Votee guyss. Loveyou..♡♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nard kembali ke rumah sakit tentu diantar oleh elen yang mengantar nard sampai depan pintu. Elen sudah boleh pulang dikaranakan kondisinya yang sudah stabil."Terimakasih nyonya polwan" langkah elen terhenti lalu membalikan badannya. "Aku tidak suka dipanggil seperti itu, umurku masih 23 tahun panggil aku dengan nama saja" ketus elen terlihat tajam raut wajahnya dan auranya memang begitu merinding.
"Baiklah. Terimakasih En" nard tersenyum. "Mengapa harus en?" Tanya elen menaikan halisnya satu.
"Itu sebutan yang manis juga mudah di ingat dan suatu panggilan dariku untukmu nona en" elen memutar bola matanya, lalu meninggalkan nard yang mematung sembari sedikit mengangkat bibirnya.
Setelah melihat mobil elen hilang, nard masuk ia juga telah membawa makanan juga buah buahan untuk ibunya itupun sebagai alasan.
Nard membuka pintu, lalu terlihat wiyna sedang tertidur pulas nard mengembangkan senyumnya sebenarnya ia tidak tega dengan semua ini namun, menghadapi kelompok crosic sangatlah sulit untuk nard seorang diri. Ia perlu rencana rumit agar mereka menjadi bingung.
"Ibu? Aku datang, maaf jika lama aku tadi singgah di sebuah supermarket dan membeli ini untuk ibu tadi pun aku habis pergi ke perusahaanku jadilah aku lama diluar" ucapan nard ada fakta nya juga ada kebohongannya.
"Kau j-jangan tinggalkan ibu, nard" nard menautkan halisnya menatap ibunya dalam. "Apakah ibu baik baik saja? Mengapa ibu seperti orang ketakutan?" Tanya nard.
"Ibu habis di cek-" lagi lagi ucapan wiyna terpotong kala seorang dokter masuk juga perawat perawat dan izin untuk memeriksa ibunya. Nard keluar sebentar lalu semakin bingung ketika ibunya akan berucap dokter, perawat, termasuk amaira selalu datang dan memotong perkataan ibunya.
'Apakah ini yang dimaksud elen?' Batinnya tengah berfikir hingga urat dikepalanya timbul, tidak aman bagi wiyna tetap berada di rumah sakit nyawa wiyna terancam disini. Nard harus membawa wiyna segera pulang.
Dokter keluar dengan perawat perawat "ibumu masih harus berada di rumah sakit tuan nard karena jantungnya masih sangat lemah" ujar dokter itu nard menelisik dalam menggunakan matanya hingga suatu gerakan fisik dokter itu yang mencurigakan membuat nard yakin jika ini yang dimaksud elen tadi.
"Baiklah jika itu maumu. Apakah kau berjaga malam dokter?" Tanya nard memiringkan kepalanya ingin melihat wajah gelisah dokter itu. "I-iya tuan ada apa? Jika kau perlu bantuan panggil saja aku, permisi" dokter itu melenggang terlihat gelagapan. Nard tersenyum smirk 'benar dugaanku' batin nard.
××××××××××××××
Mobil polisi berngiungan di halaman rumah sakit banyaknya orang berkerumun disana, polisi bergegas membawa mayat lalu menyilang tempat tersebut dengan garis polisi.
"Apakah ada saksi mata disini?" Tanya polisi tersebut melihat orang orang yang menggelengkan kepalanya.
"Saya saksi mata dimalam itu" seseorang mengangkat tangan, dia adalah nard, melangkah gontai dengan jas formal juga dengan dua tangan dimasukan.
"Bolehkah tuan ikut kami?" Tanya polisi tersebut nard mengangguk lalu ia masuk kedalam mobil polisi tersebut dan juga mayat dokter tersebut yang akan segera di otopsi.
Sampailah nard di kepolisian, disini nard akan diminta menjelaskan oleh para polisi tentang kronologi semalam.
"Baik apakah yang tuan liat semalam? Bolehkah tuan menjelaskannya secara detail agar kami paham!" Polisi itu telah duduk dihadapannya datanglah seorang gadis cantik lalu duduk di samping seorang polisi itu.
Elen, dia datang hanya untuk nard dan membantu pria itu. Elen hanya membalas budi kepada nard seperti yang ia katakan selama misinya berjalan bersama nard ia akan melakukan apapun dan contohnya seperti sekarang gadis itu rela berkhianat pada kepolisian untuk seorang baranard coralpic.
"Ketua? Kau datang?" Tanya polisi yang duduk dihadapan nard tadi, polisi itu berdiri lalu membungkukkan badannya lalu pergi. kinilah nard dan elen bertatapan saling menatap dengan serius dan lekat seolah tidak ada yang terjadi. "Tuan branard?" Tanya elen.
"Ya? Aku disini nona elen" jawab nard dengan wajah serius amat serius bahkan disaat wajah nard sedang serius seperti ini ketampanan juga karismatik pria itu kian berkali lipat.
"Apakah yang terjadi saat malam itu?" Tanya elen mulai mengintrogasi nard.
"Semalam, saya pergi ke toilet. Tidak sengaja melihat dokter rander sedang bekerja diruang bekerjanya lalu saya melihat ia sedang berbicara sendiri, awalnya saya mengira ia sedang menelfon seseorang namun, ternyata tidak. Ia benar benar berbicara sendiri satu menit saya memperhatikannya saya pergi dari sana lalu saya mendengar suara benda jatuh yang saya dengar benda itu adalah benda bersifat besi karena suaranya begitu nyaring saat terjatuh kelantai dan saya abaikan karena, mungkin itu hanya benda yang jatuh karena tidak kesengajaan, itu yang saya lihat nona elen" nard bercerita namun, kalian tahu? Nard sama sekali tidak berbohong cerita itu memang benar adanya dan terekam cctv.
"Baik. Kau memang tidaklah bersalah tuan branard, cctv adalah bukti yang kuat dan menunjukan kau telah benar benar pergi dari sana" elen memandang nard sejenak.
"Ketua? Lalu siapa yang membunuh dokter rander?" Tanya seorang polisi menatap elen. "Untuk saat ini kita akan mencari bukti yang kuat dan kasus ini tidak akan ditutup sampai seseorang menyerahkan diri atau tertangkap! Paham?" Elen pergi dari sana meninggalkan nard juga beberapa polisi lainnya.
Memanglah nard menjadi bingung, kali ini ia harus mengasah otanya untuk membunuh seseorang, bahkan bisa saja amaira terbunuh ditangannya sekarang. Namun, elen benar polisi wanita itu telah memikirkannya matang matang juga telah lebih tahu bagaimana sifat dan aksi crosic memang sangat menggila, nard tengah memikirkan cara yang diperintahkan oleh elen kepadanya untuk berpura pura mencintai amaira itu ada benarnya karena memang amaira mojahara crosic mengaku mencintai nard.
Nard secepat mungkin mencari keberadaan amaira, nard berlari mencari wanita itu di ruangan biasa amaira tempati namun nihil wanita itu tidak ada disini, nard mencari ke setiap sudut ruangan namun sama sama nihil. 'Apakah amaira sudah mengetahui segalanya?' Batin nard lalu menggelengkan kepalanya kini ia tidak mengkhawatirkan nyawanya namun, ia mengkhawatirkan elen juga wiyna dua wanita yang benar benar nard sayangi terutama wiyna ibunya sendiri.
"Nard? Kau sedang mencari apa?" Tanya seseorang. Nard berbalik menemukan amaira sedang tersenyum dari senyum itu entah mengapa nard merasa senyuman itu disertai arti disetiap wajahnya pun nard merasa wanita itu mempunyai sebuah misi.
"Aku mencarimu!" Ungkap nard.
Wajah amaira membingung dari kerutan di keningnya yang bertanda wanita itu sedang bingung, "mengapa kau mencariku? Apakah aku begitu penting di hidupmu?" Tanya amaira kini mukanya terlihat datar, muka yang bahkan nard baru lihat dari sisi amaira. "Yah. Kau penting dihidupku!" Nard memaki dirinya saat mengatakan hal itu.
.
.
.
.
.
.
.
Hayolohhhh si nard dilanda bimbang... hwhhwhw jangan lupa votee
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath And Policewoman
Aksisebuah cerita aksi yang menceritakan negara amerika tentang psikopat yang menyembunyikan identitas nya dan selalu lolos dari tangkapan polisi 44 jiwa melayang ditangannya dan suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita polisi cantik yang membuatnya...