PAP/Three⚔️

67 7 2
                                    

Jangan lupa vote comenn!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Nard merebahkan dirinya dikamar ia sudah berada di rumahnya, terakhir pertemuannya dengan amaira harus berakhir karena amaira ada panggilan darurat, amaira seorang dokter bedah alasan ia menunda pernikahan juga karena ia terlihat sibuk dalam dunianya dan tentu karena ia menunggu seseorang yang ia cintai mengatakan 'cinta' padanya.

"Nard? Ku sudah pulang?" Tanya wiyna, tadi ia sedang pergi berbelanja keperluan dapur dan tadi ia melihat motor milik nard terparkir dipekarangan rumah.

"Iya bu, ibu darimana saja?" Tanya nard pada wiyna karena melihat wiyna tak ada dirumah.

"Ibu habis berbelanja keperluan dapur, oh ya kamu tadi berbincang dengan amaira?" Tanya balik wiyna.

"Hem, aku tak sengaja bertemu dengannya dicafe tadi" jelas nard membuat sang ibu ber'oh ria.

"Apa amaira sudah memiliki kekasih?" Tanya wiyna lagi kini mereka sudah duduk di sofa.

"Belum, katanya ia ingin menunggu seseorang mengatakan cinta padanya" jawab nard lagi namun pandangannya kini tertuju pada televisi.

"Apa kau tak ada niatan untuk melamar amaira, nard?" Tanya wiyna membuat nard kaget, pertanyaan wiyna membuatnya terdiam entah apa yang ada dipikiran nard saat ini, ia hanya belum siap!

"Aku belum siap Bu" keputusan nard membuat wiyna menghela nafas panjang, kadang wiyna berfikir apakah anaknya ini normal? Namun ia selalu menepis setiap aura negatif yang masuk kedalam fikirannya.

"Ibu ke dapur dulu nard!" Pamit wiyna memelas karena mendengar jawaban dari anaknya.

'maafkan aku Bu' batin nard lagi lagi ia harus meminta maaf secara batin kepada wiyna ibunya.

Nard mendapat sebuah telfon masuk dari seseorang tentunya bos barunya.

"Halo? Apa tugas saya sekarang?" Tanya nard tertuju pada tugas karena ia sungguh muak bila harus berbasa basi.

"Kau harus membunuh seorang wanita yang bekerja di sebuah perusahaan xxxxxx dan jangan lupakan untuk menghubungi saya terlebih dahulu bila seseorang itu sudah kau tangkap, aku akan menunjukan foto wanita itu juga alamat yang harus kau tuju!" Perintah seseorang itu, nard langsung saja mengakhiri panggilan itu ia juga sudah mendapat alamat juga beberapa foto foto wanita itu.

Tak seperti biasa ia di antar oleh supir supir ia fikir ini hanyalah seorang wanita dengan mata tertutup pun nard bisa melakukannya!

"Mengapa ia tak kunjung keluar?" Tanya nard pada dirinya sendiri pakaian nard sekarang pula sudah sangat tertutup sehingga tidak ada yang mengenalinya jika saja ia tercyduk oleh orang lain setidaknya identitas nya masih aman.

Setelah melihat sang target keluar nard seperti biasa ia menghitung terlebih dahulu juga melihat lihat keadaan disisi nya dan ternyata aman, keadaan sangatlah sepi ini suatu keuntungan nard untuk bisa membawa sang target lebih cepat dari biasanya.

"Mphhhhh" berontak sang target, nard sudah membekam mulutnya dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius.

"BERHENTI!" Teriak seorang wanita mengenakan pakaian kepolisian dan juga rambutnya sebahu yang ia selipkan di telinganya dan tak lupa dengan topinya, wanita itu mendekat sembari mengarah kan pistolnya ke arah nard membuat nard gagal dalam menjalan kan misi namun, nard bukan lagi gagal ia bahkan sudah tertangkap oleh seorang polisi wanita, tangan nard yang tak bisa bergerak karena di gengam erat dan diputar kebelakang oleh wanita polwan itu dan leher nard yang sudah ditodongkan pistol yang membuat tatapan mereka bertemu nard melihat wajah cantik polisi wanita itu ia berkulit kuning Langsat,wanita itu memiliki mata tajam berwarna biru, berambut pirang dan memiliki hidung mancung yang membuat wajahnya terkesan sempurna Dimata nard.

"Siapa kau?" Tanya polwan cantik itu hendak membuka penutup wajah yang nard pakai namun itu membuat nard terbangun dari lamunannya, dan nard pun menepis tubuh polwan itu dengan kasar, karena hanya itu yang bisa nard lakukan agar penyamarannya tak terbongkar.

"Tak becus! Mengapa kau gagal dalam misi kali ini? Apa bayaran mu kurang? Targermu kali ini juga seorang wanita!" Marah seseorang yang baru saja menjadi bos nard namun apa daya nard, misinya gagal karena seorang polwan cantik itu.

"Aku akan mencobanya lagi besok, dan kau tak perlu khawatir!" Ucap nard lalu mematikan telfonnya.

Nard merebahkan tubuhnya di sofa lalu memijat pelipisnya, tatapan sangar tadi juga wajah yang sangar tadi membuatnya gelisah, sebelumnya nard tak pernah dilanda persaan seperti ini, entahlah seperti nya nard harus minum agar melupakan tragedi tadi.

"Nard! Kau mau pergi kemana?" Tanya wiyna menegur anaknya, wiyna tahu betul bahwa anaknya ini akan pergi ke club' dan berminum minum disana.

"Aku akan keluar sebentar ibu tak perlu khawatir, aku butuh minuman agar pikiranku kembali membaik" ucap nard lalu menepis tangan wiyna lembut dan ia usap sebentar.

"Jika kau butuh menenangkan fikiranmu bukan ini yang harus kau lakukan, kau bisa berbicara kepada ibu pasti akan selalu ibu dengar" ujar wiyna kepada putranya wiyna hanya tak ingin merusak nard dengan minuman itu, entah apa yang akan suaminya lakukan bila ia masih hidup dan melihat nard seperti ini.

"Tapi aku tidak ingin ibu menjadi sakit" jawab nard lalu berpamitan kepada wiyna.

Wiyna tak bisa melakukan lebih dari itu, menurut wiyna nard sudah dewasa pasti ia akan paham apa yang ia rasakan, wiyna sangat beruntung memiliki nard putra tunggalnya, nard selalu perhatian terhadapnya juga nard bekerja keras untuknya.

Sesampainya nard di sebuah club' ia langsung memasukinya ia duduk di kursi lalu memesan minuman.

"Nard" panggil seseorang.

"Justin? Kau disini?" Tanya nard pada sahabat sekolahnya dulu.

"Iya, hmmm mengapa kau disini? Ini bukan tempat yang cocok untukmu nard, apa kau sudah berubah?" Tanyanya yang diberi anggukan oleh nard.

"Kau semakin tampan nard, apa kau sudah memiliki kekasih?" Tanya Justin namun nard terdiam sejenak lalu menggeleng dan terkekeh.

"Aku hanya tidak ingin menyakiti hati wanita" ungkap nard.

"Bagaimana dengan amaira?" Tanya Justin lagi nard mengerutkan keningnya apa yang dikatakan sahabatnya ini?

"Amaira menc--" Justin memotong kalimatnya kala ia dipanggil oleh seseorang.

"Justin ayo" ajak wanita itu yang tak lain kekasih Justin, Justin berpamitan kepada nard dan meminta maaf tak bisa berbincang lama.

"Tuan ini minumannya" ucap seorang pelayan itu meletakan minuman yang nard pesan di atas meja.

"Terimakasih" kata nard lalu pelayan itu pergi, tapi fikiran nard yang jadi bingung, apa yang akan dikatakan nard tentang amaira?

"Ahh sudahlah" kata nard menghela nafas mencoba melupakan kata kata Justin yang terpotong itu, nard meminum minuman itu sambil memijat pelipisnya dan terus memesan minuman itu berulangkali.

Nard menghabiskan 8 gelas minuman itu dan sekarang ia tengah sempoyongan ia juga mulai merancau tak jelas ia menangis, marah dan tertawa.

Nard berusaha mengendarai motor nya dengan keadaan mabuk, walau tadi beberapa pelayan sudah mencegahnya namun nard langsung melenggang pergi dari sana.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Voteeeeeee.... donkk!!!

Psycopath And PolicewomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang