***
Jihane masih berayun lemas nan terkulai dalam rangkulan suaminya merasakan ruam panas yang menggeliat di dalam tubuhnya, Jihane bersandar dalam setengah sadar dan setengah tidur diatas rebahan John.
"Masih panas Yank?" tanya lembut John masih membelai sayang istrinya, Jihane mengangguk pelan.
"Tau gak Yank, sekarang tu punya aku di dalem perut kamu lagi pada lari-lari balapan, menyongsong masa depan mereka hehhe..." mulai kembali dengan lawakannya, terpancar sekali kebahagian dari seorang John yang cemerlang utuh terlihat di wajahnya, dan Jihane pun tersenyum diparas pejamnya.
"Berharap sekali mereka bisa jadi bayi kembar dan kita punya anak kembar deh Yank! Gemess bangett kayaknya..." John mengecupi lagi tiap lekuk di paras Jihane.
"Aku ingin mereka jadi Jenny." celetuk bibir Jihane dan terdiam John merasa terharu mendengar itu.
"Kamu rindu sama Jenny ya? Jihane mengangguk lagi. "Ayo kita berdo'a semoga anak kita nanti mukanya mirip sama Jenny. Tuhan pasti kabulin lagi do'a kita karena Dia kan sayang sama kita..." keduanya saling menegun sejenak seakan tengah saling berdo'a di dalam hati mereka.
Semakin erat berpeluk, John kembali tersungging kecil seraya mengecup bibir istrinya penuh sayang nan begitu tulus. "Kamu mau juga dimasukin punyaku ternyata, Amelia..." nama itu di ucapkannya lagi. "Nggak minum pil KB?" goda lembut John, Jihane pun menggeleng pelan masih dalam kelelahan miliknya. "Kan masih jadi Miss Asia, gimana tu Yank?" lanjutnya lagi sengaja.
"Mau pensiun besok." jawab Jihane bersama setengah sadarnya itu, John mengekeh renyah mendengarnya.
"Kamu masih punya kontrak kerja loh, kalo mereka nuntut gimana?" John benar-benar suka jahil kini pada Jihane.
"Kamu yang tuntut balik mereka..." jawab agak ngigo Jihane, John terus ketawa geli saja.
"Kalo team managemen kamu marahin kamu gimana tu Yank?" John makin mendekap dan mengecupi bahu Jihane, sang istri tak terdengar menjawab lagi karena sepertinya tertidur pulas "Yank?" panggil John membangunkan pelan.
"Mmmm" bales pejamnya masih agak sadar ternyata.
"Si otong mau masuk lagi deh kayanya. Sekali lagi ya?" mendengar itu kening Jihane mengerut dan matanya pun sedikit melek.
"Ha'h?" bibir Jihane jadi nyengir menoleh pada suaminya. "Kan udah keluar!"
"Iya tapi dia keras lagi Yank coba kamu pegang nih." John membawa satu tangan Jihane kebawah meraba si otongnya dan memang terasa keras lagi.
Jihane mengerut dahi dan bergeleng heran. "Terserah kamu deh..." jawabnya yang harus pasrah kembali.
Sudah mendapatkan persetujuan istri, John pun langsung memiringkan tubuhnya dan menggiring istrinya untuk pula memiring memunggunginya, tangan John menarik pinggul istrinya untuk lebih mendekat di hadapan yang kembali mengeras itu dan satu tangan John masuk kebawah Jihane dari belakang, mengelus kembali milik Jihane seiring satu paha Jihane nya diangkat keatas, maka senjata miliknya itupun dimasukannya lagi pada Jihane dari belakang dan bergetar lagi, menggoyang lagi, berperang lagi, John menggebu lagi dan Jihane tak mau berbuat apa-apa lagi dalam lelahnya, dia biarkan apapun yang akan suaminya itu perbuat padanya dia sudah tak peduli namun desah demi desah kembali menggeliat dari bibir Jihane.
"Aaaaaahh" teriak John yang terus memaksa tubuhnya menggebu yang padahal sesungguhnya sudah lelah.
Satu paha Jihane mengait ke arah belakang tubuhnya yakni mengait dipaha John dan John menahannya.
Gerakan John tetap stabil dalam goyangan pinggul menggempur Jihane kembali, kemudian tubuh John bangun dan berlutut menarik satu paha istrinya itu semakin naik dan kini mengait disebelah pundak John masih dalam posisi miring Jihane bersama pinggul mereka yang tak henti meluapkan getar indah mereka saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine's Just Yours |EnD|
RomanceKebucinan wanita cantik yang telah dinobatkan sebagai ratu kecantikan dunia. Namun sosoknya itu jatuh hati pada bodyguardnya sendiri dan rasa cintanya yang bucin parah tanpa tau bahwa sosok bodyguardnya itu sesungguhnya adalah berjenis kelamin perem...