Sengaja di UP lagi sekarang karena takutnya nanti tidak akan sempet. Maaf juga kalau nanti belum bisa UP dulu selama beberapa hari atas kesibukanku ya... Mohon di maklumi 😀🙏
***
Jihane, sedari tiba di Jakarta memilih tinggal dirumah orang tuanya. Pemeriksaan dokter kembali dilakukan pada keadaan sikis Jihane atas rasa depresi berat yang sudah mengguncang mentalnya yang terlalu over dosis.
Syukurlah setidaknya sekarang jika waktunya jam makan tiba, Jihane mau disuapi makan sama ibunya meskipun hanya sedikit-sedikit saja yang bisa masuk.
Di dalam relung kalbu Jihane amat rindu kepada John, namun jika mengingat sifat tempramen John yang kini terasa meninggi saja, perasaannya seakan jadi membenci pada suaminya itu. Diantara cinta dan benci berembuk menjadi satu dalam hati Jihane kini.
Namun kekhawatiran dalam diri mengingat kondisi suaminya di Rusia sana terasa mengiris dihati Jihane. Sedang apakah dia sekarang? Bagaimana dia sekarang? Apakah dia makan? Apakah dia bisa tidur nyenyak? Apakah dia kedinginan? Apakah dia sedang sedih? Dan apakah dia sedang menangis? Pertanyaan demi pertanyaan itu berperang dalam otaknya memikirkan sang suami.
"Aku kangen kamu Sayang..." curah ringisnya. "Maaf aku gagal jagain calon bayi kita..." isak Jihane mengencang lagi dalam baringan lemahnya.
"Akhirnya Mama denger suara kamu lagi Ji." mengusap kelopak mata yang basah di belakang baringan miring putrinya. "Kamu harus kuat Sayang. Ini semua sudah kehendak dari Tuhan. Kita harus ikhlas..." tutur ibu Juliana yang melangkah dan duduk disamping baringan Jihane. "Kasian suamimu Nak jika dia tau keadaan kamu yang menangis terus seperti ini Sayang..." elus-elus sang ibu dikeningnya yang sesungguhnya beliaupun ikut kalut namun tak boleh diperlihatkan kepada Jihan atas perintah suaminya.
"Ji mau John cepat pulang Mam." keluhnya yang terdengar sedih sekali.
"Besok papa di dampingi Perdana Menteri Luar Negeri akan berangkat kesana Ji. Semoga aja John bisa pulang bareng sama papa." mendengar pernyataan tersebut bibir Jihane mampu tersenyum namun kemudian muram kembali.
"John pasti sedih sekali bayinya udah gak ada Mam. Ji yakin John bakal benci sama Ji karena Ji gak bisa jagain bayinya..." beralih sandaran Jihane bangun dan kembali bersandar kepala dipangkuan sang ibu.
"Kalian masih muda Sayang. Peluang kalian untuk bisa punya anak lagi masih sangat besar. Do'a Mama selalu bersama kalian Sayang..." Jihane mengecup telapak tangan ibunya lembut.
"Makasih Mam." curah Jihane penuh harap yang terbaik untuk hubungan rumah tangganya bersama John.
***
"Aku tau kamu pasti dateng Hunny..." ngigo bibir Jasmine dalam tidurnya bersama sunggingan ada di wajah pejam Jasmine.
"Aku akan dateng terus selama kamu belum move on dari aku Jeim..." gerayang sosok tubuh John Haque keluar dari dalam selimut di atas dada tubuh terbaring Jasmine.
"Mana aku bisa move on kalo kamu datengin aku terus tiap malem John..." wanita malang tersebut terus mengigo sendirian diatas kasurnya yang padahal tak ada sosok mendiang John Haque di atas tubuhnya dalam nyata.
Rapid Eye Movement, mungkin itu adalah salah satu dari penyebab kondisi tengah dialami seorang Jasmine. Saat telah memasuki tahapan tidur Rapid Eye Movement. Mata bergerak dengan cepat dalam keadaan tertutup, tekanan darah meningkat, jantung berdetak lebih cepat, dan gelombang aktivitas otaknya hampir sama dengan saat sedang terbangun. Bagi seseorang yang memiliki gangguan perilaku Rapid Eye Movement saat tidur berpotensi menimbulkan suara, seolah sedang berbicara dan melakukan aktivitas dalam mimpinya. Tak heran, kondisi ini bisa menjadi penyebab mereka mengingau juga bisa bergerak saat bermimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine's Just Yours |EnD|
RomanceKebucinan wanita cantik yang telah dinobatkan sebagai ratu kecantikan dunia. Namun sosoknya itu jatuh hati pada bodyguardnya sendiri dan rasa cintanya yang bucin parah tanpa tau bahwa sosok bodyguardnya itu sesungguhnya adalah berjenis kelamin perem...