentar" pamit amaira entahlah nard menyukai tawa manis amaira, lagi pula ia sudah menganggap wanita itusebagai adiknya sendiri.
"Yasudah bawa saja namun satu syarat jangan sampai ia terluka" pesan nard yang diberi anggukan oleh amaira mereka pun pergi dari kamar nard dan menuju taman.
Mereka sudah ada ditaman pertama tama wiyna mengelus rambut panjang amaira yang cantik dan terkesan anggun.
"Amaira?" Tanya wiyna akhirnya membuka suara.
"Iya Bu?" Jawab amaira menoleh tatapan wiyna Dimata amaira begitu mendalam seperti ingin menanyakan suatu ha.l
"Bolehkah kau jujur pada ibu? Apakah kau mencintai putraku?" Tanya wiyna yang membuat amaira setengah kaget ia sampai membelakan matanya dan jantungnya yang kian berdegup kencang ditambah pipinya yang memanas akibat pertanyaan yang dilontarkan oleh wiyna.
"Mengapa ibu bertanya seperti itu?" Amaira tidak menjawab pertanyaan wiyna melainkan ia yang bertanya.
"Karena aku melihat adanya cinta tulus Dimata mu, amaira" jelas wiyna yang menatap penuh harapan agar wanita yang dihadapannya ini berkata jujur.
"Aku, aku mencintai nard sejak bersekolah di sekolah menengah atas, namun aku tidak bisa mengungkapkan ini karena aku takut nard akan menolak dan menjauhiku" jelas amaira sembari terus tersenyum manis.
"Tapi aku berkuliah di Eropa, ku kira nard sudah memiliki kekasih dan anak namun ternyata belum, namun aku melihat dari mata nard yang seolah menatapku sebagai adiknya saja Bu" lanjutnya dan tak pernah menurunkan senyuman nya namun matanya terlihat kecewa diperkataan terakhir.
"Apa kau tidak ingin mencobanya? Ibu akan membantumu, amaira" tanya wiyna juga menawarkan bantuannya.
"Jujur ibu sudah ingin memiliki seorang cucu dan ingin melihat nard bahagia, yaitu dengan menikah namun setiap ibu bertanya jawabannya selalu sama ia belum siap seolah tidak akan pernah siap. sebelum aku pergi aku hanya ingin nard bahagia dengan orang yang tepat" kata wiyna mulai bercerita.
"Sungguh nard pria yang baik dia perhatian kepada ibunya juga ia selalu bekerja keras demi orang yang ia cintai dan akan memperjuangkannya walaupun itu menyangkut masalah nyawa" lanjut wiyna yang mengingat betapa sempurnanya nard Dimata wiyna, menurut wiyna jarangsekali melihat pria seperti nard.
"Nard memang pria yang baik bu, maka dari itu aku mencintai nya" kata amaira terus tersenyum.
"Apa kau mau berjuang untuk cintamu?" Tanya wiyna pada amaira yang dibalas anggukan oleh amaira.
Mereka pun berpelukan ditaman dengan rasa bahagia masing masing, wiyna merasa sangat bahagia karena dugaan wiyna tak salah jika amaira mencintai putranya dengan tulus.
"Apa yang kalian bicarakan?" Nard mulai bertanya kepada kedua wanita yang tengah duduk di sofa.
"Ahh, tidak kami hanya saling melepas rindu dan berbincang bincang tentang kabar juga pekerjaan amaira" jelas wiyna dan wiyna juga mengetahui bahwa nard hanya menganggap amaira sebagai adiknya.
"Syukurlah, kalian tak membicarakan aku kan?" Tanya nard menelisik keduanya.
"Tidak nard! kau tidak berubah sejak dulu kau selalu mencurigai aku" kata amaira menekuk mukanya.
"Tidak, aku tidak mencurigai mu" elak nard agar amaira memasangkan senyumnya kembali dan benar saja setelah nard mengatakan itu senyum itu kembali mengembang dengan hidung amaira yang telah berubah.
"Aku menyayangi hidung mu" ungkap nard dan mereka bertiga pun tertawa pelan diruangan ini.
Jangan lupa vote and comen!!
🔥🔥🔥🔥🔥
Spam "next" sebanyak
Banyaknya guyssss love you🔥🔥🔥🔥🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath And Policewoman
Actionsebuah cerita aksi yang menceritakan negara amerika tentang psikopat yang menyembunyikan identitas nya dan selalu lolos dari tangkapan polisi 44 jiwa melayang ditangannya dan suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita polisi cantik yang membuatnya...