36 - What Can I Do?

1.4K 151 77
                                    

***

"Kita akan jadi orang tua lagi Baby..." sayangnya John menciumi bibir istrinya begitu lembut. Dan senyum manis Jihane mengusap airmata di pipi sang suami, ikut mengharu meresapi tangisan kebahagian itu sungguh terasa syahdu diterima hatinya.

"I love You Sayang..." bola mata Jihane pun mengurai air, mereka berpelukan lagi.

Perlahan kembali John turun berlutut karena ingin menecup di arah perut daripada istrinya, suasana pun terasa semakin membiru saja di sana. "Sayangnya Papa... tolong sehat selalu untuk Papa dan mama ya! Kamu buah hati kami yang amat kami harapkan selama ini, yang amat kami rindukan selama ini." bicara sendiri menatapi perutnya Jihane, suara John pun seakan terdengar gemetar, "Kakak mu.., tak bisa bertahan di dalam perut mamamu ini karena kecerobohan Papa Nak!" dan John merangkul erat pinggang Jihane sambil terus menangis, "Papa janji sama kamu Nak, Papa gak akan ceroboh lagi, Papa gak akan berbuat bodoh lagi, Papa gak akan pergi minum dan mabuk lagi. Papa janji Nak..." mengecupi di perut istrinya lagi John terdengar makin tersedu saja di bawah sana.

"Sayang..." Jihane ikut mengisak seraya mengelusi kepala John bersama benak yang kembali mengingat kepedihan dimasa kegugurannya waktu itu.

***

Di hari yang masih sama, semangatnya John, satu persatu kejutan kehamilan istrinya ini diberitakan kepada seluruh keluarga dan sanak saudaranya Jihane juga keluarga John di Surabaya. Maka semua telinga pun ikut lega nan berbahagia mendengarnya.

Juga tak buang waktu pula, dokter kandungan pun tentu segera dikunjungi.

Diperiksa telaten oleh pihak medis, kesehatan kandungan Jihane pun dinyatakan sehat bahkan berenergi stabil kata sang dokter.

Jihane senang mendengar pernyataan tersebut dan John smuringah selalu terlihat di bias wajahnya.

"Dok rekomendasikan vitamin yang paling terbaik untuk istri saya ya Dok. Pokoknya apapun yang terbaik." tutur bahagia John seraya mengelusi di ubun-ubun istrinya yang terbaring di ruang periksa.

"Anda tenang saja Pak John, saya pastikan kesehatan rahim istri anda kini sudah baik dan jauh lebih stabil kok dibandingkan kehamilan pertamanya dulu." jawab tersenyum si dokter.

"Apakah bisa jika kami punya anak kembar ya Dok? Lima atau tujuh bayi sekaligus barangkali?" celetuk si John dan sontak digeplak kepalanya sama Jihane.

"Dikira kucing kali ahh disuruh lahirin tujuh bayi sekaligus!" melotot heran Jihane, John juga dokter jadi ketawa.

"Becanda Sayang hahaha..." tawa lepas John merangkulnya.

Dokter dan satu perawat yang masih di dalam ruang tersebut ikut ketawa renyah nan bergeleng di wajah mereka. "Ada-ada saja Pak John ini." lontar sang dokter. "Jika ingin melahirkan keturunan kembar sebenarnya bisa saja, salah satunya melalui program metode bayi tabung atau In Vitro Fertilization."

"Apa itu Dok??" melongo wajah John yang jadi penasaran. "Tapi kalo bisa sih, saya maunya yang alami-alami saja sih Dok, kasian istri saya..." tuturnya bijak juga.

"Mari saya jelaskan disini." mengusap pelan di bahu dan mengajak John untuk duduk di kursi kerjanya.

Jihane yang masih relax terbaring ikut pula mendengarkan penjelasan tersebut.

"Jadi begini Pak John dan Ibu Jihane. Jika anda berdua mengharapkan keturunan anak kembar selain dari program yang tadi saya utarakan, dengan cara sering-sering makan makanan sumber karbo kompleks yang terdapat dari kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran. Sumber karbo dari umbi-umbian seperti ubi dan singkong juga bisa membantu rahim istri anda melepaskan sel telur lebih dari satu selama ovulasinya, dan itu dapat meningkatkan peluang untuk memiliki anak kembar, konsumsi makanan yang kaya karbohidrat kompleks juga dapat mencegah cacat lahir saraf pada bayi." John juga Jihane nampak serius sekali mendengarkannya.

Mine's Just Yours |EnD|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang