11

723 95 8
                                    


Perut Lira sangat sakit bahkan dia sampai menolak permintaan pelanggan karena sakit yang tak bisa di tahan.  Ini hari libur dan Kevan maipun kevin tentu ada di rumah.  Mereka memang sudah pesan makanan lewat pesan antar. 

Namun kekahwatiran seorang adik juga pasti muncul jika kakak mereka sakit.  Kevan mau menangis melihat kakaknya sakit.  Kevin melihat ponsel kakaknya mencoba mencari orang yang bisa dia hubungi. 

Akhirnya mereka ingat Sho, kevin langsung menelpon Sho. Dengan suara yang sudah tak bisa di katakan baik- baik saja. Kevan menangis kencang mengatakan Lira sakit.







Lira membuka matanya kala merasakan tangan hangat yang menyentuh dahinya. Matanya yang masih sulit di buka karena perih sekali, namun samar-samar dia melihat seseorang di depannya.

"Masih sakit?" Lira meraih tangan yang ada di depannya tanpa sadar. Menariknya meletakannya pada pipinya. Terasa hangat dan membuat dia tenang meski belum bisa membuat rasa sakit pada perutnya mereda.

"Sakit, perutnya " melihat itu Sho yang memang langsung datang saat mendengar kevan menangis. Langsung membenarkan posisi Lira.

"Kamu datang bulan?" tanya Sho

"I iya " saking sakitnya Lira meringkuk seperti janin sho, benar-benar tidak tega, meski dia tahu ini terlihat bajingan . Sho memeluk Lira mengelus kepala nya. Sambil terus menenangkanya, agar bisa membuat Lira tidur.

'Ini bukan pelecehan,  ya bukan pelecehan! '

1 jam akhirnya Lira tidur meski Sho masih bisa melihat keringat yang terus menetes dari dahinya.  Sho juga agak kagum,  dia kagum bukan hanya dengar Lira tapi seluruh perempuan. 

Bagi sho wanita terlarih tidak hanya rapuh,  namun bahaya,  diskriminasi,  pelecehan dan rasa sakit.  Meski lelaki juga memiliki hal sama namun tidak sesulit perempuan.  Menahan rasa sakit setiap bulan,  lalu di tambah jika mereka akan menjadi ibu. 

Antara hidup dan mati di pertaruhkan,  jika sho merasakan rasa sakit ini setiap bulan.  Mungkin dia akan mati saking tidak kuatnya. 

"Kak lira udah makan? " tanya Sho pada Kevan

"Kak lira gak mau makan apapun bang sho,  kasihan kakak" kata Kevan menangis sho mengelus kepala kevan dan meminta agar dia tak usah khawatir dengan Lira. 

"Kalian nonton TV aja,  kakak bakal masak buat kak Lira" mendengar itu Kevan langsung menganggukan kepalanya dan menuju ruang TV. 

Ada banyak pesan yang masuk ke ponsel sho dan kebanyakan dari amu dan yang lain.  Sho tidak membalas sama sekali karena malas,  jika dia bilang ada di rumah Lira mereka semua pasti datang.  Dan entah kenapa Sho gak mau mereka datang. 


3 jam menghancurkan dapur Lira akhirnya masakan sho jadi.  Meski awalnya dia masak 1 ekor kambing namun gak jadi,  berakhir masak soup aja dan juga beberapa makanan yang mudah di cerna. 

"Udah bangun? " sho yang menyender dengan tampan di pintu.  Tak lupa celemek bunga-bunga yang ada di tubuhnya.  Wajah Lira memerah,  dia berhalusinasi melihat sho dan di peluk. 

"Ja jangan deket kak" malu Lira menutup badan hingga kepala dengan selimut.

"Kenapa? " tanya Sho mendekat

"Ma malu kak" sho mau tertawa namun di tahan

"Ayo makan,  kamu belum makan dari tadi kata kevan" Lira dengan wajah memerah membuka selimut,  namun saat dia berdiri.  Ya sesuatu seperti banjir.

"Kak sho....... " lira menatap sho














"Mbak kok sayap nya gak ada,  di tulisannya ada sayapnya " kata sho

"Ya gak ada sayapnya mas emang begitu,  maksudnya itu cuman extra tambahan aja " kata mas kasir yang juga mana paham.

"Gak bisa gitu dong! " nyolot sho








"Kak sho kok lama ya? " lira menunggu di WC sambil menahan malu. 










Tbc

WEE!!! my crush Shoto ( AU )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang