10. Senyum ke Rama ini?

6 1 0
                                    

Masih di RS, ditemani warga. Anggota OSIS kesini besok sedangkan pak Joko dalam perjalanan ke RS.

Binara, gadis itu masih ditangani dokter. Sudah sekitar 1 jam tapi tidak beres juga. Warga khawatir.

kemudian suara langkah kaki tergesa terdengar. Itu pak joko, berjalan tergesa dengan seragam satpam yang lusuh.

Semua warga pamit, dirinya sekarang sendiri. Sekarang pukul setengah 12. Dirinya berjalan ke arah mushola untuk menjalankan solat isya sambil berdoa untuk Binara.

"Ya Allah hamba mohon, selamatkan Binara lancarkan semuanya dan sembuhkan lah dirinya,aamiin" gumamnya berdoa.

Kembali kedalam ruang tunggu IGD , kemudian dokter keluar.

"Gimana dok" pak Joko bertanya

"Kondisinya baik, tapi benturan kepala nya mengeluarkan banyak darah dan tangan kirinya mengalami cedera tapi sudah kami obati. Untuk kepala tidak seserius itu udah kami jahit dan Alhamdulillah semua baik baik saja sekarang"

"Alhamdulillah terimakasih dok"

Dokter itu mengangguk kemudian berjalan ke arah lain. Pak Joko masuk dan duduk dikursi dekat brankar.

Binara, gadis itu kini terbaring lemah di brankar. Dengan kondisi kepala yang diperban dan tangan kiri yang di gips.

Pak Joko bangkit, menuju sofa berukuran besar diruangan itu. Ah iya Binara sudah dipindahkan diruangan inap.

Pagi ini dirumah sakit masih sepi. Kedua orang beda genre itu masih memejamkan matanya.

Kemudian,manik mata biru mulai membuka matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke netranya.

Seingatnya dirinya melayang dan gelap,tidak ingat apapun setelahnya.

Kemudian bergerak sekitar dan menemukan pria paruh baya yang sedang tertidur di sofa besar.

Itu pak Joko, dan gadis bermanik mata biru itu Binara.

Binara tersenyum melihatnya kemudian dirinya berusaha duduk dan bersandar di kepala brankar.

Mata pak Joko terbuka, dan terkejut karna melihat Binara yang sudah siuman.

"Neng kapan sadarnya"

"Barusan"

"Alhamdulillah,yaudah kalo gitu bapak balik kesekolah ya" pamitnya dibalas anggukan dan ucapan terimakasih.

Sunyi, ruangan itu hanya terisi olehnya sendirian. Hanya ada perawat yang masuk mengantar makanan dan kemudian mengganti perban dikepala.

Tapi, menjelang siang ruangan kini ramai. Ada anggota OSIS yang menjenguknya. Semua berceloteh dan Binara hanya diam.

Disusul beberapa perwakilan murid baru yang datang. Ada Rama.

Mereka berkunjung sampai ashar karna masih banyak kegiatan yang harus dilakukan. Anggota OSIS dan murid baru pamit pulang, tidak terkecuali,Rama.

Rama duduk didekat brankar, melihat Binara yang kini tengah memakan potongan melon yang sudah dikupas.

"Teh" hanya menoleh menatap Rama

"Sakit ngga" kali ini tidak ada jawaban.

Setelah dirasa cukup untuk makan, dirinya meletakan piring di meja samping brankar di bantu Rama.

"Balik aja" ujar Binara.

"Nanti udah izin, tenang aja"

Keduanya diam, entah kenapa rasanya sedikit canggung. Rama yang biasanya berbicara terus kini diam.

Binara (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang