BAGIAN 33. [IZIN]

2.7K 330 7
                                    



°°°

Malam ini tepatnya pukul setengah sepuluh, kedua lelaki bersaudara itu tengah mempelajari materi mereka masing-masing untuk esok hari.

Seperti biasa, Nana akan menggunakan meja belajarnya sedangkan sang kakak hanya berada diatas kasur sambil mencoba untuk membaca materi yang berada didalam ponselnya.

Atau yang paling tepat adalah hanya sang adik saja yang tengah belajar. Saat ini Jeffin tengah memperhatikan layar ponsel yang dipegangnya tersebut sambil membaca peraturan dan tata cara untuk menjadi pekerja yang baik. Jujur saja, selama hidup baru kali ini dirinya akan bekerja.

Mungkin karena tidak mendapatkan izin dari kedua orang tuanya, membuat dirinya terpaksa harus fokus dengan jenjangnya saja waktu itu. Ini saja sama sekali Jeffin tidak berani izin ke ayah maupun mamanya. Jangankan kedua orang tua, Nana saja yang hanya seorang adik sama sekali tidak ia ceritakan tentang hal seperti ini.

Selagi apa yang dilakukannya benar, maka Jeffin sama sekali tidak merasakan keberatan melakukan semuanya.

Untung saja dirinya sempat bertukar nomor dengan bos barunya. Memudahkannya untuk berkomunikasi dengan benda pipih itu.

"Na... "

Nana yang merasa terpanggil itupun langsung menolehkan kepalanya kearah belakang. Pemuda itu tahu pasti jika ada sesuatu yang akan dibicarakan oleh kakaknya.

"Besok Abang ada tugas tambahan dari dosen. Jadi kayanya Abang pulang agak maleman sekitar jam setengah dua belasan. " Ucapnya berasalan.

Nana yang mendengar akan hal itu tentu saja sedikit terkejut. Tidak biasanya kakaknya itu mendapatkan tugas tambahan. Malah yang ada adalah pelajaran yang mengurang karena waktu abangnya itu pasti setengah hari.

Namun kali ini sedikit berbeda.

"Abang ada tugas giliran. Jadi mungkin untuk waktu besok kedepannya Abang bakalan pulang larut. " Jelasnya membuat Nana sedikit mengernyit bingung.

Apakah semuanya akan baik-baik saja? Bagaimana nanti jika Jeffin tiba-tiba drop saat tengah stres karena memikirkan tugas-tugas nya yang begitu banyak? Jika hal itu terjadi, tentu saja Nana tidak dapat tinggal diam.

Mau bagaimanapun juga abangnya itu hanya menimba ilmu dan memperluas wawasannya saja untuk berkuliah. Bukannya menambah penyakit insomnia yang mungkin akan membuat Jeffin kesulitan tidur untuk malam hari. Apalagi mengingat jarak rumah dengan kampusnya cukup jauh.

"Abang disana sama siapa? Yang jagain Abang siapa? Nanti kalo Abang kenapa-kenapa gimana? Nana gak bisa ngawasin kalo Abang disana lama... " Ucapnya penuh tanya. Sungguh dirinya tidak habis pikir dengan dosen kakaknya yang memberikannya tugas begitu banyak. Tidak memikirkan apa jika nanti akan terjadi sesuatu dengan Jeffin.

"Ada Tirta, Abang kan udah biasa sama dia waktu kuliahnya. Kamu tenang aja dirumah, ya? " Ucap Jeffin meyakinkan.

Namun tentu saja firasat buruk dapat datang begitu saja tanpa diundang maupun diminta. Yang Nana takutkan jika firasat itu muncul dan benar terjadi dengan kakaknya, apa yang bisa ia lakukan? Melindungi saja dirinya tidak bisa.

"Abang bakal ngelembur buat nyelesaiin tugas skripsi yang dikasih sama dosen. Jadi kamu tenang aja dirumah ya, Abang gak mungkin kenapa-kenapa. " Lanjutnya.

Forgotten Nana [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang