3. Siapa?

17 1 0
                                    

Terlanjur kesal sampai dirinya menatap tajam si pelaku.

"Bocah ini lagi" umpatnya.

"Aduh maap banget teh saya disuruh lari" ujar bocah itu

Dirinya tetap menatap tajam dengan satu alis terangkat. Meneliti bocah itu dari bawah sampai atas, ah sepertinya murid baru.

"Lari maksudnya disuruh cepet buat minta tanda tangan OSIS"

"Siapa"

Suara,rendah, lirih dan lembut itu mengalun ditelinga keduanya, sampai beberapa orang lewat spontan berhenti untuk mendengar suaranya.

Sekitar menatap heran tapi dirinya acuh. Mungkin Karna dirinya jarang ngomong sekali ngomong heran semua.

Bocah itu juga sampai berkedip beberapa kali kemudian tersadar karna terlalu lama.

"Ah disuruh minta tanda tangan sama teteh yang namanya Binara kayaknya"

Terbalik, kini dirinya yang terkejut. Itu nama dirinya kan?

Bagaimana bisa si pemimpin apel PPDB mencantumkan namanya?, Sedangkan beberapa tahun ini dirinya tidak pernah di cantumkan dan sekarang malahan kebalik.

"Teh" sapanya

Terkejut,ngelamun lagi, kemudian dirinya kembali berjalan tanpa memperdulikan wajah masam bocah itu.

"Teteh tau ngga"

"Itu gue" singkat penuh tekanan.

"Maap teh, sebelumnya saya ngga tau kalo itu teteh"

"Jadi"

"Kenalin nama saya Prarama Sae winjaya dari grup 2 ditugaskan untuk meminta tanda tangan teh Binara"

Ucapan tegas beda seperti tadi dan juga sikap siap. Tidak ada unsur bercanda atau semacamnya yang ada hanya serius.

Bola mata hazel itu memandang bola mata biru,miliknya dengan tatapan serius.

"Baik saya terima"

Kemudian bocah itu mengulurkan kertas dan pena.

Tidak sampai 5 menit tanda tangan itu jadi, kemudian dirinya berbalik untuk melanjutkan langkahnya.

Baru beberapa langkah, dirinya dipanggil lagi

"Teh, nuhun ya nanti airpods saya ganti"

Acuh lagi, tanpa mengangguk dan terus berjalan dengan tangan kanan yang meremas airpods hitam yang rusak.

"Maafin gue" bisiknya lirih.

Sedangkan dibelakang, bocah itu terus menatap punggung kecil dengan pandangan yang terus berganti dengan kertas kecil berisi tanda tangan.

Sedangkan dibelakang, bocah itu terus menatap punggung kecil dengan pandangan yang terus berganti dengan kertas kecil berisi tanda tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sastra Binara Dinanta" bayinya sambil tersenyum tipis.














Jangan lupa baca ya follow juga.
Saya butuh dukungan kalian sebagai rasa timbal balik
Terimakasih.

Binara (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang