PAP/Fiveteen⚔️

30 7 2
                                    

Selamat meramaikann💃
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Benar, perkataan nard menjadi perkataan yang pria itu sesali. Sekarang mereka telah berada di rumah amaira, wanita itu menganggap ucapan nard adalah sebuah fakta. 'Shit!' Gumam nard.

"Nard? Sungguh kau telah mencintaiku? A-aku tidak percaya itu namun, ini adalah sebuah keajaiban tuhan untukku!" Amaira berbinar teramat senang dengan jebakan yang nard buat. Nard pun sedikit iba pada wanita itu namun, bagaimana lagi?

"Mengapa kau diam?" Tanya amaira.

"Tidak. Aku diam karena kau terlalu banyak berbicara sepanjang jalan!" Nard tersenyum tampan, amaira memeluk erat tubuh nard rasa tidak ingin ia lepaskan. Namun, ponsel nard berdering 'ibu' nama itu tertera di layar handphone nard. Nard hendak mengangkatnya namun, sedetik kemudian amaira yang mengangkat dan merampas handphone nard.

"Halo? Ibu? Apa kau percaya? Aku akan segera menjadi calon istri nard juga calon menantumu!" Antusias amaira. Tengah bersombong diri jauh disisi lain wiyna yang mendengar kata itu keluar dari mulut amaira pun sontak kaget, 'mengapa kau melakukan ini nard?' Wiyna membatin. "Selamat untuk kalian berdua" ucap wiyna lalu memutuskan sambungan telfon sepihak.

Wiyna terduduk lemas dilantai memegang dadanya lalu ia remas seketika terasa amat perih juga sakit namun, ini suatu kebodohan dirinya yang menyuruh amaira untuk mencintai putranya nard.

"Mengapa aku bodoh?" Lirih wiyna masih senantiasa memegang dadanya,

"Ada baiknya aku mengakhiri hidupku dan menyusul mendiang suamiku!" Lanjutnya namun, tertahan kala mengingat anak tunggal nya yang sedang dalam bahaya. Sungguh wiyna rela mati demi putranya ia rela memberikan segalanya hanya demi putranya.

TOK! TOK! TOK!

Wiyna segera menghapus air matanya juga berdiri dan merapikan pakaiannya kala mendengar suara ketukan pintu, wiyna melangkah menuju pintu lalu membuka pintu dan melihat seorang tersenyum manis.

Kembali kepada nard. Ia sungguh jengah sekarang karena ia tengah menemani amaira berbelanja 'lebih baik aku membahas misi bersama en, dari pada aku harus menemani wanita ini berbelanja!' Nard membatin.

"Nard? Apakah pakaian ini bagus untukku?" Tanya amaira mendekati nard dan membawa sebuah pakaian mini berwarna merah mencolok. "Ya itu sangat cocok untukmu" jawab nard tersenyum paksa, lalu memutar matanya saat amaira pergi dan akan membayarnya dan jangan lupakan amaira berbelanja menggunakan kartu milik nard.

Nard membelakan matanya saat melihat pemandangan didepannya bukan tersanjung namun merasa risih, sebab amaira memakai pakaian yang sangat kurang bahan itu. "Nard? Apa aku sudah sempurna?" Tanya amaira mengerling membuat nard seketika bergidik, 'yahh, kau sempurna seperti jalang murahan' gumam nard merasa sangat risih.

"Mengapa kau diam?" Tanya amaira, "ahh. Apa kau terpesona?" Tanya wanita itu memeluk tangan kiri nard. "Ya. Aku terpesona!" Nard sungguh merasa pening juga merasa dirinya sudah gila.

Memasuki mobil, nard mengemudi dengan kecepatan mobil yang cepat alias mengebutkan mobilnya agar segera sampai. Ia sungguh merindukan tatapan en, yang jauh lebih ia sukai penampilannya yang tidak terlalu berlebihan membuat gadis itu menjadi sangat istimewa, dihati nard.

"Nard apa kau tidak ingin menginap sehari dirumahku?" Tanya amaira terlihat manja. Baru saja mereka menjalin hubungan beberapa jam lalu, sudah seperti ini apalagi nanti? Huhh benar benar nard harus membunuh wanita ini.

"Aku harus mencek kantorku. Dan memeriksa cafe-cafeku" tolak nard secara halus. Amaira mengangguk lalu melambaikan tangannya.

Nard segera menghubungi en karena misinya telah berhasil. Dan sangat mengerikan.

"Apakah misi mu sudah beres tuan branard?" Tanya gadis itu. Nard tersenyum walau hanya mendengar suara nya.

"Ya, aku berhasil dan itu mengerikan. Kau tahu?" Nard mendengar gadis itu yang terkekeh. Rasanya nard ingin menemui gadis itu dan menjadikannya sebagai permaisurinya.

"Lanjutkanlah! Walau terlihat sedikit mengerikan. Dan tetaplah menjalankan acting mu!" Elen memutuskan sambungan mendadak yang membuat nard merasa kesal namun, mana mungkin ia kesal kepada elen.
         
                  ×××××××××××××××

Pagi ini nard sudah berada di kantornya dan tengah mencek data keuangan kantornya yabg semakin meningkat.

"Tuan branard?" Tanya salah satu pegawai di perusahaannya. "Ya? Ada apa?" Tanya nard.

"Perusahaan kita dalam dua minggu ini sudah sangat pesat pendapatan yang kita miliki pun sudah melampaui batas. Tuan garniq menyampaikan ada baiknya tuan branard membuka cabang lain di kota  new York" kata si pegawai itu.

"Kau benar, memang aku mempunyai rencana seperti itu" balas nard lalu kembali menilik wajah si pegawai itu
"Apa yang kau inginkan?" Tanya nard mengeluarkan senjata pistol dari dalam jas nya. Tidak terkejut melainkan kembali menodongkan senjata balik ke arah nard, nard menyeringai "aku sudah tau tentang mu lebih dulu sebelum kau mengenal ku tuan edward getecrosic!" Nard marah sangat marah dengan orang yang berdarah crosic, mereka licik juga musuh bruward joralpic dan ada fakta mereka bahwa bruward dan wantec masih memiliki ikatan darah namun, dahulu kake nard atau ayah dari bruward memiliki dua anak lelaki juga satu perempuan.

"Kau sudah membunuh pamanmu sendiri nard!" Edward membelakan matanya garang.

Nard terkekeh berat lalu memandang kembali edward dengan wajah yang tampan namun kejam, "apa kau juga tidak mengingat? Bahwa tuan wantec sendiri yang telah membunuh ayah ku lewat seorang pembunuh bayaran!" Tegas nard marah amat marah saat mengingat bahwa pelaku itu sebelumnya memberitahu nard bahwa yang menyuruhnya membunuh bruward adalah wantec adik kandung bruward sendiri.

"Nyawa dibalas nyawa. Tuan edward!" Lanjut nard telihat urat uratnya yang timbul pada lengan pun rahangnya.

"Lantas mengapa kau mendekati amaira? Apa kau juga ingin membunuhnya?" Tanya edward.

"Adikmu? Dia sudah memperlakukan ibuku dengan tidak sopan juga ia menyakiti ibuku dan memaksa untuk menjodohkan ku dengannya! Apa adikmu itu manusia?" Tanya nard mendekat ke arah edward.

"Jaga ucapanmu tuan branard!" Edward menarik pelatuknya dan DOR!, nard kesal ia membalas tembakan edward yang meleset lalu peluru nard menancap indah di leher edward sepupunya. "Ada baiknya kau mati ditanganku dari pada kau mati ditangan adikmu!" Monolog nard melihat mayat sepupunya yang mengeluarkan banyak darah kental.

Nard menghilangkan jejak nya dan mayat edward yang sudah ia buang ke peternakan buaya yang tak jauh dari perusahaan nard. Nard membuang juga bajunya yang bau amis akibat darah edward. "Kau terlalu menggangguku edward!" Monolog nard lalu pergi dari ruanganya menuju ke restoran jors. Guna melihat en dengan alih alih membeli ayam panggang.

Nard menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi menerobos lampu merah disana dan memarkirkan mobilnya di depan restoran ayam panggang itu, keluar dengan pakaian formalnya.

"Nard!" Panggil jors melambaikan tangannya di dalam restoran, nard melambaikan tangannya lalu berjalan gagah ke arah pintu. "Apakah kau merindukan paman, nard?" Tanya jors sembari mengusap punggung kekar nard. "Aku merindukan anakmu!" Jawab nard santai.
.
.
.
.
.
.
.
Aku dauble up mulu niehh. Pada vote dong...

Psycopath And PolicewomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang