32. Date and Spy (1/2)

585 118 73
                                    

32. Date and Spy (1/2)
____________________

    "Kami pulang!"

Rise berjalan lebih dahulu menghampiri dua bungsu rumah ini. Menatap penuh minat raut berlawanan dengan dua adik kecilnya.

"Kalian kenapa?"

Cendana bangkit dari duduknya. Menerima bungkusan dari Rise. Lalu mempersilahkan sang kakak duduk dengan wajah cerah.

"Kakak dari mana?" Jian dengan wajah kesal- menuangkan air dan menyodorkan gelas minum ke Rise. "Sama dua penghuni Ujung Kulon lagi-" dengusnya bergumam.

Rise terkekeh. Mengusak pelan rambut Jian yang sedikit lebih panjang dari sebelumnya.

"Ga boleh gitu ganteng." Gumamnya disertai senyum lebut kesukaan Jian. Jian mengangguk.

"Ini kenapa cemberut?" Mencubit pipi sang adik yang dibalas rintihan pemuda itu. "Gantengnya ilang kalo cemberut sayang."

Jantung aman Ji?

Jian mendengus. Melepas cubitan dan menyembunyikan wajahnya yang bersiap memerah malu tidak tahu tempat. Yang tentu saja menuai decihan ejekan dari sosok Cendana. Idih idih.

"Ini gantengnya kakak kenapa Cen? Mana belum mandi lagi." Ejeknya. "Dia grogi kak- mau kencan besok."

"Kencan?"

"WOYY!" Pekik Jian menyela. Melotot ke arah Cendana tidak terima- aksi dua bungsu itu jelas tidak luput dari pandangan para anak NEO dan Tian yang baru pulang kerja.

"Lu nyebar hoax aja ya njing." Dengusnya. "Ga ada yang kencan. Hoax itu -" ralat Jian panik ke arah Rise.

"Idih- ga bohong kak. Besok kencan ke dufan kak-" perkataan Cendana langsung berhenti saat Jian bangun dan berniat mengejarnya. Pemuda bermata sipit itu dengan cepat bersembunyi di belakang Rise. Memeletkan lidah ke arah Jian.

"Kak minggir kak-"

"Apa sih Ji? Bagus ciee- yang mau nge-date~" goda Rise dengan ekspresi mengejek yang tentu disambut lesu Jian.

"Apaan kak?! Kakak percaya dia?"

"Iya dong. Cendana ga boong ya dek ya?" Tanyanya tanpa berbalik yang diangguki semangat Cendana.

"Iya dong kak."

"Udah jangan merengut. Kaka bantu pilihin baju biar besok ganteng~" Rise berjalan cepat dan bahkan berlari menaiki tangga untuk menuju kamar Jian. Kini ketiganya seperti 3 babi yang berlarian sambil berteriak.

"Ini peternakan siapa dah lepas- astaga-" komentar Henderich melihat ketiganya bak anak tk berlarian.


🍀🍀🍀

Kabar Jian kencan berhembus kencang tidak hanya ke grup anak lanang NEO- tapi juga ke grup keluarga Sungkara. Sebut saja Rise yang terlampau semangat berbagi cerita ke si sulung Sungkara yang kini sibuk menyindirnya di grup GENTLEMAN SUNGKARA.

Gentleman Sungkara (3)

Jaidi nak pungut
Cie cie
Cie yang udah mup on
Cie
Cie

Sumber duid
Ap nich
Pp ktinggln kbr ap

Jaidi nak pungut
Pa tolong ya
Itu ga ada huruf a dan e kah-

Sumber duid
Yaelah ngab
Bapak lo ini cuma niru
ketikan pak rt...
Sewot bener..

Me
Lo diam ya bang

[2] Darling of the Neo'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang