PAP/Six⚔️

35 7 0
                                    

Sorry kalau ada yang typo..🙃
.
.
.
.
.
.
.
.

"Nard ada apa?" Tanya wiyna yang melihat nard melamun disofa.

"Aku sedang memikirkan paman jors bu.. aku kasihan padanya" balas nard, wiyna penasaran apa yang sedang terjadi dan meminta nard untuk menjelaskannya.

"Putrinya sedang koma bu..dan paman jors sedang membutuhkan uang untuk biaya rumah sakit" jelas nard dan itu mengejutkan wiyna betapa kasihannya ia pada jors sampai wanita paruh baya itu menitikan air matanya.

"Jangan menangis bu,sebaiknya kita membantu paman jors agar bebannya berkurang. Aku juga sudah menyiapkan uang untuk dikasihkan kepada paman jors jumlahnya memang sedikit namun siapa tahu aku bisa meringankan bebannya!" Nard memang berniat membantu jors ia mengingat pria paruh baya itu juga yang sering menolong keluarganya dahulu ketika mereka membutuhkan uang, juga ialah yang mempekerjakan ayah nard sebagai pelayan direstorannya walau sebagai pelayan gajih ayah nard dibedakan dengan yang lain karena bruward adalah sahabat baik jors.

Maka dari itu nard berniat membalas budi kepada paman jors, ia juga yang mengajarinya segala hal setelah ayahnya pergi, dan terkadang membayar uang sekolah nard yang sempat menunggak,

"Terimakasih nard, kau anak yang baik juga pengertian. Ibu harap kau menjadi pria yang sejati juga pengertian" wiyna memeluk anak tunggal nya merasa bangga kepada anak tunggalnya.

'Ku harap begitu bu.. karna aku pembohong besar' gumam nard tersenyum kecut.

"Besok kita akan pergi menjenguk putri jors, ibu sangat khawatir,nard!" Kata wiyna yang diberi anggukan oleh nard.

                  ×××××××××××××

Pagi ini nard sedang berlari pagi dan pergi ke tempat gym, badannya yang indah bak atlet ini butuh pengorbanan dan ini semua berkat nard suka berolahraga terutama olahraga gym karena itu dapat memperbesar otot ototnya juga menambah dan memperjelas sixpack nya, yang membuat nard menjadi gagah dan tegas jangan lupakan rahangnya yang sangat tegas membuat wanita mengemis ngemis ingin disentuh, membayangkan yang enak disana.

Nard mengangkat barbel seberat 40 kilogram yang membuat urat uratnya terlihat dan itu adalah pemandangan yang sangat indah, para wanita berkumpul memperhatikan nard dan nard sungguh masa bodoh. 

"Nard!" Panggil seorang wanita melambaikan tangannya. Seseorang itu adalah amaira dan tak sengaja amaira melihat nard yang kebetulan sedang diperhatikan oleh banyak wanita yang memuji muji nard.

"Hai, apa kabarmu?" Tanya nard berhenti dan kini telah duduk bersama amaira dengan keringatnya yang bercucuran yang membuat amaira terkesiap 'ya tuhan, nard sangat tanpan' amaira membatin.

"Ada apa denganmu?" Tanya nard yang melihat amaira tersenyum senyum padahal tidak ada yang lucu disini.

"Biar ku seka keringatmu!" Amaira mengambil handuk kecil yang masih bersih dan menggunakannya untuk menyeka keringat nard yang bercucuran. Lelaki itu tiba tiba terkekeh ulah amaira yang mencoel coeli pipinya.

"Nard kau menjadi pria yang besar, aku sampai tidak mengenali dirimu kau begitu gagah juga berotot banyak wanita yang mengincarmu, bagai mana bisa kau mengabaikannya" tutur amaira kepada nard masih merasa heran mengapa lelaki ini buta akan cinta.

"Entahlah amaira, aku merasa diriku tidak berguna dan aku juga tidak merasakan hasrat untuk mencintai wanita!" Jelas nard masih dengan kata kata yang sama pada hari dimana mereka bertemu di cafe namun kata katanya berbeda tetapi bermakna sama.

"Tapi nard kau tidak memikirkan ibumu? Aku kasihan padanya, boleh aku memberimu saran?" Tanya amaira yabg melihat nard mengangguk.

"Ibumu sudah ingin memiliki seorang cucu dan ingin kau bahagia nard, sewaktu ditaman ibu mu sempat berkata seperti itu padaku. Saranku bukalah hati mu nard cobalah melirik seorang wanita atau gadis manapun asal ia berasal dari keluarga yang baik baik" saran amaira yang sedang dicerna oleh nard.

"Aku pun menginginkan itu amaira namun aku bingung untuk memilih wanita yang bahkan, akan kupastikan ia akan menjauhiku dan meninggalkan ku setelah tahu semua tentang diriku" jelas nard yang masih tidak amaira pahami menurut amaira nard adalah lelaki baik dari keluarga yang baik namun mengapa pria itu selalu berkata demikian? Amaira masih tidak paham dengan semua ini!

"Kau akan segera menemukan wanita yang bisa menerimamu apa adanya" diam diam amaira menggulum bibirnya menahan senyuman.

"Siapa itu?" Tanya nard menaikan satu halisnya. Penasaran!

"Aku nard" seketika nard tertawa dan itu bukanlah ekspresi yang amaira inginkan, ia merasa bingung mengapa nard tertawa? Apa dirinya konyol?

"Kau sangat lucu amaira, kau membuat pagiku sangat indah" amaira tersenyum apakah nard sudah  memahami apa yang ia katakan.

"Aku menganggapmu sebagai adiku dan aku beruntung memilikimu!" Sambung nard detik itupun amaira merasa jantungnya ditusuk ribuan pisau tajam entahlah amaira mengira nard sudah mengerti namun nyatanya nard memang memandang amaira sebatas adik dan kakak saja.

"Why? Apa aku salah?" Tanya nard yang melihat amaira memasang wajah datar. Amaira menggeleng ia tersenyum kembali.

"Kau tidak pernah salah nard" ucap amaira tersenyum kecut namun dimata nard masih sama saja seperti amaira tersenyum sedari tadi.

"Aku yang salah karna mencintaimu.begitu dalam nard!" Sambung amaira didalam hati.

Nard dan wiyna sudah berpakaian rapih mereka siap menjenguk putri jors yang tengah koma juga nard telah  membawa uang yang akan ia berikan kepada jors

"Nard apa ibu sudah cantik?" Tanya wiyna yang membuat nard terkekeh

"Ibu sangat cantik melebihi wanita dan gadis manapun didunia ini" puji nard yang membuat wiyna tertawa

Mereka pergi menggukanan motor nard. Nard berniat untuk membeli sebuah mobil dan rumah untuk ibunya namun hal itu ia urungkan terlebih dahulu dan ada orang yang sangat lebih membutuhkan uang itu

Nard mengendarainya dengan kecepatan sedang karena ia sedang membawa wiyna ibu nya yang sangat ia jaga dan ia cintai, mereka pun sampai di parkiran rumah sakit dan nard mencoba menghubungi jors untuk menanyakan dimana letak kamar putri jors, setelah mengetahui bahwa putri  jors berada di kamar 218 lantai 3 segera lah nard juga wiyna menaiki lift dan menuju ruangan tersebut melangkah gontai dan menemukan paman jors diluar terduduk bersama istrinya

"Carisa!" Panggil wiyna berpelukan juga sama sama menitikan air mata

"Bagaimana keadaan putri kalian?" Tanya wiyna yang saat ini telah mendudukan diri disamping carisa dan nard duduk sisamping jors

"Ia belum membuka matanya sedari lusa kemarin aku juga tidak dapat melihatnya sebentar saja, karena dokter tidak mengizinkan kami masuk dan melihatnya sebentar saja.." lirih carisa ia terus memandang kamar 218 yang terus mengeluarkan bunyi alat alat

"Bagaimaba bisa?" Tanya wiyna kembali

"Elen putri kami sedang bertugas untuk menangkap seorang pengedar-" 

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Voteee donkk aku dauble up lagii nieehhh.

 

 

Psycopath And PolicewomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang