PAP/twenty two⚔️

18 6 1
                                    

Jangan lupa voteee and comenn, bagi yang belum mengikuti aku. Ikuti yukk! Biar kalian ga ketinggalan cerita aku.

    Selamat membaca guysssss
.                 💃💃💃💃💃
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nard menggelengkan kepalanya. Namun kini suasana berubah menjadi mencekam bagi nard.

"Kau tidak bisa melakukan itu!" Ucap nard. Takut bila amaira nekat.

"Why? Aku mempunyai seribu dendam padanya!" Ucap amaira mulai terlihat sisi gelapnya.

"Apa maksudmu?" Tanya nard.

"Aku tidak terima perjuanganku sia sia! Aku membenci elen! Selain dia penghancur salah satu bisnisku. Dia pun ingin mengambilmu dari ku! Bahkan ibu mu lebih memilih gadis sialan itu dibandingkan aku! Apa kekurangan ku nard? Apa? Apa aku harus membunuh gadis itu? KATAKAN AKU HARUS APA,NARD?" Wajah amaira berubah dalam hitungan satu detik mendatar juga tersenyuk smirk.

"Bahkan aku rela mengubah sikap ku demi dirimu! Apa yang harus aku lakukan?" Tanyanya lagi.

"Aku mohon jangan melukai elen sedikitpun!" Mohon nard telah menyatukan kedua telapak tangannya.

"Aku. Akan menyiksanya sampai dia mati karena gila! Hahahaha! Lihat saja permainan ku nanti nard! Dia akan gila! Dia akan menderita! Juga ibumu aku akan membunuhnya!" Ancam amaira bukan main main.

"Aku mohon.... apapun untuk tidak menyakiti elen aku rela mempersembahkan nyawaku demi mereka aku rela melakukan apapun!"
Nard memeluk tubuh amaira.

Amaira mererai pelukan itu,

"Aku ingin kau menikahiku!" Air mata nard lolos begitu saja namun, segera mungkin ia menghapusnya.

"Apakah tidak ada cara lain?" Tanya nard.

"Kau menikahi ku maka mereka akan aman!" Ucap amaira sungguh bulat dan seakan dibutakan oleh cinta.

"A-aku tidak percaya kau mencintaiku tanpa sebab! Aku yakin kau ingin sesuatu. Katakanlah!" Nard menggeleng sungguh ia tidak percaya dengan amaira.

"Baiklah. Aku ingin dipuaskan olehmu!" Nard terdiam. Apakah wanita ini hanya menginginkan tubuhnya?

"Apa kau sudah kehilangan akal? Pernikahan adalah hal yang sakral! Tidak bisa dipermainkan!" Kesal nard.

"Maka dari itu aku mencintaimu! Aku menyukai body tubuhmu. Yahhh. Dulu aku memang tulus cinta namun, tidak dengan sekarang! Aku hanya ingin kau menjadi miliku!" Ucapnya.

"Atau? Mereka akan menderita!" Ancamnya kembali.

"Baiklah mungkin kau sudah benar benar kehilagan akal! Aku pria berkepala tiga saja mempunyai nafsu normal! Apakah kau wanita 30 tahun bernafsu panas? Baiklah akan kuselesaikan ini!" Tak faham juga tak mengerti apa maksud amaira ini. Nard yakin wanita ini mempunyai maksud dari semua ini.

Tiba tiba amaira memeluk tubuh nard, lalu tersenyum smirk di belakang tubuh nard.

Merasa aneh mengapa disekarang nard yang menjadi bodoh?

"Baiklah kutunggu kau dirumah ku nard..." ucap amaira dengan suara menggoda. Nard merinding bukan merasa takut melainkan merasa jijik.

"Aku akan datang!" Nard meninggalkan amaira yang sedang tertawa kencang hingga terbahak bahak.

"Misi ku akan segera selesai.." monolog amaira.

"Nard.. nard... pria semenyeramkan dirimu pun bisa takluk padaku. Namun, aku sungguh ingin memilikimu tetapi dendamku pada mu juga elen sungguh melebihi perasaan suka ku padamu!" Tersenyum smirk, seakan diakal nya hanya berisikan ke licikan.

************
Dua hari kemudian...

"Bagaimana bu?" Tanya nard pada wiyna. Menghela nafas berat wiyna terus memikirkan masalah sekarang, berharap seseorang datang untuk menyelamatkan nyawanya dan nyawa nard juga elen.

"Ibu sangatlah khawatir padamu. Lebih baik ibu yang pergi dari pada ibu tersiksa karna kamu pergi!" Ucap wiyna sungguh ia dilanda rasa gelisah pun bingung.

Menghapus air matanya sejenak, wiyna memeluk putranya sungguh tidak ingin kehilangan lelaki yang ia sayangi lagi. Cukup sudah kepergian bruward menyiksanya jangan sampai terjadi pada nard.

"Aku akan lebih tersiksa bila ibu pergi!" Nard membalas pelukan ibunya.

Ia sudah sangat detail menceritakan semua tentang amaira, menceritakan juga bahwa amaira mengancamnya.

Amaira memberi nard 3 hari untuk memutuskan keputusan pria itu.

Dan disisi lain seorang pria paruh baya tengah menyesap rokonya juga bermain catur.

"Skak!" Ucapnya dengan suara berbaritonnya.

"Apa kau akan turun sekarang?" Tanya elen yahhh pria paruh baya misterius itu sangat dekat dengan elen.

Menggeleng pria paruh baya itu menggeleng lantas menarik nafas berat dan panjang.

"Lihatlah saja permainan ku. Kalian hanya cukup menontonnya saja" ucap nya lalu mengukir smirk diwajahnya.

Menurutnya bermain bersama crosic adalah hal yang mudah untuknya. Bahkan hanya sepele.

"Adapun ia menyerang aku lah yang akan membunuh nya dengan tanganku sendiri!" Ucapnya lagi mengasah belati miliknya.

"Aku masih sangat bingung dengan kalian! Apa sebenarnya hubunganmu dan hubungan keluarga nard?" Tanya elen tidak habis fikir dengan si paruh baya itu.

"Kau akan segera mengetahuinya. Elen!" Tersenyum lalu memainkan belatinya lincah juga kacamata yang ia pakai membuatnya masih terlihat sangat gagah pun sangar.

"Dan mengapa kau begitu menyayangiku?" Tanya elen.

"Kau putri sahabatku dan aku pula sudah tahu bahwa kau akan membantu untuk memusnahkan crosic!" Ucapnya lalu pergi dari markas itu, ya. Itu memang benar adanya jors mengatakan bahwa pria itu adalah sahabatnya dan sahabat bruward.

"Menonton saja? Aku tidak bisa!" Monolog elen, merasa kasihan pada nard yang harus menanggung semuanya sendirian. Kesepakatannya adalah elen pun terlibat alias bekerja sama dengan nard, mengapa nard harus menanggung nya sendiri?

Setulus itukah nard? Sampai ingin berkorban deminya dan demi ibunya?

Menggeleng elen menepis pikirannya yang gila itu.

"Tidak elen! Kau hanya salah faham, lelaki itu sama saja mereka hanya menginginkan tubuhmu dan menikmatinya jika sudah mereka akan pergi dan meninggalkan mu!" Monolognya lagi.

"Jangan melakukannya nard! Ibu sangat tidak setuju bila kau harus menikahi wanita itu!" Dengan nada tidak setuju dan menentang.

"Lalu aku harus bagaimana bu?" Tanya nard.

"Biar saja ibu yang tewas!" Ucap wiyna menitikan air matanya.

"Bukan hanya ibu yang tewas namun gadis tak berdosa pun akan tewas!" Jawab nard dilanda kebingungan.

"M-maksudmu elen?" Tanya wiyna.

"Iya bu. Aku sangatlah bingung sekarang!" Gusar nard.

Wiyna diam bisu hari esok akan datang dimana ia harus menyaksikan putranya menikah dengan wanita gila itu.

Nard pergi ke kamarnya menenangkan diri. Berkonsentrasi agar tak salah memilih arah.

'Apa aku harus benar benar menikahi amaira? Dan meninggalkan elen?'

'Menikahi sepupu sendiri? Menikahi putri dari musuh ayahku sendiri?'

'Lalu bagaimana dengan elen! Aku sungguh sangat mencintainya. Melebihi dulu cintaku pada amaira!'

'Memilih wanita yang hanya menginginkan tubuhku saja?'

'Memilih wanita yang sangat amat tersesat dari jalan tuhan?'

'Apa aku harus kembali pada elen?'
Batin nard.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hayolohhhh nard bingunggg...

Bantu nard yuk, untuk memilih wanita yang pantas untuk jadi pendampingnya..

Jangan lupa vote and comennn...

Psycopath And PolicewomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang