°°°
"Bang, bangun! Udah pagi, "
Nana menghela napas pelan ketika tidak mendapatkan sama sekali respon dari lelaki yang kini tengah tertidur diatas ranjangnya. Jeffin hanya membalas dengan lenguhan saja tanpa mau membuka matanya karena rasa kantuk masih terdapat disana.
Sedangkan Nana sedari semalam tidak dapat tidur dengan nyenyak. Dirinya sempat menutup mata ketika jam telah menunjukkan pukul setengah empat dini hari, namun tentu saja hal itu tidak terjadi dalam waktu yang lama. Pemuda itu kembali membuka matanya karena merasa dirinya yang sudah tidak bisa tidur lagi.
Semalaman Nana tidak mengantuk, entah mengapa bisa seperti itu.
Terlihat jelas di sampingnya, sang kakak tengah tidur dengan nyaman dan nyenyak. Seperti tengah berada didalam mimpinya, sehingga tidak mau untuk membuka mata barang sekali pun.
Padahal waktu telah menunjukkan pukul 06.20. Entah masih ada waktu atau tidak untuk kakaknya ini bersiap-siap pergi ke kampusnya.
Sedangkan Nana hanya membereskan buku-buku nya saja, pemuda itu sudah mandi sejak pagi tadi, namun ia sama sekali tidak berniat untuk sarapan jika berakhir seperti kemarin.
Lebih baik ia menunda kegiatan makannya daripada harus terus memuntahkan makanan yang sudah berada diperutnya. Tak apa jika itu terjadi ketika ia tengah sendirian seperti semalam, namun yang sangat tidak ingin terjadi ketika dirinya tengah berada di sekolahan, pasti jendral akan curiga dengannya yang terus berbolak-balik ke toilet hanya untuk mengeluarkan isi perutnya.
Disini Nana terus mencoba untuk membangunkan kakaknya hanya dengan memanggil namanya. Mungkin hal itu tidak akan pernah berhasil karena sedari tadi Jeffin terlihat tetap nyenyak dalam tidurnya. Terpaksa pemuda itu menepuk-nepuk kedua pipi yang terdapat diwajah Jeffin. Tak peduli jika nanti lelaki itu akan marah atau apa, yang terpenting saat ini abangnya itu cepat bangun dari tidurnya.
Mungkin karena semalam banyak sekali tugas yang dikerjakan oleh Jeffin, sehingga membuat lelaki itu kelelahan sampai sulit untuk dibangunkan.
Nana terus menepuk kedua pipi tersebut sambil memanggilkan namanya agar abangnya itu cepat bangun dari tidurnya. Cukup lama sehingga kini Jeffin yang semula miring menghadap kiri itu lantas segera mengganti posisinya menjadi terbaring menghadap ke atas.
Kembali, sang adik hanya bisa menghela napas pelan ketika melihat kakaknya yang terlihat masih tetap nyenyak dalam kondisi tidurnya.
"Abang bangun! Nanti telat ke kampusnya, " kali ini Nana sedikit mengeraskan suaranya. Tak lupa juga ia dekatkan mulutnya ke arah telinga sang kakak begitu dekat agar lelaki itu dapat segera bangun dari tidurnya.
Jeffin yang merasa ada suara teriakan berasal dari telinga kirinya itu lantas segera kembali melenguh. Perlahan ia buka kedua matanya yang semula masih tertutup, dan benar apa yang ia kira jika dihadapannya kini terdapat Nana yang mungkin sedari tadi berusaha untuk membangunkannya.
"Abang gak ke kampus? " Tanya Nana yang hanya diangguki oleh Jeffin. Mungkin memang kakaknya itu benar-benar lelah semalam. Baru sehari saja melakukan tugas lembur, namun kini sudah mampu membuatnya membutuhkan jangka waktu tidur yang sangat lama.
"Abang cepet mandi, nanti tas nya Nana yang beresin aja. "
Tanpa merasa curiga, Jeffin hanya mengangguk. Lelaki itu lantas segera beranjak dari tempat tidurnya. Mencoba untuk mengumpulkan nyawanya agar dapat melakukan aktivitas tanpa merasa keberatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten Nana [END]✓
Fanfiction"Kamu masih usia remaja, gak usah sok depresi. Disini kakak kamu yang lebih sakit" -Mama "Ma... Aku juga anakmu..." _____ Lokal vers Brotheship story Start : 07-04-2022 End : 29-05-2022 @septiaxsga